Hubungan antara menonton televisi dan kemampuan membaca anak-anak sangat kompleks dan beragam. Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa menonton TV yang berlebihan dapat menghambat perkembangan membaca, yang lain menunjukkan bahwa konten dan konteks menonton TV memainkan peran penting. Bukti tidak secara seragam mendukung gagasan bahwa anak-anak yang menonton TV sering mengalami kesulitan belajar membaca. Sebaliknya, dampak TV pada keterampilan membaca tampaknya bergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis konten yang dikonsumsi dan keseimbangan dengan aktivitas lainnya.
Konten Pendidikan dan Literasi
- Acara TV pendidikan dapat secara positif mempengaruhi literasi. Misalnya, sebuah penelitian di Kenya menemukan bahwa anak-anak yang menonton acara TV pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan literasi menunjukkan hasil positif dalam keterampilan membaca (Katumbi et al., 2024).
- Hipotesis kurikulum yang divalidasi menunjukkan bahwa program TV pendidikan berhubungan positif dengan hasil literasi, sedangkan konten non-pendidikan mungkin tidak memiliki efek yang sama (Jensen et al., 2016).
Hipotesis Perpindahan dan Penghambatan
- Hipotesis substitusi menyatakan bahwa menonton TV mungkin menggantikan waktu yang dihabiskan untuk membaca, tetapi bukti untuk ini lemah. Sebuah studi menemukan bahwa waktu menonton TV tidak secara langsung terkait dengan prestasi membaca, meskipun sedikit mengurangi waktu membaca luang (Supper et al., 2021).
- Hipotesis penghambatan, yang menunjukkan bahwa menonton TV mungkin menghambat keterampilan kognitif yang diperlukan untuk membaca, juga tidak memiliki dukungan yang kuat. Studi yang sama tidak menemukan hubungan yang signifikan antara menonton TV dan keterampilan kognitif seperti motivasi intrinsik untuk membaca (Supper et al., 2021).
Alokasi Waktu dan Perilaku Membaca
- Analisis penggunaan waktu anak-anak di Australia menunjukkan bahwa sementara menonton TV dapat menggantikan waktu membaca, ini tidak selalu terjadi. Nonviewer lebih cenderung membaca di malam hari, tetapi pola ini tidak konsisten sepanjang hari (Willson, 2019).
- Sebuah studi tentang kegiatan membaca orang tua-anak menemukan hubungan terbalik antara menonton TV dan membaca buku bersama, menunjukkan bahwa lebih banyak waktu TV dapat mengurangi peluang untuk membaca dengan orang tua (Khan et al., 2017).
Penggunaan Media dan Keterampilan Literasi
- Sebuah meta-analisis menunjukkan hubungan positif kecil antara paparan media layar dan kosakata, terutama ketika media itu edukasi (Jing et al., 2023)].
- Studi lain menemukan bahwa penggunaan media, termasuk TV, tidak secara signifikan terkait dengan peningkatan literasi ketika memperhitungkan efek kelas, menunjukkan bahwa ketakutan tentang penggunaan media mungkin dilebih-lebih (Dore et al., 2020)].
Faktor Kontekstual dan Demografis
- Untuk siswa minoritas bahasa, menonton TV setelah makan malam dikaitkan secara positif dengan prestasi membaca, menunjukkan bahwa TV mungkin berfungsi sebagai alat pembelajaran budaya atau linguistik dalam konteks tertentu (Mills, 2015).
- Dampak TV pada perkembangan kognitif, terutama untuk anak-anak yang sangat muda, dapat negatif, mempengaruhi perhatian dan perolehan bahasa (Brzozowska & Sikorska, 2016).
Meskipun ada beberapa bukti bahwa menonton TV yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan membaca, terutama ketika itu menggantikan aktivitas membaca, hubungan itu tidak mudah. Konten pendidikan dan konteks tampilan dapat mengurangi atau bahkan membalikkan efek ini. Oleh karena itu, dampak TV pada keterampilan membaca bernuansa dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis konten dan keseimbangan dengan kegiatan literasi lainnya.