Faktor lingkungan memainkan peran penting dalam munculnya Gangguan Spektrum Autism (ASD), berinteraksi dengan kecenderungan genetik untuk mempengaruhi risiko dan tingkat keparahan kondisi. Sementara faktor genetik sangat penting, pengaruh lingkungan semakin diakui karena dampak potensialnya pada perkembangan ASD. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perkembangan saraf melalui berbagai mekanisme, termasuk modulasi ekspresi gen, stres oksidatif, dan peradangan. Bagian berikut mengeksplorasi pengaruh lingkungan utama pada ASD, didukung oleh bukti dari makalah penelitian yang disediakan.
Faktor Lingkungan Prenatal
- Polusi Udara dan Pestisida: Paparan prenatal terhadap polusi udara dan pestisida telah dikaitkan dengan peningkatan risiko ASD. Faktor-faktor ini terkait dengan peradangan, stres oksidatif, dan disfungsi mitokondria, yang merupakan gangguan fisiologis umum pada ASD (Frye et al., 2021).
- Kesehatan dan Gizi Ibu: Kondisi seperti diabetes gestasional dan kadar vitamin D yang rendah pada ibu hamil telah dikaitkan dengan ASD. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perkembangan otak janin, berpotensi menyebabkan ASD (Baranowska et al., 2024) (Botsas et al., 2023).
- Logam Beracun dan Pengganggu Endokrin: Paparan logam beracun dan bahan kimia pengganggu endokrin selama kehamilan dikaitkan dengan ASD melalui mekanisme seperti stres oksidatif dan gangguan jalur pensinyalan (Yenkoyan et al., 2024).
Pengaruh Lingkungan Pascakelahiran
- Kualitas Lingkungan: Kualitas lingkungan yang buruk, terutama polusi udara, telah dikaitkan dengan prevalensi ASD yang lebih tinggi. Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan korelasi positif antara prevalensi ASD dan indeks kualitas lingkungan, terutama di daerah dengan kualitas udara yang buruk (Wu et al., 2024).
- Infeksi Musim dan Virus: Musiman, yang mempengaruhi faktor-faktor seperti infeksi virus dan radiasi matahari, telah dieksplorasi sebagai pengaruh potensial pada ASD. Infeksi virus selama kehamilan, misalnya, dapat menyebabkan aktivasi kekebalan, yang telah dikaitkan dengan ASD (Botsas et al., 2023) (Godavarthi et al., 2024).
Interaksi Gen-Lingkungan
- Ekspresi Gen dan Mutasi: Faktor lingkungan secara tidak langsung dapat mempengaruhi ASD dengan memoderasi ekspresi gen dan mutasi. Interaksi ini dapat mempengaruhi patofisiologi ASD, menyoroti pentingnya mempelajari kontribusi genetik dan lingkungan (Yang, 2023).
- Pengalihan Neurotransmiter: Penelitian pada model hewan telah menunjukkan bahwa faktor lingkungan dapat menginduksi peralihan neurotransmitter di otak, yang mengarah ke perilaku yang terkait dengan ASD. Ini menunjukkan mekanisme di mana pengaruh lingkungan dapat bermanifestasi sebagai gejala ASD (Godavarthi et al., 2024).
Perspektif yang Lebih Luas
Sementara faktor lingkungan signifikan, kompleksitas etiologi ASD berarti bahwa pengaruh ini tidak bertindak secara terpisah. Predisposisi genetik memainkan peran penting, dan interaksi antara gen dan lingkungan adalah bidang utama penelitian. Memahami interaksi ini dapat menginformasikan pengembangan intervensi dan tindakan pencegahan. Selain itu, beberapa faktor yang sebelumnya dianggap terkait dengan ASD, seperti vaksinasi, belum didukung oleh bukti, menekankan perlunya evaluasi yang cermat terhadap faktor risiko potensial (Baranowska et al., 2024) (Yenkoyan et al., 2024).