Diet khusus berpotensi membantu anak dengan autisme, tetapi buktinya beragam dan seringkali tidak meyakinkan. Berbagai intervensi diet, seperti diet bebas kasein (GFCF) bebas gluten, suplemen asam lemak omega-3, dan probiotik, telah dieksplorasi karena potensinya untuk meringankan gejala yang terkait dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Sementara beberapa penelitian menunjukkan hasil positif, yang lain menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk menetapkan manfaat definitif. Di sini, dampak potensial dari diet khusus pada anak-anak dengan autisme dieksplorasi melalui berbagai aspek.
Diet Bebas Kasein Bebas Gluten
- Diet GFCF adalah salah satu intervensi diet yang paling banyak dipelajari untuk ASD. Beberapa penelitian telah menunjukkan peningkatan gejala autisme, seperti respons sosial dan komunikasi, ketika anak-anak mematuhi diet ini. Misalnya, sebuah studi terkontrol kasus menemukan peningkatan yang signifikan dalam skor Childhood Autism Rating Scale (CARS) setelah menerapkan diet GFCF selama 12 bulan (Saad et al., 2024).
- Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa diet GFCF saja mungkin tidak secara signifikan mempengaruhi fungsi motorik dan kognitif kasar kecuali dikombinasikan dengan terapi lain, seperti terapi fisik perkembangan saraf (Alsayegh et al., 2025).
Intervensi Gizi dan Manajemen Berat Badan
- Diet khusus juga dapat mengatasi masalah berat badan pada anak-anak dengan autisme. Sebuah studi yang berfokus pada diet bebas gluten, kasein, gula, dan monosodium glutamat menunjukkan perubahan berat badan positif pada anak-anak yang kekurangan berat badan dan obesitas dengan autisme (Abu-Hussein, 2023).
- Intervensi nutrisi, termasuk asam lemak omega-3, vitamin, dan suplementasi mineral, telah menunjukkan beberapa janji dalam memperbaiki gejala ASD seperti hiperaktif dan perilaku stereotip, meskipun hasilnya bervariasi di seluruh studi (Pancheva et al., 2024) (Woods et al., 2024).
Probiotik dan Kesehatan Usus
- Mikrobioma usus adalah bidang minat lain, dengan penelitian menunjukkan bahwa probiotik yang dikombinasikan dengan perubahan pola makan dapat meningkatkan gejala gastrointestinal dan perilaku ASD. Sebuah studi percontohan menunjukkan bahwa diet karbohidrat sedang dengan probiotik secara signifikan meningkatkan skor CARS dan memodulasi mikrobiota usus pada anak-anak dengan ASD (Li et al., 2024).
Tantangan dan Pertimbangan
- Meskipun ada beberapa temuan yang menjanjikan, bukti yang mendukung intervensi diet untuk ASD terbatas dan seringkali tidak konsisten. Banyak penelitian menderita ukuran sampel yang kecil dan kurangnya metodologi standar, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan teguh (Woods et al., 2024) (Çiftçi & Batu, 2023).
- Selektivitas makanan dan kesulitan makan sering terjadi pada anak-anak dengan ASD, yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Oleh karena itu, intervensi diet apa pun harus dipantau dengan cermat untuk menghindari memperburuk masalah ini (Pérez-Cabral et al., 2024) (Çiftçi & Batu, 2023).
Sementara diet khusus mungkin menawarkan beberapa manfaat untuk anak-anak dengan autisme, mereka bukan obat dan harus dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan terapeutik yang lebih luas. Heterogenitas ASD berarti bahwa intervensi diet dapat bekerja untuk beberapa individu tetapi tidak untuk yang lain. Sangat penting untuk menyesuaikan rencana diet dengan kebutuhan individu setiap anak, mempertimbangkan potensi kekurangan gizi dan memastikan nutrisi seimbang. Penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar dan periode tindak lanjut yang lebih lama diperlukan untuk lebih memahami peran diet dalam mengelola gejala ASD.