Autism Spectrum Disorder (ASD) terutama diklasifikasikan sebagai gangguan perkembangan saraf, tetapi sering hidup berdampingan dengan berbagai gangguan mental. Kompleksitas ASD digarisbawahi oleh hubungannya yang sering dengan kondisi kesehatan mental lainnya, yang dapat mempersulit diagnosis dan pengobatan. Sifat ganda autisme ini sebagai masalah perkembangan dan kesehatan mental terbukti dalam literatur, yang menyoroti perlunya pendekatan komprehensif untuk diagnosis dan intervensi. Di bawah ini, hubungan antara autisme, gangguan mental, dan gangguan perkembangan dieksplorasi secara rinci.
Autisme sebagai Gangguan Perkembangan
- Autisme dikategorikan di bawah gangguan perkembangan saraf di ICD-11 dan DSM-5, di samping gangguan perkembangan intelektual (IDD) (Bertelli et al., 2020).
- Ini ditandai dengan komunikasi sosial atipikal yang muncul awal dan perilaku dan minat yang terbatas dan berulang, yang bersifat perkembangan (Lai & Baron‐Cohen, 2023).
- Cacat perkembangan, termasuk autisme, mempengaruhi kemampuan bahasa, fisik, dan mental, berdampak pada pencapaian batas perkembangan normal (Eta, 2022).
Kemunculan bersamaan dengan Gangguan Mental
- Anak-anak dengan autisme sering menunjukkan gejala berbagai gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan masalah perilaku (“Mental Disorders in Children and Adolescents With Autism”, 2022).
- Studi menunjukkan bahwa anak-anak autis memiliki tingkat masalah kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebaya yang biasanya berkembang, dengan masalah seperti kecemasan dan masalah perhatian yang secara khusus diucapkan (“A longitudinal comparison of emotional, behavioral and attention problems in autistic and typically developing children”, 2023) (Courchesne et al., 2023).
- Prevalensi gangguan kejiwaan pada individu dengan autisme secara signifikan lebih tinggi daripada pada populasi umum, memerlukan penilaian kesehatan mental terpadu dalam praktik klinis (Bertelli et al., 2020) (Ståhlberg et al., 2015).
Komorbiditas dan Pengobatan
- Autisme sering terjadi bersamaan dengan gangguan perkembangan lainnya, seperti ADHD, yang semakin memperumit gambaran klinis dan memerlukan pendekatan multidisiplin untuk pengobatan (Casseus et al., 2023) (Ståhlberg et al., 2015).
- Terapi kognitif dan perilaku (CBT) direkomendasikan sebagai intervensi yang efektif untuk mengelola gangguan kesehatan mental yang terjadi bersamaan pada individu autis (“Mental Disorders in Children and Adolescents With Autism”, 2022).
- Identifikasi dan intervensi dini sangat penting untuk meningkatkan hasil perkembangan dan mengurangi keparahan masalah kesehatan mental terkait (Eta, 2022).
Implikasi untuk Keluarga dan Pengasuh
- Kehadiran gangguan kesehatan mental yang terjadi bersamaan pada anak-anak dengan autisme dapat menyebabkan peningkatan tekanan psikologis bagi orang tua dan pengasuhnya (Wolstencroft et al., 2023).
- Keluarga sering menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengelola kebutuhan kompleks anak-anak dengan autisme dan gangguan kesehatan mental, menyoroti kebutuhan akan layanan dan sumber daya pendukung (Wolstencroft et al., 2023).
Sementara autisme terutama merupakan gangguan perkembangan, sering terjadi bersamaan dengan gangguan mental menggarisbawahi pentingnya melihatnya melalui lensa ganda. Perspektif ini sangat penting untuk mengembangkan strategi pengobatan yang efektif yang mengatasi kebutuhan perkembangan dan kesehatan mental individu dengan autisme. Integrasi penilaian kesehatan mental ke dalam perawatan autisme sangat penting untuk memberikan dukungan komprehensif dan meningkatkan hasil bagi individu yang terkena dampak dan keluarga mereka.
