Anak-anak yang tidak suka membaca mungkin memang menghadapi kesulitan dalam berhitung, karena keterampilan membaca dan matematika saling terkait melalui proses kognitif bersama. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kesulitan membaca dapat memengaruhi kemampuan matematika, terutama dalam tugas-tugas yang memerlukan pemrosesan verbal atau pemahaman masalah kata. Hubungan ini sering disebabkan oleh keterampilan kognitif yang tumpang tindih seperti memori kerja, kesadaran fonologis, dan kecepatan pemrosesan, yang sangat penting untuk membaca dan matematika. Di bawah ini, aspek-aspek kunci dari hubungan ini dieksplorasi secara rinci.
Tumpang Tindih Kognitif Antara Membaca dan Matematika
- Keterampilan Kognitif Berbagus: Membaca dan matematika keduanya bergantung pada keterampilan kognitif seperti memori kerja, kesadaran fonologis, dan kecepatan pemrosesan. Keterampilan ini sangat penting untuk tugas-tugas seperti menghitung dan pengertian angka, yang merupakan dasar untuk pembelajaran matematika (Bernabini et al., 2021) (Das & Janzen, 2004).
- Pemrosesan Fonologis: Anak-anak dengan kesulitan membaca sering mengalami defisit fonologis, yang juga dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memproses informasi numerik, terutama dalam tugas-tugas yang memerlukan pemrosesan angka verbal (Moll et al., 2015) (Raddatz et al., 2017).
Dampak Kesulitan Membaca pada Kinerja Matematika
- Tugas Verbal dan Visual-Verbal: Anak-anak dengan gangguan membaca (RD) sering berjuang dengan tugas angka verbal dan visual-verbal, yang memerlukan pemahaman bacaan dan pemrosesan verbal. Hal ini menunjukkan bahwa kesulitan matematika mereka terkait dengan tantangan membaca mereka (Moll et al., 2015).
- Komputasi Aritmatika: Kesulitan membaca dapat memengaruhi komputasi aritmatika, karena tugas-tugas ini sering melibatkan pemahaman instruksi tertulis dan masalah kata. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan dalam membaca dapat menyebabkan keuntungan dalam perhitungan aritmatika (Lessenger, 1925).
Komorbiditas Gangguan Membaca dan Matematika
- Gangguan Pembelajaran Komorbida: Banyak anak dengan kesulitan belajar menunjukkan gangguan membaca dan matematika. Komorbiditas ini menunjukkan bahwa ada defisit kognitif yang mendasari bersama, seperti masalah dengan memori kerja dan kecepatan pemrosesan, yang memengaruhi kedua domain (Raddatz et al., 2017) (Swanson et al., 2009).
- Tanda Tangan Saraf yang Berbeda: Penelitian telah mengidentifikasi pola saraf yang berbeda pada anak-anak dengan kesulitan membaca dan matematika yang terjadi bersamaan, menunjukkan bahwa anak-anak ini mungkin memiliki profil kognitif dan saraf unik yang berkontribusi pada tantangan belajar mereka (Skeide et al., 2018).
Perspektif Berlawanan
Meskipun ada tumpang tindih yang signifikan antara kesulitan membaca dan matematika, penting untuk dicatat bahwa tidak semua anak yang tidak suka membaca akan berjuang dengan berhitung. Beberapa anak mungkin memiliki kesulitan membaca tertentu tanpa tantangan matematika yang sesuai, karena matematika juga dapat mengandalkan keterampilan non-verbal seperti penalaran spasial dan rasa angka, yang mungkin tetap utuh pada anak-anak ini (Moll et al., 2015) (Räsänen & Ahonen, 1995). Selain itu, intervensi yang menargetkan keterampilan kognitif tertentu dapat membantu mengurangi dampak kesulitan membaca pada kinerja matematika, menunjukkan bahwa dukungan yang ditargetkan dapat mengatasi tantangan ini secara efektif.