Hubungan antara hiperaktif dan kecerdasan anak itu kompleks dan tidak mudah. Hiperaktif, sering dikaitkan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), tidak secara inheren berkorelasi dengan tingkat kecerdasan. Sementara beberapa anak dengan ADHD mungkin menunjukkan kecerdasan tinggi, yang lain mungkin memiliki IQ rata-rata atau di bawah rata-rata. Interaksi antara hiperaktif dan kecerdasan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tuntutan kognitif, keadaan emosi, dan kondisi sosial ekonomi. Hubungan bernuansa ini menunjukkan bahwa hiperaktif tidak selalu berhubungan langsung dengan kecerdasan anak.
Hiperaktif dan Tuntutan Kognitif
- Hiperaktif pada anak-anak, terutama mereka dengan ADHD, dapat menjadi respons terhadap tuntutan kognitif yang tinggi daripada cerminan langsung dari kecerdasan. Penelitian telah menunjukkan bahwa perilaku hiperaktif dapat meningkat selama tugas yang membutuhkan penghambatan kognitif yang signifikan, menunjukkan mekanisme kompensasi daripada defisit kecerdasan (Burley et al., 2021).
- Kehadiran hiperaktif tidak selalu menyiratkan kecerdasan yang lebih rendah. Anak-anak dengan ADHD dapat memiliki kecerdasan normal atau bahkan tinggi, tetapi mereka mungkin berjuang dengan tugas-tugas yang membutuhkan perhatian berkelanjutan dan kontrol kognitif (Tang, 2024).
ADHD dan Korelasi Kecerdasan
- Penelitian menunjukkan hubungan multifaset antara ADHD dan kecerdasan, dengan tingkat kecerdasan pada anak-anak dengan ADHD mulai dari di bawah rata-rata hingga superior. Variabilitas ini menunjukkan bahwa hiperaktif bukanlah indikator kecerdasan yang andal (Zhang et al., 2023).
- Studi poligenik telah menunjukkan bahwa faktor genetik yang terkait dengan ADHD tidak selalu berkorelasi dengan kecerdasan, lebih lanjut mendukung gagasan bahwa hiperaktif dan kecerdasan adalah sifat yang berbeda (Santangelo et al., 2023).
Profil Kognitif dalam ADHD
- Anak-anak dengan ADHD, terlepas dari tingkat kecerdasannya, sering menunjukkan profil kognitif serupa yang ditandai dengan defisit dalam perhatian dan kontrol impuls. Defisit ini tidak dimoderasi oleh kecerdasan, menunjukkan bahwa hiperaktif dan tantangan kognitif pada ADHD tidak terkait langsung dengan tingkat kecerdasan (Cadenas et al., 2020).
- Studi konektivitas fungsional telah menunjukkan bahwa interaksi jaringan otak yang terkait dengan hiperaktif dan impulsif pada ADHD tidak berkorelasi langsung dengan IQ, menunjukkan bahwa hiperaktif tidak secara inheren terkait dengan kecerdasan (Park et al., 2016).
Penyesuaian dan Kecerdasan Kelas
- Studi tentang penyesuaian kelas telah menemukan bahwa hiperaktif dan kecerdasan adalah variabel independen, tanpa efek interaksi yang signifikan pada perilaku kelas. Kemandirian ini lebih lanjut mendukung gagasan bahwa hiperaktif tidak selalu terkait dengan kecerdasan (Arora, 2013).
Meskipun hiperaktif tidak selalu terkait dengan kecerdasan anak, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas di mana perilaku ini terjadi. Faktor-faktor seperti keadaan emosi, tuntutan kognitif, dan status sosial ekonomi dapat mempengaruhi hiperaktif dan kinerja kognitif. Memahami dinamika ini dapat membantu dalam mengembangkan intervensi yang dipersonalisasi untuk anak-anak dengan ADHD, dengan fokus pada kekuatan dan tantangan kognitif unik mereka.