Anak-anak dengan cerebral palsy (CP) sering mengalami gangguan sensorik yang secara signifikan dapat mempengaruhi kemampuan berhitung mereka. Masalah pemrosesan sensorik lazim pada anak-anak dengan CP dan dapat mempengaruhi berbagai fungsi kognitif dan motorik, yang sangat penting untuk mengembangkan keterampilan berhitung. Hubungan antara gangguan sensorik dan berhitung pada anak-anak dengan CP bersifat kompleks dan beragam, melibatkan berbagai komponen sensorik, kognitif, dan motorik.
Pemrosesan Sensorik dan Berhitung di CP
- Gangguan pemrosesan sensorik sering terjadi pada anak-anak dengan CP, mempengaruhi kemampuan mereka untuk menafsirkan dan merespons rangsangan sensorik. Gangguan ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif, termasuk keterampilan berhitung, dengan memengaruhi kemampuan anak untuk terlibat dengan dan memproses informasi numerik secara efektif (Mahesan et al., 2024) (Pavão & Rocha, 2017).
- Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan CP sering mengalami kesulitan dengan pemrosesan sensorik, yang dapat menyebabkan tantangan dalam keterampilan motorik dan tugas kognitif, termasuk berhitung. Misalnya, masalah pemrosesan proprioseptif dan vestibular lazim, yang dapat mempengaruhi kesadaran spasial dan, akibatnya, pemahaman numerik (Mahesan et al., 2024).
- Kerangka kognisi yang diwujudkan menunjukkan bahwa pengalaman sensorik dan motorik merupakan bagian integral dari perkembangan kognitif, termasuk berhitung. Kerangka kerja ini menyatakan bahwa masalah pemrosesan sensorik di CP dapat menghambat pengembangan kemampuan numerik dengan mengganggu integrasi informasi sensorik dan motorik yang diperlukan untuk tugas aritmatika (Rooijen et al., 2011).
Dampak Gangguan Sensorik pada Keterampilan Kognitif dan Motorik
- Gangguan sensorik pada CP terkait dengan defisit keterampilan motorik, yang penting untuk tugas-tugas yang memerlukan kontrol motorik halus, seperti menulis angka atau memanipulasi objek untuk menghitung. Defisit motorik ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kemampuan berhitung dengan membatasi kemampuan anak untuk terlibat dalam kegiatan yang mempromosikan pemahaman numerik (Youssef et al., 2024) (Park, 2016).
- Gangguan sensorik, seperti kesulitan dengan diskriminasi sentuhan dan propriosepsi, dapat secara langsung berdampak pada kemampuan untuk melakukan tugas numerik yang memerlukan penalaran spasial dan kuantitatif (Tachdjian & Minear, 1958) (Lesný et al., 2008).
- Gangguan kognitif, termasuk defisit memori kerja, juga terkait dengan masalah pemrosesan sensorik pada CP. Memori kerja sangat penting untuk menyimpan dan memanipulasi informasi numerik, dan kerusakannya dapat menyebabkan kesulitan dalam kinerja berhitung awal (Rooijen et al., 2016).
Gangguan Neurokognitif dan Sensorik
- Sebagian besar anak-anak dengan CP memiliki gangguan neurokognitif dan sensorik terkait, yang dapat mempengaruhi kinerja akademik mereka, termasuk berhitung. Gangguan ini sering hidup berdampingan dengan gangguan motorik, memperparah tantangan yang dihadapi oleh anak-anak ini dalam lingkungan belajar(Lagunju et al., 2015).
- Kehadiran beberapa defisit sensorik dan kognitif pada anak-anak dengan CP menunjukkan perlunya strategi intervensi komprehensif yang membahas pemrosesan sensorik dan perkembangan kognitif untuk meningkatkan hasil berhitung (Lagunju et al., 2015) (Brunner, n.d.).
Sementara gangguan sensorik pada anak-anak dengan CP dapat berdampak negatif pada kemampuan berhitung, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas dari gangguan ini. Masalah pemrosesan sensorik hanyalah salah satu aspek dari tantangan kompleks yang dihadapi oleh anak-anak dengan CP. Intervensi yang berfokus pada peningkatan integrasi sensorik dan keterampilan kognitif, seperti memori kerja, dapat membantu mengurangi beberapa kesulitan dalam berhitung. Selain itu, memahami profil sensorik dan kognitif spesifik anak-anak dengan CP dapat memandu strategi pendidikan yang dipersonalisasi untuk mendukung pembelajaran dan perkembangan mereka.