Hubungan antara keterampilan bahasa lisan anak dan kemampuan mereka untuk belajar menulis adalah hubungan yang kompleks dan saling bergantung. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mahir berbicara mungkin merasa lebih mudah untuk belajar menulis, karena bahasa lisan menyediakan kerangka dasar untuk pengembangan literasi. Keterampilan bahasa lisan, seperti kosakata, sintaks, dan kemampuan untuk mengekspresikan ide, sangat penting untuk menulis, karena memungkinkan anak-anak untuk menerjemahkan pikiran lisan ke dalam bentuk tertulis. Hubungan ini didukung oleh berbagai penelitian yang menyoroti sifat timbal balik berbicara dan menulis, di mana setiap mode komunikasi memperkaya yang lain. Di bawah ini, aspek-aspek kunci dari hubungan ini dieksplorasi secara rinci.
Peran Bahasa Lisan dalam Pengembangan Menulis
- Foundation for Literacy: Keterampilan bahasa lisan sangat penting untuk pengembangan literasi, berfungsi sebagai prasyarat untuk belajar menulis. Anak-anak dengan kemampuan bahasa lisan yang kuat lebih siap untuk mengelola dan mengarahkan kegiatan belajar mereka, yang sangat penting dalam pengaturan pendidikan formal di mana bahasa digunakan secara abstrak (Amorsen & Miller, 2017).
- Generasi Ide dan Konstruksi Kalimat: Kemahiran bahasa lisan membantu dalam pembuatan ide dan konstruksi kalimat, yang merupakan komponen penting dari penulisan. Studi menunjukkan bahwa anak-anak berkinerja lebih baik dalam tugas pembuatan kalimat lisan, yang menunjukkan bahwa keterampilan ini dapat secara signifikan mempengaruhi generasi kalimat tertulis mereka, terutama pada penulis yang lebih muda (Dockrell & Connelly, 2016).
- Bicara sebagai Perancah: Terlibat dalam pembicaraan sambil menulis membantu anak-anak mengatasi masalah konten, bentuk, genre, dan audiens. Proses ini mendukung pengembangan keterampilan menulis dengan memungkinkan anak-anak untuk mengartikulasikan pemikiran mereka dan menyempurnakan ide-ide mereka sebelum memasukkannya ke kertas (Nelson, 2001).
Pendekatan Pedagogis untuk Meningkatkan Penulisan melalui Berbicara
- Keterlibatan Kreatif dan Improvisasi: Mendorong anak-anak untuk terlibat dalam permainan kreatif dan imajinatif dapat meningkatkan keterampilan menulis mereka. Pendekatan ini memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi ide dan menguji keterampilan mereka dalam lingkungan yang mendukung, menumbuhkan rasa pencapaian dan otonomi sebagai penulis (Ma, 2022) (Smith & Jackson, 2018).
- Pemodelan dan Dorong: Guru memainkan peran penting dalam memodelkan dan mendorong pembicaraan selama proses penulisan. Dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mendiskusikan tulisan mereka, guru dapat membantu mereka menghubungkan bahasa lisan mereka dengan teks tertulis, sehingga meningkatkan perkembangan tulisan mereka (Nelson, 2001) (Dyson, 1983).
Keterkaitan Modalitas Bahasa
- Pidato sebagai Dasar Menulis: Transisi dari ucapan ke tulisan adalah perkembangan alami dalam perkembangan bahasa. Penulisan awal sering digambarkan sebagai “pembicaraan tertulis,” yang menunjukkan bahwa pemahaman anak tentang struktur dan fungsi bahasa lisan berfungsi sebagai dasar untuk pertumbuhan tulisan (Dyson, 1983).
- Konteks Budaya dan Sosial: Perkembangan literasi anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan sosial mereka. Paparan kegiatan literasi, seperti mendongeng dan membaca, dapat mempersiapkan anak-anak untuk menulis dengan membiasakan mereka dengan struktur naratif dan elemen kohesiv (King, 1988) (Tannen, 1984).
Sementara keterampilan bahasa lisan yang kuat dapat memfasilitasi pengembangan menulis, penting untuk menyadari bahwa menulis adalah keterampilan berbeda yang membutuhkan instruksi dan latihan khusus. Anak-anak mungkin unggul dalam berbicara tetapi masih menghadapi tantangan dalam menulis karena faktor-faktor seperti konvensi ejaan dan kebutuhan akan ekspresi yang lebih terstruktur. Oleh karena itu, pendidik harus memberikan dukungan yang ditargetkan untuk membantu anak-anak menjembatani kesenjangan antara bahasa lisan dan tertulis, memastikan bahwa mereka mengembangkan kemahiran dalam kedua modalitas.