Young boy attentively reading a book while sitting indoors on a wooden floor.

Apakah Boleh Membacakan Cerita Yang Panjang Untuk Anak Di Bawah 5 Tahun?

Membaca cerita panjang untuk anak di bawah 5 tahun dapat bermanfaat, karena mendukung berbagai aspek perkembangan mereka, termasuk keterampilan bahasa, kemampuan kognitif, dan pemahaman emosional. Pendekatan berbasis narasi dalam mendongeng tidak hanya melibatkan anak-anak tetapi juga meningkatkan pengalaman belajar mereka dengan membuatnya menyenangkan dan interaktif. Metode ini telah terbukti berdampak positif pada keterampilan kognitif, sosial, dan emosional anak-anak, serta perkembangan bahasa dan kreativitas mereka (Munafiah et al., 2024). Berikut adalah beberapa aspek utama yang perlu dipertimbangkan:

Pengembangan Bahasa

  • Mendongeng telah ditemukan secara signifikan meningkatkan keterampilan bahasa ekspresif pada anak usia 4-5 tahun. Dengan terlibat dengan cerita, anak-anak berlatih mengingat dan menceritakan kembali cerita, yang meningkatkan kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri menggunakan kata-kata mereka sendiri (Budiarti et al., 2022) (Budiarti et al., 2022).
  • Mendengarkan cerita membantu mengembangkan keterampilan bahasa reseptif anak-anak, saat mereka belajar memahami dan memproses bahasa yang mereka dengar. Hal ini sangat penting untuk kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan belajar secara efektif (Salsabela et al., 2024) (Zulaeha & Setiasih, 2025).

Keterampilan Kognitif dan Sosial

  • Mendongeng mendorong anak-anak untuk terlibat dengan konten, yang dapat mengarah pada peningkatan keterampilan mendengarkan dan kosa kata. Anak-anak yang terpapar mendongeng dengan alat peraga, misalnya, menunjukkan keterlibatan dan pemahaman kosakata yang lebih baik (Editor.JECCE, 2022).
  • Pendekatan naratif dalam mendongeng juga mendukung pengembangan keterampilan pemecahan masalah dan kreativitas, karena anak-anak didorong untuk membayangkan dan mengeksplorasi skenario yang berbeda dalam cerita (Munafiah et al., 2024) (Maharjan et al., 2024).

Pemahaman Emosional dan Moral

  • Cerita sering mengandung nilai-nilai moral dan etika, yang dapat membantu anak-anak memahami dan menginternalisasi konsep-konsep ini. Pelajaran moral dalam cerita lebih efektif jika halus, memungkinkan anak-anak untuk menafsirkan dan belajar darinya dengan cara yang hormat (Tira, 2024).
  • Sastra dan mendongeng menyediakan sarana bagi anak-anak untuk memproses dan mengekspresikan emosi mereka, membantu mereka menavigasi perasaan dan situasi yang kompleks (Barone, 2020).

Keterlibatan dan Motivasi

  • Mendongeng sebagai alat pedagogis meningkatkan keterlibatan dan motivasi anak-anak dalam belajar. Ini menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang pengetahuan konten dan mendorong pemikiran imajinatif dan kreatif, yang merupakan keterampilan penting di abad ke-21 (Maharjan et al., 2024).
  • Penggunaan metode mendongeng yang inovatif, seperti boneka digital, dapat lebih merangsang minat dan perhatian anak-anak, membuat proses belajar lebih dinamis dan efektif (Losi et al., 2022).

Meskipun membaca cerita panjang untuk anak kecil memiliki banyak manfaat, penting untuk mempertimbangkan rentang perhatian dan minat anak. Cerita panjang mungkin perlu dipecah menjadi segmen yang lebih pendek untuk mempertahankan keterlibatan dan memastikan pemahaman. Selain itu, isi cerita harus sesuai usia dan terkait dengan pengalaman dan lingkungan anak. Pendekatan ini tidak hanya mendukung perkembangan bahasa dan kognitif tetapi juga memastikan bahwa pengalaman mendongeng tetap menyenangkan dan bermakna bagi anak.

Munafiah, N., Nirmala, I., Ferianto, F., Astuti, R., & Munir, M. (2024). Mengajar dengan Cerita: Pendekatan Berbasis Narasi dalam Pendidikan Pra-Sekolah yang Menyenangkan dan Ramah Anak. Kiddo. https://doi.org/10.19105/kiddo.v1i1.12754
Budiarti, E., Farista, D. N. R., Palupi, D. I., Wara, L. W., Rubiah, S., & Harti, U. (2022a). Storytelling One Day One Book Terhadap Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Pendidikan Indonesia. https://doi.org/10.36418/japendi.v3i12.1405
Budiarti, E., Farista, D., Palupi, D. I., Wara, L. W., Rubiah, S. A., & Harti, U. (2022b). Storytelling One Day One Book Terhadap Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Pendidikan Indonesia. https://doi.org/10.59141/japendi.v3i12.1405
Salsabela, E., Sundari, N., & Arzaqi, R. N. (2024). Perkembangan Kemampuan Bahasa Reseptif Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Penerapan Metode Read Aloud. JEA (Jurnal Edukasi AUD). https://doi.org/10.18592/jea.v10i1.11079
Zulaeha, V. S., & Setiasih, O. (2025). Read Aloud as a Means of Early Childhood Language Development: A Literature Study. Paudia: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Dan Pengajaran Anak Usia Dini. https://doi.org/10.26877/paudia.v14i1.1182
Editor.JECCE, Editor. J. (2022). Effect of Storytelling on Listening Skills and Vocabulary of Preschool Children. Journal of Early Childhood Care and Education. https://doi.org/10.30971/jecce.v5i2.1297
Maharjan, B., Manandhar, N. K., Pant, B. P., & Dahal, N. (2024). Meaningful engagement of preschoolers through storytelling pedagogy. https://doi.org/10.29333/pr/14144
Tira, V. (2024). PoveÅŸtile pentru copii – context de dezvoltare a comunicării expresive în preÈ™colaritate. https://doi.org/10.56177/epvl.cap28.2024.ro
Barone, L. M. C. (2020). Literature in Early Childhood.
Losi, R. V., Tasril, V., Widya, R. P., & Akbar, M. (2022). Using Storytelling to Develop English Vocabulary on Early Age Children Measured by Mean Length Of Utterance (MLU). International Journal of English and Applied Linguistics (IJEAL). https://doi.org/10.47709/ijeal.v2i1.1470
Scroll to Top