Anak-anak yang lahir dengan berat lahir rendah (LBW) tampaknya memiliki peningkatan risiko mengembangkan gangguan spektrum autisme (ASD), menurut beberapa penelitian. Hubungan antara LBW dan ASD kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia kehamilan, komplikasi neonatal, dan kecenderungan genetik. Sementara mekanisme pastinya masih belum jelas, bukti menunjukkan bahwa LBW adalah faktor risiko yang signifikan untuk ASD, memerlukan penyelidikan dan pertimbangan lebih lanjut dalam pengaturan klinis. Di bawah ini adalah temuan utama dari makalah penelitian yang mengeksplorasi hubungan ini.
Hubungan Antara Berat Lahir Rendah dan ASD
Prevalensi dan Risiko: Sebuah penelitian yang dilakukan di Georgia menemukan prevalensi 11,5% berat lahir rendah di antara anak-anak dengan ASD, menunjukkan hubungan potensial antara kedua kondisi (Gogolashvili et al., 2022)]. Demikian pula, sebuah studi berbasis populasi di Israel melaporkan bahwa anak-anak dengan berat lahir kurang dari 3.000 gram memiliki risiko ASD yang lebih tinggi, dengan rasio odds yang disesuaikan 1,18 dibandingkan dengan mereka dengan berat lahir 3.000-3.500 gram (Talmi et al., 2020)].
Berat Kelahiran Sangat Rendah (VLBW) dan ASD: Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dengan berat lahir yang sangat rendah (kurang dari 1.500 gram) berisiko lebih tinggi terkena ASD. Sebuah studi yang melibatkan bayi VLBW menemukan hubungan yang signifikan antara terapi steroid pascanatal dan ASD, menyoroti kerentanan kelompok ini terhadap gangguan perkembangan saraf (Davidovitch et al., 2020). Studi lain mengkonfirmasi bahwa VLBW dan bayi dengan berat lahir yang sangat rendah (ELBW) berada pada risiko tinggi untuk ASD (Dudova et al., 2014).
Faktor-Faktor yang Berkontribusi pada Asosiasi
Usia Kehamilan: Risiko ASD tidak hanya terkait dengan berat lahir rendah tetapi juga dengan kelahiran prematur. Anak-anak yang lahir sebelum usia kehamilan 39 minggu telah terbukti memiliki risiko ASD yang lebih tinggi, dengan mereka yang lahir pada usia 37 dan 38 minggu memiliki rasio odds yang disesuaikan masing-masing 1,35 dan 1,13 (Talmi et al., 2020).
Komplikasi Neonatal: Komplikasi selama periode neonatal, seperti perdarahan intraventrikular dan displasia bronkopulmoner, telah dipelajari untuk potensi hubungannya dengan ASD. Meskipun kondisi ini tidak secara signifikan terkait dengan ASD dalam analisis multivariabel, mereka menyoroti interaksi kompleks dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan saraf (Davidovitch et al., 2020).
Faktor Genetik dan Lingkungan: Etiologi ASD bersifat multifaktorial, melibatkan kecenderungan genetik dan pengaruh lingkungan. Berat lahir rendah dapat bertindak sebagai faktor risiko non-genetik, berkontribusi pada perkembangan ASD bersama faktor genetik (Losh et al., 2012).
Perspektif yang Lebih Luas
Sementara hubungan antara berat lahir rendah dan ASD didukung oleh beberapa penelitian, penting untuk mempertimbangkan sifat multifaktorial ASD. Faktor-faktor seperti BMI orang tua, status sosial ekonomi, dan perawatan prenatal juga dapat mempengaruhi risiko ASD pada anak-anak (Lei et al., 2019)]. Selain itu, hubungan antara berat lahir rendah dan hasil kesehatan lainnya, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, menunjukkan bahwa LBW adalah penanda kerentanan kesehatan yang lebih luas (Sato et al., 2016)]. Oleh karena itu, sementara berat lahir rendah merupakan faktor risiko yang signifikan untuk ASD, itu adalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi pada etiologi kompleks gangguan tersebut. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap interaksi ini dan meningkatkan identifikasi dini dan strategi intervensi untuk populasi berisiko.