family, beach, child, toddler, mother, father, nature, parenthood, childhood, love, holiday, vacation, sea, ocean, shore, seashore, sand, sandy beach, family, family, family, family, family

Apakah Hiperaktif Hanya Masalah Perhatian?

Pertanyaan apakah hiperaktif hanyalah masalah perhatian itu kompleks dan beragam. Hiperaktif, terutama dalam konteks Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), sering terkait dengan defisit perhatian, tetapi tidak hanya dapat direduksi menjadi defisit perhatian. ADHD ditandai dengan kombinasi kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif, yang dapat bermanifestasi dalam berbagai cara dan berdampak pada area fungsi yang berbeda. Hubungan antara hiperaktif dan perhatian bernuansa, melibatkan komponen perilaku dan neurobiologis.

Hiperaktif dan Perhatian pada ADHD

  • Penghambatan dan Perhatian Perilaku: Penelitian menunjukkan bahwa hiperaktif pada ADHD mungkin terkait dengan defisit dalam penghambatan perilaku daripada proses perhatian murni. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD menunjukkan tingkat aktivitas yang lebih tinggi di berbagai tugas, menunjukkan bahwa hiperaktif bukan semata-mata produk sampingan dari tuntutan perhatian tetapi mungkin juga melibatkan defisit penghambatan (Alderson et al., 2012).
  • Dukungan Neurobiologis: ADHD dikaitkan dengan disregulasi di sirkuit kortiko-striato-thalamo-kortikal, mempengaruhi pensinyalan dopamin dan norepinefrin. Disregulasi ini berkontribusi pada kurangnya perhatian dan hiperaktif, menunjukkan bahwa gejala-gejala ini saling berhubungan pada tingkat neurobiologis (“Attention Deficit Hyperactivity Disorder”, 2022) (Chaaya & Khoury, 2019).
  • Mekanisme Kompensasi: Beberapa model mengusulkan bahwa hiperaktif dapat melayani fungsi kompensasi, memfasilitasi fungsi neurokognitif pada anak-anak dengan ADHD. Misalnya, peningkatan aktivitas motorik telah dikaitkan dengan peningkatan kinerja memori kerja pada anak-anak dengan ADHD, menunjukkan bahwa hiperaktif mungkin memainkan peran fungsional daripada murni merugikan (Sarver et al., 2015).

Hiperaktif Di Luar Perhatian

  • Komorbiditas dan Diagnosis Diferensial: ADHD sering hidup berdampingan dengan gangguan lain, seperti gangguan perilaku, ketidakmampuan belajar, dan gangguan mood, mempersulit hubungan antara hiperaktif dan perhatian. Tingkat komorbiditas yang tinggi menyoroti perlunya diagnosis banding yang cermat untuk membedakan ADHD dari kondisi lain dengan gejala yang tumpang tindih (Spreen et al., 1995).
  • Dampak pada Pembelajaran dan Fungsi Sosial: Hiperaktif, bersama dengan defisit perhatian, secara signifikan mempengaruhi pembelajaran dan interaksi sosial. Siswa dengan ADHD mungkin menghadapi tantangan seperti kesulitan berkonsentrasi, impulsif, dan gerakan berlebihan, yang dapat menghambat kinerja akademik dan hubungan teman sebaya (Alsaied, 2024).

Perspektif yang Lebih Luas tentang Hiperaktif

Sementara hiperaktif terkait erat dengan proses perhatian, itu bukan semata-mata masalah perhatian. Interaksi antara hiperaktif, perhatian, dan faktor kognitif dan perilaku lainnya menunjukkan gambaran yang lebih kompleks. Hiperaktif juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kecenderungan genetik, yang berkontribusi pada variabilitas bagaimana ADHD bermanifestasi antar individu (Chaaya & Khoury, 2019) (Gonon et al., 2010). Memahami hiperaktif membutuhkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan dimensi neurobiologis dan psikososial ADHD.

Alderson, R. M., Rapport, M. D., Kasper, L. isa J., Sarver, D. E., & Kofler, M. J. (2012). Hyperactivity in boys with attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD): the association between deficient behavioral inhibition, attentional processes, and objectively measured activity. Child Neuropsychology. https://doi.org/10.1080/09297049.2011.631905
Attention Deficit Hyperactivity Disorder. (2022). https://doi.org/10.1016/b978-0-12-820472-6.00164-x
Chaaya, R., & Khoury, D. E. (2019). Attention-Deficit and Hyperactivity Disorder: A Disorder or a Fraud? Global Journal of Health Science. https://doi.org/10.5539/GJHS.V11N5P100
Sarver, D. E., Rapport, M. D., Kofler, M. J., Raiker, J. S., & Friedman, L. M. (2015). Hyperactivity in attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD): impairing deficit or compensatory behavior? Journal of Abnormal Child Psychology. https://doi.org/10.1007/S10802-015-0011-1
Spreen, O., Risser, A. H., & Edgell, D. (1995). Attention Disorders and Hyperactivity. https://doi.org/10.1093/oso/9780195067361.003.0023
Alsaied, M. A. (2024). Attention deficit and hyperactivity and its relationship with learning difficulties among university students. Edelweiss Applied Science and Technology. https://doi.org/10.55214/25768484.v8i6.3585
Gonon, F., Guilé, J.-M., & Cohen, D. (2010). Le trouble déficitaire de l’attention avec hyperactivité : données récentes des neurosciences et de l’expérience nord-américaine. Neuropsychiatrie De L’enfance Et De L’adolescence. https://doi.org/10.1016/J.NEURENF.2010.02.004
Scroll to Top