Kelahiran prematur telah diidentifikasi sebagai faktor risiko signifikan untuk gangguan spektrum autisme (ASD), dengan berbagai penelitian menunjukkan prevalensi ASD yang lebih tinggi di antara bayi prematur dibandingkan dengan mereka yang lahir pada usia dini. Hubungan antara prematuritas dan ASD sangat kompleks, melibatkan faktor genetik dan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa kelahiran prematur dapat memperburuk risiko ASD, terutama pada subkelompok tertentu, seperti bayi dan wanita yang sangat prematur. Di sini, kami mengeksplorasi bukti yang menghubungkan prematuritas dengan risiko ASD, mempertimbangkan tanggung jawab genetik, usia kehamilan, dan perbedaan jenis kelamin.
Interaksi Genetik dan Lingkungan
- Kelahiran prematur, dikombinasikan dengan kecenderungan genetik, dapat meningkatkan kemungkinan ASD. Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi prematur dengan ASD menunjukkan hasil fenotipik yang lebih parah, meskipun tanggung jawab genetik serupa di seluruh kelompok prematur dan termal (Zhang et al., 2024)].
- Faktor genetik, seperti varian de novo, lebih umum pada individu ASD prematur, menunjukkan interaksi antara kecenderungan genetik dan faktor lingkungan seperti prematuritas (Zhang et al., 2024).
Usia Kehamilan dan Risiko ASD
- Bayi baru lahir yang sangat prematur (lahir ≤28 minggu) berisiko lebih tinggi terkena ASD, dengan penelitian menunjukkan peningkatan tingkat gejala autis pada bayi ini dibandingkan dengan kontrol jangka penuh (Pina‐Camacho et al., 2024)].
- Risiko ASD berbanding terbalik dengan usia kehamilan, dengan tingkat prevalensi yang lebih tinggi diamati pada bayi yang sangat prematur (22-27 minggu) dibandingkan dengan mereka yang lahir pada jam (Crump et al., 2021) (McGowan & Sheinkopf, 2021)].
- Sebuah penelitian tidak menemukan hubungan yang signifikan antara persalinan prematur dan ASD ketika menyesuaikan untuk variabel pengganggu, menunjukkan bahwa faktor lain juga dapat berperan (Ellouk et al., 2024).
Perbedaan Jenis Kelamin dalam Risiko ASD
- Risiko ASD yang terkait dengan prematuritas lebih terasa pada wanita, dengan usia kehamilan lebih awal berkorelasi dengan beban gejala autis yang lebih tinggi (Pina‐Camacho et al., 2024) (Allen et al., 2020).
- Laki-laki, bagaimanapun, mempertahankan peningkatan risiko ASD di semua tingkat prematuritas, menunjukkan mekanisme spesifik jenis kelamin potensial dalam pengembangan ASD (Allen et al., 2020).
Faktor Perkembangan Saraf dan Peradangan
- Bayi prematur berisiko lebih tinggi mengalami masalah perkembangan saraf, termasuk ASD, yang berpotensi disebabkan oleh peradangan saraf dan gangguan sinaptogenesis selama periode perkembangan kritis (Bokobza et al., 2019).
- Peradangan yang terkait dengan kelahiran prematur dapat mengganggu konektivitas otak, faktor kunci dalam patogenesis ASD (Bokobza et al., 2019).
Sementara bukti mendukung hubungan antara prematuritas dan peningkatan risiko ASD, penting untuk mempertimbangkan sifat multifaktorial ASD. Kecenderungan genetik, paparan lingkungan, dan faktor spesifik jenis kelamin semuanya berkontribusi pada kompleksitas perkembangan ASD pada bayi prematur. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap interaksi ini dan meningkatkan identifikasi dini dan strategi intervensi untuk populasi berisiko.