A joyful child with vibrant face paint and hands, expressing happiness and creativity.

Apakah Gula Dan Makanan Manis Benar-Benar Bisa Membuat Anak Lebih Hiperaktif?

Pertanyaan apakah gula dan makanan manis membuat anak-anak lebih hiperaktif telah menjadi topik perdebatan selama beberapa dekade. Sementara banyak orang tua dan pendidik percaya pada apa yang disebut “gula tinggi,” bukti ilmiah tidak secara konsisten mendukung gagasan ini. Penelitian menunjukkan bahwa gula tidak secara langsung menyebabkan hiperaktif pada anak-anak, termasuk mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Namun, ada nuansa yang perlu dipertimbangkan, terutama mengenai pola makan dan populasi tertentu.

Gula dan Hiperaktif pada Populasi Umum

  • Beberapa penelitian, termasuk uji coba terkontrol secara acak, tidak menemukan hubungan langsung antara konsumsi gula dan peningkatan hiperaktif pada anak-anak. Studi-studi ini telah menunjukkan bahwa gula tidak mengganggu perhatian, meningkatkan perilaku hiperaktif, atau mengganggu fungsi kognitif pada anak-anak, apakah mereka dianggap sensitif terhadap gula atau tidak (Kramer, 2023) (Kanarek, 2009).
  • Keyakinan anekdotal tentang gula yang menyebabkan hiperaktif sering dikaitkan dengan harapan orang tua daripada efek fisiologis yang sebenarnya. Orang tua yang mengharapkan anak-anak mereka menjadi hiperaktif setelah mengonsumsi gula dapat menafsirkan perilaku normal sebagai hiperaktif (Kramer, 2023).

Gula dan ADHD

  • Sementara gula itu sendiri bukan penyebab langsung ADHD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan gula yang tinggi dapat memperburuk gejala pada anak-anak yang sudah didiagnosis dengan ADHD. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh potensi dampak gula pada keseimbangan neurotransmitter, terutama dopamin dan norepinefrin, yang sangat penting dalam gejala ADHD (Luh et al., 2023).
  • Sebuah studi kasus-kontrol menemukan bahwa pola diet tinggi makanan olahan dan permen dikaitkan dengan peningkatan risiko ADHD, menunjukkan bahwa kualitas diet secara keseluruhan, bukan gula saja, dapat mempengaruhi gejala ADHD (Yan et al., 2023).

Efek Jangka Panjang dari Konsumsi Gula

  • Konsumsi gula yang berlebihan dalam jangka panjang, terutama dimulai pada masa remaja, telah dikaitkan dengan hiperaktif yang persisten dan defisit neurokognitif di masa dewasa. Hal ini didasarkan pada penelitian pada hewan yang menunjukkan perubahan fungsi otak dan perilaku dengan diet tinggi gula, menunjukkan potensi dampak jangka panjang pada kesehatan manusia (Beecher et al., 2021).

Minuman Manis Gula dan Anak Usia Dini

  • Konsumsi minuman manis pada anak usia dini telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengembangkan ADHD di kemudian hari. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan makan awal mungkin memiliki implikasi jangka panjang untuk gangguan perkembangan saraf (Kim et al., 2024).

Pertimbangan Diet yang Lebih Luas

  • Peran gula dalam hiperaktif mungkin kurang tentang gula itu sendiri dan lebih tentang pola makan secara keseluruhan. Diet tinggi makanan olahan dan rendah nutrisi penting dapat berkontribusi pada masalah perilaku. Memastikan diet seimbang dengan nutrisi yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan perilaku yang optimal pada anak-anak (Kim & Chang, 2011)(Krummel et al., 1996).

Sementara keyakinan bahwa gula menyebabkan hiperaktif tetap ada, bukti ilmiah sebagian besar membantah klaim ini. Sebaliknya, fokusnya harus pada pola makan secara keseluruhan dan memastikan nutrisi seimbang. Untuk anak-anak dengan ADHD, mengelola gejala mungkin melibatkan mempertimbangkan faktor diet, tetapi gula saja bukanlah penyebabnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi interaksi kompleks antara diet, perilaku, dan perkembangan saraf.

Kramer, M. S. (2023). The “Hype” About Sugar and Children’s Behavior. https://doi.org/10.1007/978-3-031-46022-7_15
Kanarek, R. B. (2009). Does sucrose or aspartame cause hyperactivity in children. Nutrition Reviews. https://doi.org/10.1111/J.1753-4887.1994.TB01415.X
Luh, N., Putu, A., Yulantari, I., Putu, G., & Kusuma, M. (2023). High Sugar Intake Increases ADHD Symptoms. International Journal Of Public Health Excellence. https://doi.org/10.55299/ijphe.v3i1.513
Yan, W., Lin, S., Wu, D., Shi, Y., Dou, L., & Li, X. (2023). Processed Food–Sweets Patterns and Related Behaviors with Attention Deficit Hyperactivity Disorder among Children: A Case–Control Study. Nutrients. https://doi.org/10.3390/nu15051254
Beecher, K., Cooper, I. A., Wang, J., Walters, S. B., Chehrehasa, F., Bartlett, S. E., & Belmer, A. (2021). Long-Term Overconsumption of Sugar Starting at Adolescence Produces Persistent Hyperactivity and Neurocognitive Deficits in Adulthood. Frontiers in Neuroscience. https://doi.org/10.3389/FNINS.2021.670430
Kim, S.-J., Shin, J., Ryeong, H., Ha, E. K., Kim, J. H., & Han, M. Y. (2024). Consumption of sugar-sweetened beverages before 2 years of age and attention-deficit/hyperactivity disorder. Annals of Nutrition and Metabolism. https://doi.org/10.1159/000539458
Kim, Y., & Chang, H.-J. (2011). Correlation between attention deficit hyperactivity disorder and sugar consumption, quality of diet, and dietary behavior in school children. Nutrition Research and Practice. https://doi.org/10.4162/NRP.2011.5.3.236
Krummel, D. A., Seligson, F. H., & Ha, G. (1996). Hyperactivity: Is candy causal? Critical Reviews in Food Science and Nutrition. https://doi.org/10.1080/10408399609527717
Scroll to Top