Happy baby wearing a green shirt being tossed in the air on a sunny day in the park.

Apakah Hiperaktif Bisa Sembuh Total?

Pertanyaan apakah hiperaktif dapat disembuhkan sepenuhnya adalah kompleks dan beragam, melibatkan berbagai pendekatan pengobatan dan hasil jangka panjang. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa sementara hiperaktif, sering dikaitkan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dapat dikelola secara efektif melalui kombinasi perawatan, penyembuhan lengkap tetap sulit dipahami. Manajemen hiperaktif biasanya melibatkan intervensi farmakologis, terapi perilaku, dan modifikasi gaya hidup, masing-masing dengan serangkaian manfaat dan keterbatasannya sendiri.

Perawatan Farmakologis

  • Obat stimulan, seperti amfetamin, biasanya diresepkan untuk mengelola gejala hiperaktif. Obat-obatan ini telah terbukti mengurangi hiperaktif secara efektif tetapi dianggap paliatif daripada kuratif, mengatasi gejala daripada kondisi yang mendasarinya (Glow, 1981) (Axelrod & Bailey, 1979).
  • Obat non-stimulan, seperti imipramine, juga telah digunakan dengan beberapa keberhasilan, menunjukkan peningkatan perilaku, meskipun mereka datang dengan efek samping potensial seperti anoreksia dan insomnia (Waizer et al., 1974).
  • Kekhawatiran tentang pemberian stimulan yang berlebihan dan efek jangka panjangnya pada pertumbuhan dan perkembangan tetap ada, menyoroti perlunya pengelolaan dan pemantauan yang cermat (Burckhardt & Mullis, 2015).

Intervensi Perilaku dan Pendidikan

  • Perawatan perilaku telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perilaku hiperaktif, seringkali dalam waktu singkat. Intervensi ini berfokus pada modifikasi perilaku melalui strategi penguatan dan telah terbukti efektif baik dalam pengaturan klinis maupun rumahan (Bidder et al., 1978).
  • Strategi pendidikan ditekankan sebagai alternatif pengobatan, menunjukkan bahwa perilaku hiperaktif dapat dikelola melalui lingkungan belajar terstruktur dan pendekatan pendidikan yang disesuaikan (Axelrod & Bailey, 1979).
  • Terlepas dari efektivitasnya, intervensi perilaku tidak dianggap kuratif, karena manfaatnya biasanya tidak bertahan di luar periode perawatan (Glow, 1981) (Houlihan & Houten, 1989).

Modifikasi Diet dan Gaya Hidup

  • Intervensi diet, seperti diet Feingold, yang menghilangkan aditif buatan, telah menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa subset anak-anak hiperaktif mungkin mendapat manfaat dari perubahan pola makan tersebut, meskipun bukti konklusif kurang (Williams & Cram, 1978).
  • Studi terbaru menunjukkan bahwa menghilangkan pewarna makanan tertentu dan pengawet dapat mengurangi perilaku hiperaktif pada beberapa anak, menunjukkan peran potensial untuk manajemen diet dalam kasus-kasus tertentu (Kemp, 2008).

Hasil dan Perspektif Jangka Panjang

  • Studi jangka panjang menunjukkan bahwa sementara gejala hiperaktif dapat berkurang seiring bertambahnya usia, mereka sering tidak hilang sepenuhnya. Gejala sisa dapat menyebabkan tantangan adaptif pada masa remaja dan dewasa, menggarisbawahi pentingnya diagnosis dini dan intervensi (Ch & Sf, 1999).
  • Heterogenitas anak-anak hiperaktif menunjukkan bahwa pendekatan satu ukuran yang cocok untuk semua tidak memadai. Rencana pengobatan harus disesuaikan secara individual, dengan mempertimbangkan kebutuhan spesifik dan tanggapan setiap anak (Houlihan & Houten, 1989).

Sementara perawatan saat ini dapat secara signifikan mengelola gejala hiperaktif, gagasan penyembuhan lengkap tetap menantang. Kondisi ini sering dipandang sebagai sifat daripada penyakit, menunjukkan bahwa manajemen daripada pemberantasan adalah tujuan realistis (Glow, 1981). Perspektif ini menekankan pentingnya pendekatan komprehensif yang mencakup intervensi medis, perilaku, dan gaya hidup yang disesuaikan dengan kebutuhan individu setiap anak.

Glow, R. A. (1981). Treatment Alternatives for Hyperactive Children — a Comment on ‘“Problem Children” and Stimulant Drug Treatment.’ Australian and New Zealand Journal of Psychiatry. https://doi.org/10.3109/00048678109159421

Axelrod, S., & Bailey, S. L. (1979). Drug treatment for hyperactivity: controversies, alternatives, and guidelines. Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/001440297904500708

Waizer, J., Hoffman, S. P., Polizos, P., & Engelhardt, D. M. (1974). Outpatient treatment of hyperactive school children with imipramine. American Journal of Psychiatry. https://doi.org/10.1176/AJP.131.5.587

Burckhardt, M.-A., & Mullis, P. (2015). Hyperactivité: une taille définitive réduite? Forum Médical Suisse. https://doi.org/10.4414/FMS.2015.02228

Bidder, R. T., Gray, O. P., & Newcombe, R. (1978). Behavioural treatment of hyperactive children. Archives of Disease in Childhood. https://doi.org/10.1136/ADC.53.7.574

Houlihan, M., & Houten, R. V. (1989). Behavioral treatment of hyperactivity: a review and overview. Education and Treatment of Children.

Williams, J. I., & Cram, D. M. (1978). Diet in the management of hyperkinesis: a review of the tests of Feingold’s hypotheses. Canadian Psychiatric Association Journal. https://doi.org/10.1177/070674377802300408

Kemp, A. S. (2008). Food additives and hyperactivity. BMJ. https://doi.org/10.1136/BMJ.39582.375336.BE

Ch, T., & Sf, G. (1999). (Long-term outcome studies of hyperactive children: literature review). Kaohsiung Journal of Medical Sciences.

Scroll to Top