Efektivitas diet bebas gluten dan bebas kasein (GFCF) untuk anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) adalah topik penelitian dan perdebatan yang sedang berlangsung. Sementara beberapa penelitian menunjukkan manfaat potensial, buktinya tetap beragam dan tidak meyakinkan. Diet GFCF didasarkan pada hipotesis bahwa anak-anak dengan ASD mungkin memiliki kepekaan terhadap gluten dan kasein, yang dapat memperburuk gejala seperti masalah perilaku dan masalah pencernaan. Namun, komunitas ilmiah belum mencapai konsensus tentang kemanjuran diet, dan penelitian yang lebih ketat diperlukan untuk menarik kesimpulan definitif.
Potensi Manfaat Diet GFCF
Perbaikan Perilaku: Beberapa penelitian telah melaporkan efek positif dari diet GFCF pada gejala perilaku pada anak-anak dengan ASD. Misalnya, tinjauan sistematis dan meta-analisis menemukan efek positif yang signifikan pada indeks perilaku, dengan ukuran efek SMD = -0,27 (P = 0,001) (Karimi et al., 2024). Studi lain mengamati peningkatan skor CARS, menunjukkan perilaku yang lebih baik pada anak-anak yang mengikuti diet GFCF dibandingkan dengan kelompok kontrol (Saad et al., 2024).
Manfaat Gastrointestinal dan Kognitif: Diet GFCF telah dikaitkan dengan peningkatan gejala gastrointestinal dan keterampilan kognitif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intervensi diet dapat meringankan masalah GI, yang umum terjadi pada anak-anak dengan ASD, berpotensi karena flora usus abnormal dan disregulasi sistem kekebalan tubuh (Pérez-Cabral et al., 2024) (Pérez-Cabral et al., 2024).
Pengurangan Perilaku Maladaptif: Sebuah meta-analisis menunjukkan bahwa diet GFCF dapat mengurangi perilaku maladaptif pada anak-anak autis, dengan sedikit penurunan skor perilaku dibandingkan dengan mereka yang tidak menjalani diet (Hakim et al., 2023).
Mekanisme dan Teori
Sumbu Usus-Otak: Manfaat potensial diet sering dikaitkan dengan hubungan usus-otak, di mana protein makanan seperti gluten dan kasein dapat mempengaruhi gejala neurologis melalui produksi peptida aktif biologis (- & -, 2024). Peptida ini dapat mengikat reseptor opioid, berpotensi mempengaruhi perilaku dan fungsi kognitif.
Pertimbangan Nutrisi: Anak-anak dengan ASD sering menunjukkan selektivitas makanan, yang menyebabkan kekurangan nutrisi. Diet GFCF, dengan menghilangkan protein tertentu, dapat membantu mengelola kekurangan ini dan stres oksidatif terkait, meskipun bukti terbatas (Pérez-Cabral et al., 2024) (Pérez-Cabral et al., 2024)].
Keterbatasan dan Bukti Campuran
Hasil tidak meyakink: Meskipun ada beberapa temuan positif, banyak penelitian melaporkan bukti yang bertentangan mengenai efektivitas diet GFCF. Sebuah tinjauan lingkup menyoroti perlunya penelitian yang lebih andal untuk mengkonfirmasi dampak diet pada hasil kesehatan dan kualitas hidup anak-anak dengan ASD (Zafirovski et al., 2024) (Zafirovski et al., 2024).
Potensi Efek Samping: Penghapusan gluten dan kasein yang ketat dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi jika tidak dikelola dengan benar. Kekhawatiran ini menggarisbawahi pentingnya memantau perubahan pola makan di bawah bimbingan profesional (Zafirovski et al., 2024).
Variabilitas dalam Desain Studi: Perbedaan metodologi studi, seperti ukuran sampel, durasi, dan alat penilaian, berkontribusi pada variabilitas dalam temuan. Ketidakkonsistenan ini membuatnya sulit untuk menggeneralisasi hasil di seluruh populasi yang berbeda (Saad et al., 2024) (Özcan et al., 2024).
Sementara diet GFCF menunjukkan harapan sebagai terapi pelengkap untuk mengelola gejala ASD, buktinya belum cukup kuat untuk merekomendasikannya secara universal. Hasil yang beragam dan potensi risiko nutrisi menyoroti perlunya rencana diet individual dan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan pedoman yang jelas. Dengan demikian, orang tua dan pengasuh harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menerapkan perubahan pola makan tersebut untuk anak-anak dengan ASD.