Group of students in uniforms reading together on a grassy field.

Apakah Belajar Calistung Lebih Efektif Jika Dimulai Dalam Bahasa Ibu Atau Langsung Bahasa Indonesia?

Pertanyaan apakah belajar Calistung (membaca, menulis, dan berhitung) lebih efektif ketika dimulai dalam bahasa ibu atau langsung dalam bahasa Indonesia adalah beragam. Efektivitas pengajaran bahasa dapat bergantung pada berbagai faktor, termasuk usia pelajar, konteks pembelajaran, dan metode pengajaran yang digunakan. Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan bahasa asli pelajar (L1) dapat meningkatkan pemahaman dan memfasilitasi pembelajaran, terutama pada tahap awal. Namun, ada juga argumen untuk manfaat perendaman langsung dalam bahasa target (L2), seperti bahasa Indonesia, untuk mempromosikan kemahiran bahasa dan fleksibilitas kognitif.

Bahasa Asli (L1) sebagai Media Pengajaran

  • Pemahaman yang Ditingkatkan: Menggunakan L1 dalam pengajaran dapat secara signifikan meningkatkan pemahaman bacaan. Sebuah studi menemukan bahwa siswa yang diajarkan menggunakan bahasa ibu mereka (Bahasa Indonesia) mendapat nilai lebih tinggi dalam tes pemahaman bacaan dibandingkan dengan yang diajarkan dalam bahasa kedua (Inggris) (Balkis, 2011).
  • Pengurangan Beban Kognitif: Belajar di L1 dapat mengurangi beban kognitif pada siswa, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada pemahaman konten daripada mendekode bahasa itu sendiri (Budiharto, 2019).
  • Relevansi Budaya: Instruksi dalam L1 dapat menggabungkan elemen budaya yang akrab bagi siswa, membuat pembelajaran lebih mudah dipahami dan melibat (Triscova et al., 2023).

Instruksi Langsung dalam Bahasa Indonesia (L2)

  • Kemahiran Bahasa: Pengajaran langsung dalam bahasa Indonesia dapat membantu siswa mengembangkan kemahiran dalam bahasa lebih cepat, karena membenamkan mereka dalam lingkungan bahasa (Danasasmita, 2007).
  • Manfaat Kognitif: Belajar langsung dalam bahasa kedua dapat meningkatkan fleksibilitas kognitif dan keterampilan pemecahan masalah, saat siswa belajar menavigasi dan memahami sistem linguistik baru (Deling, 2024).
  • Persiapan untuk Pembelajaran Masa Depan: Memulai pendidikan dalam bahasa Indonesia dapat mempersiapkan siswa untuk interaksi akademis dan sosial di masa depan dalam bahasa, yang bermanfaat dalam masyarakat multibahasa (Mansyur, 2016).

Pertimbangan untuk Pembelajaran Calistung yang Efektif

  • Usia dan Tahap Perkembangan: Efektivitas penggunaan L1 atau L2 dapat bervariasi tergantung pada usia dan tahap perkembangan peserta didik. Anak-anak yang lebih kecil mungkin mendapat manfaat lebih dari instruksi L1 karena perkembangan kognitif dan linguistik mereka yang terbatas (Ranti et al., 2024).
  • Metode Instruksi: Metode pengajaran yang inovatif dan menarik, baik dalam L1 atau L2, dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas pembelajaran Calistung. Misalnya, menggunakan materi pembelajaran interaktif dan dinamis dapat meningkatkan keterlibatan dan hasil pembelajaran (Masniladevi et al., 2018)].
  • Perspektif Orang Tua dan Komunitas: Sikap orang tua terhadap pengajaran bahasa dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran Calistung. Di beberapa komunitas, ada preferensi yang kuat untuk instruksi L2 awal untuk memastikan kesiapan pendidikan formal (Ranti et al., 2024).

Meskipun ada bukti yang mendukung kedua pendekatan tersebut, pilihan antara memulai Calistung dalam bahasa ibu atau langsung dalam bahasa Indonesia harus mempertimbangkan konteks spesifik dan kebutuhan peserta didik. Faktor-faktor seperti usia pelajar, tujuan pendidikan, dan sumber daya yang tersedia harus memandu keputusan ini. Selain itu, pendekatan seimbang yang menggabungkan elemen instruksi L1 dan L2 mungkin menawarkan manfaat paling komprehensif, menumbuhkan keterampilan literasi dasar dan kemahiran bahasa.

Balkis, B. (2011). The effectiveness of using l1 (bahasa indonesia) as the instruction media in improving reading comprehension. (an experimental study of the first grader of package c of skb kersana, brebes regency in academic year 2009/2010).
Budiharto, R. A. (2019). Native language interference on target language writings of indonesian efl students: an exploratory case study. https://doi.org/10.25134/IEFLJ.V5I1.1630
Triscova, V., Sudaryono, S., & Ekawarna, E. (2023). Growing with Language: Innovation in Developing Indonesian Language Learning Materials. https://doi.org/10.22437/teknopedagogi.v13i1.32512
Danasasmita, W. (2007). Efektivitas Model Directed Reading Actvity (dra) Dalam Pengajaran Membaca Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing.
Deling, R. (2024). 面向印尼学生的“听说+读写”高效教学模式探析. Sinolingua. https://doi.org/10.20961/sinolingua.v2i2.88987
Mansyur, U. (2016). Inovasi pembelajaran bahasa indonesia melalui pendekatan proses. https://doi.org/10.26858/RETORIKA.V9I2.3806
Ranti, G., Mildha, M., & Alfiana, A. (2024). Propoganda percepatan calistung (membaca menulis berhitung) bagi anak usia dini dalam pandangan orangtua. https://doi.org/10.30863/educhild.v3i1.5479
Masniladevi, M., Ritawati, R., & Helsa, Y. (2018). Calistung literacy through the application of Lectora. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1088/1/012079
Scroll to Top