Anak-anak yang menunjukkan keterampilan berhitung yang kuat sejak usia dini cenderung unggul di sekolah nanti, terutama dalam matematika. Kesimpulan ini didukung oleh beberapa studi longitudinal yang menyoroti kekuatan prediksi keterampilan berhitung awal pada prestasi akademik selanjutnya. Studi-studi ini menekankan pentingnya keterampilan berhitung dasar, lingkungan belajar di rumah, dan faktor sosial-emosional dalam membentuk kesuksesan akademik di masa depan. Bagian berikut menyelidiki aspek-aspek kunci yang berkontribusi pada hubungan ini.
Keterampilan Berhitung Awal sebagai Prediktor
- Keterampilan berhitung awal, seperti menghitung, perbandingan besaran, dan operasi logis, telah terbukti memprediksi pencapaian matematika di kemudian hari. Misalnya, keterampilan menghitung prosedural adalah prediktor yang sangat kuat dari kinerja masa depan dalam matematika (Nazarchevici et al., 2024).
- Sebuah studi yang melibatkan 1252 anak menemukan bahwa perkembangan berhitung awal secara signifikan memprediksi prestasi matematika di sekolah menengah pertama, dengan keterampilan berhitung dasar yang lebih tinggi berkorelasi dengan hasil yang lebih baik (Dierkx et al., 2024).
- Nilai prediktif keterampilan berhitung awal lebih lanjut didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa keterampilan ini menyumbang sebagian besar varians dalam pencapaian matematika selanjutnya, di samping literasi dan perilaku awal (Allen et al., 2024).
Pengaruh Lingkungan Belajar Rumah
- Lingkungan belajar di rumah memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan berhitung awal. Studi menunjukkan bahwa keterlibatan yang sering dalam kegiatan matematika di rumah (HMA) dikaitkan dengan keterampilan matematika yang lebih tinggi pada anak-anak (Hunt et al., 2025)].
- Status sosial ekonomi (SES) secara tidak langsung berdampak pada pengembangan berhitung melalui lingkungan rumah, dengan lingkungan berhitung rumah yang mendukung menengahi hubungan ini (Moruk & Sulisworo, 2024).
- Tidak adanya kecemasan matematika dan lingkungan belajar di rumah yang positif juga merupakan prediktor signifikan dari pencapaian matematika di kemudian hari, menyoroti sifat multifaset dari pengaruh ini (Gashaj et al., 2023).
Faktor Kognitif dan Sosio-Emosional
- Keterampilan kognitif, seperti memori kerja dan bahasa, berkontribusi pada pengembangan keterampilan berhitung awal dan pencapaian matematika selanjutnya (Bakker et al., 2022).
- Keterampilan sosio-emosional, termasuk fungsi eksekutif dan regulasi emosional, secara dua arah terkait dengan perkembangan berhitung, menunjukkan bahwa pendekatan pengajaran yang terintegrasi dapat meningkatkan hasil (Moruk & Sulisworo, 2024)].
- Pengaruh gender pada pencapaian berhitung telah dicatat, dengan kinerja berhitung sebelumnya menjadi prediktor kuat di berbagai tingkat tahun dan jenis kelamin (Getenet, 2023).
Bukti dan Implikasi Longitudinal
- Studi longitudinal secara konsisten menunjukkan bahwa keterampilan berhitung awal adalah dasar untuk kesuksesan akademis di kemudian hari. Misalnya, sebuah penelitian yang melacak anak-anak dari prasekolah hingga sekolah dasar menemukan bahwa variasi awal dalam keterampilan berhitung secara signifikan mempengaruhi pencapaian di kemudian hari (Cahoon et al., 2024).
- Pengembangan keterampilan aritmatika selama masa balita dan prasekolah sangat penting, karena keterampilan ini membentuk dasar untuk pembelajaran matematika yang lebih kompleks (Cheung et al., 2024).
Sementara keterampilan berhitung awal adalah prediktor kuat keberhasilan akademik di kemudian hari, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas di mana keterampilan ini berkembang. Faktor-faktor seperti status sosial ekonomi, pendidikan orang tua, dan kualitas lingkungan belajar di rumah dapat secara signifikan mempengaruhi perkembangan keterampilan berhitung. Selain itu, sementara keterampilan berhitung awal bersifat prediktif, mereka tidak deterministik; intervensi dan strategi pendidikan dapat membantu mengurangi kerugian awal dan mendukung semua anak dalam mencapai potensi penuh mereka. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi di berbagai konteks budaya dan sosial-ekonomi untuk menginformasikan praktik dan kebijakan pendidikan dengan lebih baik.