Children running in an urban setting with police motorcycle escort and emergency vehicles present.

Apakah Anak Yang Sering Tantrum Juga Bisa Dianggap Hiperaktif?

Seorang anak yang sering mengalami amukan memang dapat dianggap hiperaktif, karena ada korelasi penting antara amukan dan hiperaktif pada anak-anak. Hiperaktif sering ditandai dengan aktivitas motorik yang berlebihan, impulsif, dan kesulitan mempertahankan perhatian, yang dapat bermanifestasi dalam perilaku seperti sering mengamuk. Hubungan antara perilaku ini kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tahap perkembangan dan kondisi psikologis yang mendasarinya. Bagian berikut akan mengeksplorasi hubungan antara amukan dan hiperaktif, didukung oleh temuan penelitian.

Korelasi Antara Tantrum dan Hiperaktif

  • Perilaku Overlap: Penelitian menunjukkan bahwa hiperaktif pada anak-anak sering dikaitkan dengan masalah perilaku lainnya, seperti agresi dan perilaku oposisi menantang, yang dapat mencakup seringnya amukan. Sebuah studi yang melibatkan anak-anak berusia 17 bulan menemukan bahwa hiperaktif sangat berkorelasi dengan agresi fisik dan perilaku oposisi menantang, menunjukkan bahwa perilaku ini sering terjadi bersamaan pada anak kecil (Schellinger & Talmi, 2013)(Romano et al., 2013).
  • Pertimbangan Diagnostik: Hiperaktif adalah gejala yang dapat menjadi bagian dari gangguan perilaku yang lebih luas, seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Anak-anak dengan ADHD sering menunjukkan impulsif dan disregulasi emosional, yang dapat menyebabkan seringnya amukan (H, 1994) (Wetzburger, 2005). Adanya amukan pada anak-anak hiperaktif dapat mengindikasikan perlunya evaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah ada gangguan yang mendasarinya.
  • Pengamatan Klinis: Dalam pengaturan klinis, anak-anak dengan hiperaktif sering diamati mengalami ledakan emosi atau amukan. Ledakan ini dapat menjadi eksaserbasi amukan masa kanak-kanak biasa, dan anak-anak dengan perilaku seperti itu lebih cenderung memiliki attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) (Potegal et al., 2009).

Pengaruh Perkembangan dan Lingkungan

  • Perkembangan Anak Usia Dini: Selama anak usia dini, membedakan antara perilaku normatif dan bermasalah bisa menjadi tantangan. Hiperaktif dan amukan keduanya mungkin merupakan bagian dari tahap perkembangan yang khas, tetapi ketika terjadi sering dan intens, mereka mungkin mengindikasikan masalah perilaku (Romano et al., 2013).
  • Faktor Lingkungan: Lingkungan tempat anak dibesarkan dapat mempengaruhi frekuensi dan intensitas amukan dan perilaku hiperaktif. Gaya pengasuhan, dinamika keluarga, dan interaksi sosial semuanya dapat memainkan peran dalam bagaimana perilaku ini bermanifestasi dan dikelolaan (A & C, 1997).

Perawatan dan Manajemen

  • Intervensi Perilaku: Teknik modifikasi perilaku telah terbukti secara signifikan meningkatkan amukan dan hiperaktif pada anak-anak. Intervensi terstruktur, seperti terapi perilaku kognitif, dapat membantu anak-anak mengembangkan regulasi emosional yang lebih baik dan mengurangi frekuensi amukan (A & C, 1997).
  • Pendekatan Farmakologis: Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat digunakan untuk mengelola hiperaktif dan perilaku terkait. Namun, sangat penting untuk menggabungkan pengobatan dengan terapi perilaku untuk mengatasi akar penyebab dan memberikan dukungan komprehensif untuk anak dan keluarga (H, 1994) (Jb & Rc, 1980).

Sementara amukan yang sering dapat menjadi indikasi hiperaktif, penting untuk mempertimbangkan konteks perilaku dan perkembangan anak yang lebih luas. Tidak semua anak yang mengalami kemarahan hiperaktif, dan tidak semua anak hiperaktif sering menunjukkan amukan. Setiap perilaku anak harus dinilai secara individual, dengan mempertimbangkan tahap perkembangan, faktor lingkungan, dan potensi gangguan yang mendasarinya. Memahami nuansa perilaku ini dapat mengarah pada intervensi dan dukungan yang lebih efektif untuk anak-anak dan keluarga mereka.

Schellinger, K. B., & Talmi, A. (2013). Off the Charts? Considerations for Interpreting Parent Reports of Toddler Hyperactivity. Tradition. https://doi.org/10.1002/IMHJ.21404
Romano, E., Baillargeon, R. H., & Cao, G. (2013). Hyperactive Behaviors Among 17‐Month‐Olds in a Population‐Based Cohort. Tradition. https://doi.org/10.1002/IMHJ.21402
H, H. (1994). Diagnosis and drug treatment in hyperactive children. No to Hattatsu. Brain and Development.
Wetzburger, C. (2005). L’enfant hyperactif. Revue Médicale de Bruxelles.
Potegal, M., Carlson, G. A., Margulies, D., Basile, J., Gutkovich, Z., & Wall, M. M. (2009). The behavioral organization, temporal characteristics, and diagnostic concomitants of rage outbursts in child psychiatric inpatients. Current Psychiatry Reports. https://doi.org/10.1007/S11920-009-0020-2
A, W., & C, L.-B. (1997). Behaviour modification in hyperactive children. Nursing Times.
Jb, Z., & Rc, A. (1980). “Doctor, is my child hyperactive?”. American Family Physician.
Scroll to Top