Apakah Hiperaktif Sama Dengan ADHD?

Apakah Hiperaktif Sama Dengan ADHD?

Hiperaktivitas dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah konsep yang terkait tetapi berbeda. Hiperaktif adalah gejala yang ditandai dengan gerakan berlebihan dan kegelisahan, sering diamati pada individu dengan ADHD. Namun, ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang lebih luas yang mencakup berbagai gejala, termasuk kurangnya perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Sementara hiperaktif adalah fitur inti dari ADHD, itu tidak identik dengan gangguan itu sendiri. Hubungan antara hiperaktif dan ADHD sangat kompleks, melibatkan berbagai faktor neurobiologis, kognitif, dan lingkungan.

Hiperaktif sebagai Gejala ADHD

  • Hiperaktif adalah salah satu gejala inti ADHD, di samping kurangnya perhatian dan impulsif. Hal ini ditandai dengan aktivitas motorik yang berlebihan, seperti gelisah, ketidakmampuan untuk tetap duduk, dan berlari atau memanjat dalam situasi yang tidak pantas (“Attention Deficit-Hyperactive Disorder (ADHD): From Abnormal Behavior to Impairment in Synaptic Plasticity”, 2023) (Frank-Briggs, 2015).
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa hiperaktif pada ADHD dapat memiliki peran fungsional, berpotensi membantu meningkatkan hipogairah kortikal prefrontal dan meningkatkan fungsi eksekutif pada anak-anak dengan ADHD (Hoy et al., 2024).
  • Hiperaktif tidak selalu ada pada semua individu dengan ADHD, dan ekspresinya dapat bervariasi tergantung pada tuntutan lingkungan dan beban kognitif (Kofler et al., 2016).

Aspek Neurobiologis dan Kognitif

  • ADHD dikaitkan dengan kelainan neuroanatomi, seperti berkurangnya volume di neokorteks dan hippocampus, yang juga diamati pada gangguan neuropsikiatri lainnya (“Attention Deficit-Hyperactive Disorder (ADHD): From Abnormal Behavior to Impairment in Synaptic Plasticity”, 2023) (Ugarte et al., 2023).
  • Gangguan kognitif, terutama dalam fungsi eksekutif, sering terjadi pada ADHD. Gangguan ini dapat bermanifestasi sebagai kesulitan dalam mengatur perhatian, perilaku, dan emosi, yang dapat berkontribusi pada perilaku hiperaktif (Mota et al., 2023) (Burley et al., 2021).
  • Hiperaktif pada ADHD mungkin merupakan respons kompensasi terhadap tuntutan kognitif yang tinggi, karena sering diamati selama tugas yang membutuhkan penghambatan kognitif yang signifikan dan fungsi eksekutif (Burley et al., 2021) (Kofler et al., 2016).

Pertimbangan Lingkungan dan Diagnostik

  • Ekspresi hiperaktif pada ADHD dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti tingkat tuntutan fungsi kognitif dan eksekutif. Ini menunjukkan bahwa hiperaktif bukanlah fitur ADHD yang ada di mana-mana melainkan bergantung pada konteks (Kofler et al., 2016).
  • Diagnosis dan pemahaman ADHD telah berkembang dari waktu ke waktu, dengan perdebatan seputar peran faktor biologis versus lingkungan dalam etiologinya. Hiperaktif telah menjadi titik fokus dalam diskusi ini, menyoroti perlunya pemahaman bernuansa tentang perannya dalam ADHD (Smith, 2012) (Smith, 2012).

Perspektif Alternatif

Sementara hiperaktif adalah aspek penting dari ADHD, penting untuk menyadari bahwa ADHD adalah gangguan multifaset dengan presentasi yang beragam. Tidak semua individu dengan ADHD menunjukkan hiperaktif, dan beberapa mungkin terutama mengalami kurangnya perhatian atau impulsif. Selain itu, hiperaktif dapat terjadi dalam konteks lain dan tidak eksklusif untuk ADHD. Memahami konteks ADHD yang lebih luas, termasuk dimensi neurobiologis, kognitif, dan lingkungannya, sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan manajemen yang efektif. Perspektif ini menekankan pentingnya pendekatan individual untuk pengobatan dan pertimbangan berbagai faktor yang berkontribusi pada manifestasi gangguan tersebut.

Attention Deficit-Hyperactive Disorder (ADHD): From Abnormal Behavior to Impairment in Synaptic Plasticity. (2023). https://doi.org/10.20944/preprints202306.2231.v1
Frank-Briggs, A. (2015). Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Journal of Pediatric Neurology. https://doi.org/10.3233/JPN-2011-0494
Hoy, B.-A., Bi, M., Lam, M., Krishnasamy, G., Abdalmalak, A., & Fenesi, B. (2024). Hyperactivity in ADHD: Friend or Foe? Brain Sciences. https://doi.org/10.3390/brainsci14070719
Kofler, M. J., Raiker, J. S., Sarver, D. E., Wells, E. L., & Soto, E. F. (2016). Is hyperactivity ubiquitous in ADHD or dependent on environmental demands? Evidence from meta-analysis. Clinical Psychology Review. https://doi.org/10.1016/J.CPR.2016.04.004
Ugarte, G., Piña, R., Contreras, D., Godoy, F., Alarcón, D., Rozas, C., Zeise, M. L., Vidal, R., Escobar, J., & Morales, B. (2023). Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD): From Abnormal Behavior to Impairment in Synaptic Plasticity. Biology. https://doi.org/10.3390/biology12091241
Mota, L. M. Q. P., Menezes, C. E. de S., Costa, N. M. G. B. D., Torres, Y., & Marçal, E. (2023). Attention deficit disorder with hyperactivity: comparative analysis of executive functions between genres based on neurofeedback training. Observatorio de La Economía Latinoamericana. https://doi.org/10.55905/oelv21n11-005
Burley, D. T., Anning, K. L., & Goozen, S. H. M. V. (2021). The association between hyperactive behaviour and cognitive inhibition impairments in young children. Child Neuropsychology. https://doi.org/10.1080/09297049.2021.1976128
Smith, M. (2012b). Hyperactive: The Controversial History of ADHD.
Smith, M. (2012a). Hyperactive : a history of ADHD.
Scroll to Top