Kartu flash telah terbukti menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Penggunaan kartu flash, terutama dalam lingkungan pendidikan, telah dikaitkan dengan peningkatan signifikan dalam kemampuan membaca di antara anak-anak ini. Metode ini memanfaatkan rangsangan visual untuk meningkatkan pembelajaran dan retensi, membuatnya sangat cocok untuk anak-anak dengan tantangan kognitif. Bagian berikut akan menyelidiki temuan spesifik dari berbagai penelitian tentang efektivitas kartu flash untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Peningkatan Kemampuan Membaca
- Sebuah studi yang dilakukan di SLB Dharma Wanita Grogol Kediri menunjukkan bahwa metode flashcard secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan. Studi ini menggunakan desain pretest-posttest dan menemukan peningkatan penting dalam keterampilan membaca, dengan peningkatan peringkat rata-rata dari 4,50 menjadi 10,50, dan nilai signifikansi 0,006, menunjukkan efek kuat kartu flash pada kemampuan membaca (“Pengaruh Metode Flash Card terhadap Kemampuan Membaca dan Kreativitas Verbal pada Anak Tunagrahita Ringan”, 2023).
- Studi lain di SLBN Merangin menggunakan desain ABA untuk menilai dampak kartu flash pada keterampilan membaca awal. Intervensi menyebabkan peningkatan total dalam kemampuan membaca, dengan persentase respons yang benar meningkat dari 47% pada awal menjadi 100% pasca-intervensi (Nelly & Damri, 2022).
Keserbagunaan dan Kemampuan Beradaptasi
- Kartu flash telah terbukti efektif di berbagai pengaturan dan kondisi. Misalnya, sebuah penelitian yang melibatkan kata-kata penglihatan yang direferensikan komunitas menemukan bahwa kartu flash, bersama dengan metode lain, memfasilitasi akuisisi cepat dan generalisasi keterampilan membaca pada siswa dengan keterbelakangan mental (Cuvo & Klatt, 1992).
- Penggunaan kartu flash Instruksi Langsung (DI) juga efektif dalam meningkatkan pengetahuan kata penglihatan dan membaca bagian di antara siswa sekolah menengah dengan cacat intelektual, menunjukkan kemampuan beradaptasi kartu flash dengan konteks pendidikan yang berbeda (Ruwe et al., 2011)].
Pembelajaran Visual dan Interaktif
- Efektivitas kartu flash sebagian dikaitkan dengan sifat visual dan interaktifnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa kartu flash berwarna-warni dan bergambar dapat secara signifikan meningkatkan minat membaca dan pemahaman di antara anak-anak dengan kebutuhan khusus, termasuk mereka yang menderita disleksia dan gangguan belajar lainnya (Maghfiroh & Bahrodin, 2022) (Mukaffa et al., 2023).
- Penggunaan simbol piktografi Rebus pada kartu flash telah dieksplorasi sebagai langkah perantara dalam instruksi membaca, menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam kasus individu, meskipun efektivitas bervariasi di antara peserta (Peach, 1970).
Implikasi Pendidikan yang Lebih Luas
- Selain membaca, kartu flash telah digunakan untuk mengatasi tantangan literasi yang lebih luas. Sebagai contoh, sebuah penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa kartu flash secara efektif meningkatkan keterampilan membaca dan menulis pada siswa dengan gangguan belajar, menyoroti potensi mereka sebagai alat pendidikan yang komprehensif (Alanazi, 2017).
- Integrasi kartu flash dengan aplikasi digital, seperti aplikasi ‘Learn Letters’, semakin meningkatkan efektivitasnya, memberikan pendekatan modern untuk mengatasi kesulitan membaca pada anak-anak dengan disleksia (Puradireja, 2022).
Sementara kartu flash telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca di antara anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu dalam pembelajaran. Efektivitas kartu flash dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan dan kemampuan spesifik setiap anak, dan mereka mungkin paling bermanfaat ketika digunakan sebagai bagian dari strategi pendidikan individual yang lebih luas. Selain itu, sementara kartu flash adalah alat yang berharga, mereka harus dilengkapi dengan metode pengajaran lain untuk mengatasi beragam kebutuhan belajar anak-anak dengan keterbelakangan mental.