Anak-anak yang lebih suka berbicara daripada menghitung mungkin menghadapi tantangan dalam matematika nanti, karena berbagai keterampilan kognitif, termasuk bahasa dan berhitung, adalah dasar untuk perkembangan matematika. Interaksi antara keterampilan verbal dan kemampuan matematika sangat kompleks, dengan beberapa penelitian menyoroti pentingnya keduanya dalam pembelajaran matematika awal. Sementara berbicara dapat meningkatkan proses metakognitif dan pemahaman matematika, menghitung dan keterampilan kognitif terkait sangat penting untuk kemahiran matematika. Jawaban ini mengeksplorasi hubungan antara preferensi verbal dan kesulitan matematika, menarik wawasan dari makalah penelitian yang disediakan.
Pentingnya Menghitung dan Keterampilan Kognitif
- Keterampilan Menghitung: Menghitung adalah keterampilan dasar yang mendukung pembelajaran matematika awal. Anak-anak dengan keterampilan menghitung yang buruk sering berjuang dengan konsep matematika dasar, karena menghitung merupakan bagian integral untuk memahami urutan angka dan operasi aritmatika (Schwarzenauer, 2022).
- Prekursor Kognitif: Keterampilan kognitif awal, termasuk kemampuan menghitung, bahasa, dan spasial, adalah prediktor penting pencapaian matematika di kemudian hari. Kekurangan di bidang ini dapat menyebabkan pencapaian rendah yang terus-menerus atau ketidakmampuan belajar matematika (MLD) (Zhang et al., 2020).
- Memori Kerja dan Fungsi Eksekutif: Proses kognitif ini merupakan prediktor signifikan dari kompetensi matematika awal. Memori kerja fonologis, perencanaan, dan fungsi eksekutif seperti penghambatan dan pergeseran terkait erat dengan keterampilan matematika anak (Kroesbergen et al., 2007) (Clark et al., 2010).
Peran Bahasa dan Pidato Pribadi
- Pidato Pribadi: Internalisasi pidato pribadi terkait dengan perkembangan matematika. Anak-anak yang secara efektif menggunakan ucapan pribadi cenderung memiliki keterampilan memori fonologis yang lebih baik, yang dikaitkan dengan pencapaian matematika yang lebih tinggi (Ostad, 2015).
- Metalanguage Matematika: Penggunaan bahasa matematika dan ucapan yang diatur sendiri dapat menunjukkan kesadaran metakognitif dan pemikiran strategis dalam tugas-tugas matematika. Ini menunjukkan bahwa berbicara tentang matematika dapat mendukung pembelajaran, tetapi harus dilengkapi dengan menghitung dan keterampilan kognitif lainnya (Coltman, 2006).
Identifikasi dan Intervensi Awal
- Model Prediktif: Model persamaan struktural menunjukkan bahwa literasi awal, kecerdasan, dan memori kerja secara signifikan memprediksi keterampilan matematika awal. Temuan ini menunjukkan bahwa intervensi harus menargetkan area kognitif ini untuk mendukung anak-anak yang berisiko mengalami kesulitan matematika (Aragón et al., 2016).
- Fungsi Eksekutif: Fungsi eksekutif prasekolah, seperti perencanaan dan kontrol penghambatan, adalah prediktor kuat pencapaian matematika di kemudian hari. Penilaian awal keterampilan ini dapat membantu mengidentifikasi anak-anak yang mungkin berjuang dengan matematika, memungkinkan intervensi tepat waktu (Clark et al., 2010).
Sementara anak-anak yang lebih suka berbicara daripada menghitung mungkin menghadapi tantangan dalam matematika, penting untuk mengenali sifat multifaset pembelajaran matematika. Keterampilan verbal dapat meningkatkan pemahaman dan proses metakognitif, tetapi mereka harus didukung dengan menghitung dan keterampilan kognitif lainnya untuk memastikan keberhasilan matematika. Intervensi harus fokus pada penguatan keterampilan dasar ini untuk mengurangi potensi kesulitan.