children, infant, girl, school, reading, studying, india, poor, children, school, school, school, school, school, reading, india, poor

Apakah Boleh Mengenalkan Dua Bahasa Sekaligus Saat Mengajarkan Membaca?

Kemungkinan mengenali dua bahasa secara bersamaan ketika mengajar membaca didukung oleh berbagai penelitian, yang menunjukkan bahwa individu bilingual dapat mengaktifkan item leksikal dari kedua bahasa selama membaca. Fenomena ini, yang dikenal sebagai “akses leksikal non-selektif bahasa,” menunjukkan bahwa bilingual dapat memproses kata-kata dari kedua bahasa secara bersamaan, terutama ketika berhadapan dengan serumpun, homograf interlingual, dan tetangga interlingual. Kemampuan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti konteks kalimat dan tuntutan tugas, yang dapat mempengaruhi identifikasi kata dan sistem pengambilan keputusan secara berbeda (Dijkstra, 2005) (Dijkstra & Heuven, 2018). Bagian berikut mengeksplorasi mekanisme dan implikasi membaca bilingual simultan.

Bahasa Akses Leksikal Non-Selektif

  • Serumpun dan Homograf: Orang bilingual sering mengaktifkan kata-kata dari kedua bahasa ketika menemukan serumpun (kata-kata dengan ortografi dan makna yang serupa di seluruh bahasa) dan homograf interlingual (kata-kata dengan ortografi identik tetapi makna berbeda) (Dijkstra, 2005).
  • Ketergantungan Tugas: Tingkat aktivasi leksikal paralel dapat bervariasi tergantung pada tugas, dengan tugas-tugas tertentu menekankan satu bahasa di atas yang lain (Dijkstra, 2005).
  • Pengenalan Pola Interaktif: Pengenalan kata multibahasa melibatkan rutinitas yang tidak bergantung pada bahasa dan peka konteks yang interaktif, memungkinkan pemrosesan simultan dari beberapa bahasa (Dijkstra & Heuven, 2018).

Pengembangan Transbahasa dan Biliterasi

  • Ruang Transbahasa: Dalam pengaturan pendidikan, menciptakan lingkungan di mana kedua bahasa digunakan secara bergantian dapat meningkatkan pengembangan biliterat. Misalnya, di taman kanak-kanak Prancis-Jerman, anak-anak terlibat dalam praktik biliterat simultan menggunakan serumpun dan serumpun palsu, yang membantu mengembangkan kemampuan interlinguistik mereka (Velasco & Fialais, 2018).
  • Kesadaran Metalinguistik: Praktik semacam itu menumbuhkan kesadaran metalinguistik, memungkinkan anak-anak untuk memahami dan memanipulasi struktur bahasa lintas bahasa, yang sangat penting untuk pengenalan bahasa simultan (Velasco & Fialais, 2018).

Model Pemrosesan dan Pembacaan Fonologis

  • Terjemahan Grafem-Fonem: Model pengenalan kata dwibahasa menunjukkan bahwa membaca melibatkan penerjemahan grafem ke fonem, yang dapat terjadi di kedua bahasa secara bersamaan. Proses ini sangat penting untuk mengenali kata-kata dalam bahasa dengan kedalaman ortografi yang berbeda (Doctor & Klein, 1992).
  • Prediksi Kesalahan dan Deteksi Miscue: Model lanjutan menggabungkan prediksi kesalahan untuk meningkatkan akurasi membaca, yang dapat sangat bermanfaat dalam konteks dwibahasa di mana kesalahan membaca karena gangguan bahasanya biasa terjadi (Liu et al., 2009).

Implikasi dan Tantangan Pendidikan

  • Pembacaan Bilingual Adini: Mengajar membaca dalam dua bahasa sejak usia dini dapat memiliki efek positif pada pertumbuhan intelektual dan pendidikan umum. Namun, itu membutuhkan pertimbangan yang cermat terhadap tantangan unik yang dihadapi oleh pelajar bilingual, seperti potensi gangguan dalam pemahaman (Titone, 1985) (Davis, 1987).
  • Strategi Instruksial: Instruksi membaca bilingual yang efektif harus mengintegrasikan strategi yang memenuhi beragam kebutuhan peserta didik, seperti mengajar pemahaman alfabet dan memadukan kata-kata lintas bahasa (Chard, 1995).

Sementara kemampuan untuk mengenali dua bahasa secara bersamaan selama membaca didukung oleh penelitian, penting untuk mempertimbangkan perbedaan individu di antara peserta didik dan konteks spesifik di mana membaca bilingual terjadi. Faktor-faktor seperti kemahiran bahasa, usia, dan lingkungan pendidikan dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas praktik membaca bilingual simultan. Selain itu, sementara beberapa penelitian menyoroti manfaat literasi bilingual awal, yang lain menunjukkan tantangan potensial, seperti gangguan pemahaman, terutama di antara pembaca bilingual yang lebih muda atau kurang mahir (Davis, 1987). Pertimbangan ini menggarisbawahi perlunya pendekatan instruksional yang disesuaikan yang mengakomodasi beragam kebutuhan pelajar bilingual. 

Dijkstra, A. F. J. (2005). Bilingual visual word recognition and lexical access.
Dijkstra, A. F. J., & Heuven, W. J. B. van. (2018). Visual Word Recognition in Multilinguals. https://doi.org/10.1093/OXFORDHB/9780198786825.013.6
Velasco, P., & Fialais, V. (2018). Moments of metalinguistic awareness in a Kindergarten class: translanguaging for simultaneous biliterate development. International Journal of Bilingual Education and Bilingualism. https://doi.org/10.1080/13670050.2016.1214104
Doctor, E. A., & Klein, D. (1992). Phonological Processing in Bilingual Word Recognition. https://doi.org/10.1016/S0166-4115(08)61498-3
Liu, C., Pan, F., Ge, F., Dong, B., Chen, S., & Yan, Y. (2009). Dynamic Multiple Pronunciation Incorporation in a Refined Search Space for Reading Miscue Detection. https://doi.org/10.1007/978-3-642-01216-7_40
Titone, R. (1985). Early Bilingual Reading. https://doi.org/10.1007/978-1-4899-0909-1_19
Davis, B. R. (1987). A study of bilingual children reading in a second language.
Chard, D. J. (1995). Word Recognition: Curricular and Instructional Implications for Diverse Learners. Technical Report No. 16.
Scroll to Top