Adorable toddler sitting with a teddy bear on a wooden bridge, enjoying a peaceful moment outdoors.

Apakah Disleksia Mempengaruhi Kemampuan Anak Dalam Berhitung Atau Matematika?

Disleksia, terutama dikenal karena dampaknya pada membaca dan pemrosesan bahasa, juga mempengaruhi keterampilan berhitung dan matematika anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia sering mengalami kesulitan dalam berbagai domain matematika, meskipun sifat dan tingkat kesulitan ini dapat bervariasi. Hubungan ini kompleks dan dipengaruhi oleh proses kognitif yang mendasari yang terkait dengan disleksia, terutama defisit pemrosesan fonologis.

Defisit Matematika pada Anak dengan Disleksia

  • Prevalensi dan Jenis Defisit: Sebagian besar anak-anak dengan disleksia menunjukkan defisit matematika. Misalnya, sebuah penelitian menggunakan UCSF Mathematical Cognition Battery menemukan bahwa 66% anak-anak dengan disleksia memiliki defisit di bidang-bidang seperti pemrosesan angka, prosedur aritmatika, pengambilan fakta aritmatika, dan kemampuan geometris (Pedemonte et al., 2024). Studi lain di Nepal melaporkan bahwa siswa disleksia memiliki skor prestasi yang jauh lebih rendah dalam matematika dibandingkan dengan rekan non-disleksia mereka (“Investigation of the Impact of Dyslexia on Mathematics Achievements Among Secondary Level Students in Nepal”, 2023).

  • Area Kesulitan Spesifik: Anak-anak disleksia sering berjuang dengan ingatan fakta aritmatika dan kecepatan menghitung, meskipun pemahaman mereka tentang nilai tempat mungkin tetap utuh (Simmons & Singleton, 2009). Kesulitan-kesulitan ini terkait dengan kelemahan pemrosesan fonologis yang melekat pada disleksia, yang memengaruhi tugas-tugas yang bergantung pada manipulasi kode verbal (Simmons & Singleton, 2008).

Dasar Kognitif dan Saraf

  • Defisit Pemrosesan Fonologis: Defisit pemrosesan fonologis yang terkait dengan disleksia mengganggu tugas matematika yang memerlukan pemrosesan verbal, seperti mengingat fakta angka dan kecepatan penghitung (Simmons & Singleton, 2008). Ini menunjukkan bahwa sementara beberapa kemampuan matematika terpengaruh, yang lain yang tidak terlalu bergantung pada pemrosesan verbal, seperti estimasi dan subitisasi, mungkin tetap tidak terganggu.

  • Korelasi Saraf: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia dapat menunjukkan pola aktivasi saraf atipikal ketika terlibat dalam tugas numerik. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan diskalkulia perkembangan, suatu kondisi yang sering disertai dengan disleksia, memiliki defisit persisten dalam pemrosesan angka dan menunjukkan perkembangan yang tertunda di area otak yang terkait dengan kognisi numerik (McCaskey et al., 2018).

Implikasi dan Intervensi Pendidikan

  • Strategi Pengajaran: Mengingat profil keterampilan matematika yang tidak merata pada anak-anak disleksia, intervensi pendidikan harus disesuaikan untuk mengatasi defisit tertentu. Menekankan metode aritmatika mental dapat merugikan anak-anak disleksia karena kesulitan mereka dengan mengingat fakta aritmatika (Simmons & Singleton, 2009). Sebaliknya, intervensi dapat fokus pada penguatan pemrosesan fonologis dan menyediakan strategi alternatif untuk pemecahan masalah aritmatika.

  • Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang mengenali tantangan unik yang dihadapi oleh siswa disleksia dalam matematika sangat penting. Ini termasuk menggunakan pendekatan pengajaran multi-sensorik dan menyediakan waktu tambahan untuk tugas matematika (Clayton, 2004).

Sementara disleksia secara signifikan mempengaruhi keterampilan berhitung dan matematika anak-anak, penting untuk menyadari bahwa efek ini tidak seragam di semua individu. Variabilitas kemampuan matematika di antara anak-anak disleksia menunjukkan bahwa strategi pendidikan yang dipersonalisasi sangat penting untuk pembelajaran yang efektif. Selain itu, memahami mekanisme kognitif dan saraf yang mendasari kesulitan ini dapat menginformasikan pengembangan intervensi yang ditargetkan untuk mendukung pelajar disleksia dalam matematika.

Pedemonte, B., Pereira, C. W., Borghesani, V., Ebbert, M., Allen, I. E., Pinheiro-Chagas, P., Leon, J. D., Miller, Z., Tee, B. L., & Gorno-Tempini, M. L. (2024). Profiles of mathematical deficits in children with dyslexia. Npj Science of Learning. https://doi.org/10.1038/s41539-024-00217-x
Investigation of the Impact of Dyslexia on Mathematics Achievements Among Secondary Level Students in Nepal. (2023). Science Letters. https://doi.org/10.47262/sl/11.3.132023910
Simmons, F. R., & Singleton, C. (2009). The mathematical strengths and weaknesses of children with dyslexia. Journal of Research in Special Educational Needs. https://doi.org/10.1111/J.1471-3802.2009.01128.X
Simmons, F. R., & Singleton, C. (2008). Do weak phonological representations impact on arithmetic development? A review of research into arithmetic and dyslexia. Dyslexia. https://doi.org/10.1002/DYS.341
McCaskey, U., Aster, M. von, Maurer, U., Maurer, U., Maurer, U., Martin, E., Tuura, R. O., Tuura, R. O., Kucian, K., & Kucian, K. (2018). Longitudinal Brain Development of Numerical Skills in Typically Developing Children and Children with Developmental Dyscalculia. Frontiers in Human Neuroscience. https://doi.org/10.3389/FNHUM.2017.00629
Clayton, P. (2004). How to develop numeracy in children with dyslexia.
Scroll to Top