Diet ibu selama kehamilan telah menjadi subjek yang menarik dalam memahami faktor risiko yang terkait dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun tidak ada hubungan sebab-akibat yang pasti, pola makan tertentu dan asupan nutrisi selama kehamilan dapat mempengaruhi risiko ASD atau sifat-sifat terkait autisme pada keturunannya. Ikhtisar ini mengeksplorasi temuan dari berbagai penelitian tentang topik tersebut, menyoroti dampak potensial dari diet ibu terhadap risiko ASD.
Pola Diet Sehat dan Risiko ASD
- Penelitian telah menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap pola diet prenatal yang sehat dikaitkan dengan penurunan risiko diagnosis autisme dan kesulitan komunikasi sosial. Misalnya, kepatuhan yang tinggi terhadap diet sehat dikaitkan dengan kemungkinan diagnosis autisme yang lebih rendah dalam studi kohort besar seperti MoBa dan ALSPAC (Friel et al., 2024).
- Indeks Makan Sehat (HEI) dan Indeks Makan Sehat Alternatif untuk Kehamilan (AHEI-P) dikaitkan dengan skor Skala Respons Sosial (SRS) yang lebih rendah, menunjukkan lebih sedikit sifat terkait autisme, meskipun tidak ada hubungan yang signifikan dengan diagnosis ASD yang ditemukan (Vecchione et al., 2024).
Nutrisi Spesifik dan ASD
- Asupan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), khususnya n-3 PUFA, telah dikaitkan dengan efek menguntungkan pada perkembangan saraf dan potensi pengurangan risiko ASD. Asupan n-3 PUFA yang tepat selama kehamilan disarankan memiliki dampak positif pada pengurangan perkembangan ASD (Rodrigues et al., 2023).
- Suplementasi asam folat sangat penting untuk mencegah cacat tabung saraf, tetapi asupan yang berlebihan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme, menyoroti perlunya suplementasi seimbang (Carneiro & Souza, 2024).
Kondisi Peradangan dan Metabolik
- Kondisi peradangan ibu, seperti obesitas dan asma, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko ASD pada keturunannya. Kondisi ini mungkin berbagi faktor risiko non-genetik dengan gangguan perkembangan saraf, menunjukkan bahwa intervensi diet dapat mengurangi beberapa risiko ini (Croen et al., 2023).
- Pola diet yang mengurangi peradangan, seperti yang kaya nutrisi anti-inflamasi, dapat membantu menangkal dampak obesitas ibu dan faktor risiko lainnya pada ASD (Li et al., 2024).
Efek Nutrisi Campuran
- Pendekatan campuran Bayesian tidak menemukan hubungan yang kuat antara kombinasi nutrisi dan sifat terkait autisme, meskipun beberapa nutrisi seperti n-6 PUFA dikaitkan dengan skor SRS yang lebih rendah dalam kohort tertentu (Lyall et al., 2023).
- Peran pola makan ibu, seperti diet Barat, menunjukkan beberapa hubungan positif dengan sifat-sifat terkait autisme, tetapi temuan ini tidak konsisten di semua penelitian (Vecchione et al., 2022).
Sementara penelitian menunjukkan bahwa diet ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi risiko ASD, buktinya tidak konklusif. Kompleksitas etiologi ASD, yang melibatkan faktor genetik, lingkungan, dan makanan, memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk memahami mekanisme dan interaksi yang tepat. Selain itu, potensi intervensi diet untuk mengurangi risiko ASD menyoroti pentingnya nutrisi yang dipersonalisasi dan pemantauan asupan nutrisi yang cermat selama kehamilan.