Adorable little ethnic boy standing near sister reading book in armchair on sunny day at home

Apakah Anak Yang Bisa Membaca Sejak Dini Lebih Unggul Dalam Akademik?

Anak-anak yang belajar membaca lebih awal sering menunjukkan kinerja akademik yang lebih baik, karena keterampilan literasi awal meletakkan peran mendasar dalam perjalanan pendidikan mereka. Pengembangan keterampilan membaca di usia muda dikaitkan dengan peningkatan kemampuan kognitif, peningkatan hasil akademik, dan keterampilan sosial-emosional yang lebih baik. Namun, hubungan antara membaca awal dan keberhasilan akademik jangka panjang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk status sosial ekonomi, keterlibatan orang tua, dan perbedaan individu dalam keterampilan kognitif dan sosial. Di bawah ini, aspek-aspek kunci dari hubungan ini dieksplorasi.

Literasi Awal dan Sukses Akademik

  • Keterampilan Dasar: Pengalaman melek huruf awal, seperti pengembangan kosakata, kesadaran fonologis, dan keterampilan naratif, sangat penting untuk kesuksesan akademis di kemudian hari. Anak-anak yang masuk sekolah dengan keterampilan literasi yang muncul yang kuat lebih siap untuk berhasil secara akademis dan cenderung tidak menghadapi pengangguran di masa dewasa (Peixoto et al., 2023).
  • Manfaat Longitudinal: Studi menggunakan data dari penilaian internasional seperti PIRLS dan PISA menunjukkan bahwa anak-anak yang sering dibaca di rumah berkinerja lebih baik dalam membaca baik di sekolah dasar maupun menengah. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman melek huruf awal memiliki manfaat yang langgeng sepanjang karir pendidikan anak (Araújo & Costa, 2023).
  • Kesuksesan yang dilaporkan sendiri: Data survei menunjukkan bahwa individu yang belajar membaca pada usia tiga atau empat tahun sering melaporkan keberhasilan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang belajar kemudian. Namun, keuntungan membaca awal ini tidak selalu berkorelasi dengan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi, seperti kelulusan perguruan tinggi (Leahy & Fitzpatrick, 2017).

Faktor yang Mempengaruhi

  • Status Sosioekonomi: Dampak membaca awal dimoderasi oleh faktor sosial ekonomi. Anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah mendapat manfaat signifikan dari intervensi literasi awal, yang dapat membantu menjembatani kesenjangan dalam prestasi akademis (Shahaeian et al., 2018).
  • Keterlibatan Orangtua: Frekuensi membaca bersama di rumah merupakan prediktor kuat keberhasilan akademis di kemudian hari, menyoroti peran keterlibatan orang tua dalam perkembangan literasi awal (Shahaeian et al., 2018).
  • Keterampilan Kognitif dan Sosial: Keterampilan membaca awal terkait dengan kinerja kognitif dan kompetensi sosial yang lebih baik, yang penting untuk keberhasilan akademik. Anak-anak dengan keterampilan membaca awal yang kuat dan keterampilan sosial cenderung berkinerja akademis yang lebih baik (Cooper et al., 2014).

Perkembangan Kognitif dan Neurologis

  • Perkembangan Otak: Membaca dini untuk kesenangan dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih baik dan kesejahteraan mental pada masa remaja. Hal ini juga terkait dengan perubahan struktural otak, seperti peningkatan area kortikal, yang mendukung perkembangan kognitif dan emosional (Hong et al., 2023).
  • Keterampilan Visual dan Okulomotor: Keterampilan pemrosesan visual, dinilai di prasekolah, merupakan prediksi kemampuan membaca di masa depan. Identifikasi awal defisit pemrosesan visual dapat membantu menargetkan intervensi untuk mendukung perkembangan baca (Vernet et al., 2021).

Sementara keterampilan membaca awal umumnya dikaitkan dengan hasil akademik yang lebih baik, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas di mana keterampilan ini berkembang. Faktor-faktor seperti status sosial ekonomi, keterlibatan orang tua, dan perbedaan individu memainkan peran penting dalam membentuk hubungan antara literasi awal dan keberhasilan akademik. Selain itu, sementara membaca awal dapat menghasilkan nilai yang lebih baik, itu tidak selalu diterjemahkan ke pencapaian pendidikan yang lebih tinggi, seperti kelulusan perguruan tinggi, menunjukkan bahwa keberhasilan akademis beragam dan dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar keterampilan melek huruf awal saja.

Azhar, I. (2018). Sukses Menggapai Prestasi Akademik Melalui Self Regulated Learning. Madinah. https://doi.org/10.58518/madinah.v5i2.1281
Harahap, D. P. (2023). Meningkatkan Self Regulated Learning pada Siswa Melalui Strategi Belajar Berdasar Regulasi Diri. Journal on Education. https://doi.org/10.31004/joe.v5i3.1494
Muayadah, F. (2024). Penerapan Self Regulated Learning sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 10 GKB. Jurnal Riset Psikologi. https://doi.org/10.29313/jrp.v4i2.5445
Najmi, H. (2024). The. https://doi.org/10.56672/attadris.v2i2.189
Filippou, J., & Cheong, C. (2014). Improving study habits using a behaviour change framework incorporating social motivation and gamification. Pacific Asia Conference on Information Systems.
Hsu, C.-Y., Horikoshi, I., Li, H., Majumdar, R., & Ogata, H. (2024). Designing Recommendations for Productive Learning Habit-Building from Learning Logs. https://doi.org/10.58459/icce.2024.4843
Elstad, E. (2008). Building self-discipline to promote learning: students’ volitional strategies to navigate the demands of schooling. Learning Inquiry. https://doi.org/10.1007/S11519-008-0027-3
Scroll to Top