A child engaging with educational flashcards and colorful stickers on a bed.

Apakah Kurikulum Tk Saat Ini Sudah Cukup Dalam Mengajarkan Calistung?

Kecukupan kurikulum TK saat ini dalam mengajar Calistung (membaca, menulis, dan aritmatika) menjadi bahan perdebatan. Sementara beberapa berpendapat bahwa kurikulum memberikan pengantar dasar untuk keterampilan ini, yang lain percaya itu gagal mempersiapkan anak-anak secara memadai untuk pendidikan dasar. Fokus kurikulum pada bermain dan membangun karakter sering meninggalkan celah dalam pengajaran Calistung formal, yang dapat menyebabkan tantangan ketika anak-anak beralih ke sekolah dasar, di mana keterampilan ini diharapkan lebih berkembang. Perbedaan ini telah menyebabkan berbagai intervensi dan adaptasi dalam konteks pendidikan yang berbeda.

Fokus dan Tantangan Kurikulum

  • Pembelajaran Berbasis Bermain: Kurikulum taman kanak-kanak di banyak daerah menekankan permainan dan pengembangan sosial daripada keterampilan akademik formal. Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa anak usia dini adalah periode kritis untuk perkembangan sosial dan emosional, dan bahwa keterampilan akademik harus diperkenalkan secara bertahap (Nasir, 2018) (Yulisar et al., 2020).
  • Perbedaan dengan Harapan Dasar: Seringkali ada ketidakcocokan antara kurikulum taman kanak-kanak dan harapan sekolah dasar, yang mengharuskan siswa memiliki tingkat kemahiran tertentu dalam Calistung. Hal ini dapat menciptakan tekanan pada taman kanak-kanak untuk memperkenalkan keterampilan ini lebih awal dari yang dimaksudkan (Juliantara, 2022).
  • Tekanan Orang Tua dan Kelembaga: Banyak taman kanak-kanak, terutama di daerah perkotaan, menghadapi tekanan dari orang tua dan institusi untuk mengajar Calistung dengan lebih ketat, yang mengarah ke kurikulum yang mungkin tidak selaras dengan praktik terbaik perkembangan (Nasir, 2018) (Juliantara, 2022).

Intervensi dan Inovasi

  • Program Tambahan: Program seperti Kampus Pengajaran di Indonesia telah dilaksanakan untuk mendukung pembelajaran Calistung melalui pendampingan dan pelatihan, menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan keterampilan siswa (Fitriyani & Hadiapurwa, 2023).
  • Integrasi Teknologi: Penggunaan alat dan aplikasi digital telah dieksplorasi sebagai sarana untuk meningkatkan pembelajaran Calistung. Penelitian telah menunjukkan bahwa mengintegrasikan teknologi dapat mengarah pada peningkatan keterampilan siswa, sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan nilai tes setelah penggunaan aplikasi pendidikan (“Reading, Writing, and Counting (Calistung) Application for Early Childhood”, 2022).
  • Pengembangan Kurikulum Formal: Beberapa daerah, seperti Divisi Sekolah Cahaya Utara di Alberta, telah mengembangkan kurikulum membaca formal untuk taman kanak-kanak, yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara harapan taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Inisiatif ini telah menunjukkan harapan dalam mengurangi kesenjangan pembelajaran dan meningkatkan literasi awal (Joyce et al., 2003).

Perspektif Komparatif

  • Praktik Uni Eropa: Sebaliknya, kurikulum taman kanak-kanak di beberapa negara Eropa dirancang untuk mendukung literasi awal melalui lingkungan yang kaya cetakan dan pembelajaran berbasis permainan, yang dipandang efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis tanpa instruksi formal (Tafa, 2008).
  • Standar Perkembangan: Kerangka kurikulum di beberapa daerah selaras dengan standar perkembangan yang menekankan pendekatan berbasis kompetensi, dengan fokus pada perkembangan anak holistik daripada hanya pada keterampilan akademis (Keçi, 2022).

Sementara kurikulum taman kanak-kanak saat ini mungkin tidak sepenuhnya membekali anak-anak dengan keterampilan Calistung, berbagai intervensi dan adaptasi sedang dieksplorasi untuk mengatasi kesenjangan ini. Perdebatan berlanjut tentang keseimbangan antara pembelajaran berbasis permainan dan pengajaran akademik formal dalam pendidikan anak usia dini. Efektivitas pendekatan ini bervariasi di berbagai konteks pendidikan, menyoroti kebutuhan akan solusi yang disesuaikan yang mempertimbangkan kebutuhan dan harapan lokal.

Nasir, A. (2018). Polemik CALISTUNG untuk Anak Usia Dini (Telaah Konsep Development Approriate Practice). https://doi.org/10.21043/THUFULA.V6I2.4759
Yulisar, N. A., Hibana, H., & Zubaedah, S. (2020). Pembelajaran Calistung: Peningkatkan Perkembangan Kognitif pada Kelompok B di TK Angkasa Tasikmalaya. https://doi.org/10.14421/JGA.2020.17-30
Juliantara, M. M. (2022). Power relations in calistung learning in tk/ra and sd/mi curriculum in south kuta district. E-Journal of Cultural Studies. https://doi.org/10.24843/cs.2022.v15.i04.p05
Fitriyani, F., & Hadiapurwa, A. (2023). Calistung assistance and training students through the Program Kampus Mengajar. Deleted Journal. https://doi.org/10.17509/dedicated.v1i2.59831
Reading, Writing, and Counting (Calistung) Application for Early Childhood. (2022). Indonesian Journal Of Teaching In Science.
Joyce, B., Hrycauk, M., & Calhoun, E. (2003). Learning to Read in Kindergarten: Has Curriculum Development Bypassed the Controversies?: Phi Delta Kappan. https://doi.org/10.1177/003172170308500207
Tafa, E. (2008). Kindergarten reading and writing curricula in the European Union. Literacy. https://doi.org/10.1111/J.1741-4369.2008.00492.X
Keçi, V. (2022). The Curriculum Referred to Development and Learning Standards and the Correlation Between Them. Interdisciplinary Journal of Research and Development. https://doi.org/10.56345/ijrdv9n1s103
Scroll to Top