Pertanyaan apakah seorang anak yang cepat menguasai Calistung (membaca, menulis, dan berhitung) akan lebih unggul di bidang akademik lainnya adalah kompleks dan beragam. Penelitian menunjukkan bahwa penguasaan awal keterampilan dasar seperti Calistung dapat menjadi indikasi potensi akademik yang lebih luas, tetapi itu bukan satu-satunya penentu keberhasilan akademik di masa depan. Berbagai faktor, termasuk kemampuan kognitif, lingkungan pendidikan, dan perkembangan sosial-emosional, memainkan peran penting dalam membentuk lintasan akademik anak. Di bawah ini, aspek-aspek kunci dari penelitian dibahas untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang topik ini.
Kemampuan Kognitif dan Kinerja Akademik
- Kemampuan kognitif, seperti memori kerja, penalaran, dan fungsi eksekutif, terkait erat dengan kinerja akademik di berbagai bidang. Anak-anak dengan kemampuan kognitif yang lebih tinggi sering berkinerja lebih baik secara akademis, karena keterampilan ini memfasilitasi pembelajaran dan pemecahan masalah di seluruh mata pelajaran (Nesayan et al., 2018) (Muchiut et al., 2021).
- Teori mutualistik menunjukkan bahwa menguasai satu keterampilan dapat meningkatkan pengembangan kemampuan kognitif dan akademik lainnya. Misalnya, kemahiran awal dalam membaca dan aritmatika dapat mendukung pengembangan keterampilan yang lebih kompleks, seperti penalaran matematika dan penyelidikan ilmiah (Mareva & Holmes, 2021) (Peng & Kievit, 2019).
Dampak Intervensi Pendidikan Awal
- Studi seperti Proyek Abecedarian menunjukkan bahwa intervensi pendidikan awal dapat memiliki efek jangka panjang pada perkembangan kognitif dan akademik. Anak-anak yang menerima pendidikan awal berkualitas tinggi cenderung berprestasi akademis yang lebih baik di tahun-tahun berikutnya, menunjukkan bahwa penguasaan awal keterampilan dasar dapat menjadi batu loncatan untuk kesuksesan di masa depan(Campbell et al., 2001).
- Akselerasi akademik, bila diterapkan dengan tepat, dapat mengarah pada pencapaian pendidikan yang lebih tinggi dan kepuasan hidup di antara anak-anak berbakat. Namun, tingkat percepatan dan kesiapan anak untuk itu merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilannya (Gross, 2006) (Morgan, 1959).
Faktor Sosio-Emosional dan Lingkungan
- Perkembangan sosial-emosional dan lingkungan pendidikan juga secara signifikan mempengaruhi hasil akademik. Anak-anak yang menyesuaikan diri dengan baik secara sosial dan emosional dan yang menerima dukungan dari lingkungan pendidikan mereka lebih cenderung unggul secara akademis (Gross, 2006) (Byrne, 2002).
- Kehadiran ketidakmampuan belajar atau tantangan lain dapat mempersulit hubungan antara penguasaan keterampilan awal dan keberhasilan akademik di kemudian hari. Siswa “dua kali luar biasa”, yang keduanya berbakat dan memiliki ketidakmampuan belajar, memerlukan strategi pendidikan yang disesuaikan untuk mencapai potensi penuh mereka (Beckley, 1998).
Sementara penguasaan awal Calistung dapat menjadi indikator positif potensi akademik anak, itu bukan jaminan keunggulan di bidang akademik lainnya. Faktor-faktor seperti kemampuan kognitif, intervensi pendidikan, dan perkembangan sosial-emosional memainkan peran penting dalam membentuk perjalanan akademik anak. Selain itu, kehadiran ketidakmampuan belajar atau tantangan lain dapat mempengaruhi hasil, menyoroti perlunya pendekatan pendidikan yang dipersonalisasi.