Anak-anak dengan sindrom Down (DS) dapat membaca cerita, tetapi kemampuan pemahaman mereka umumnya lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang biasanya berkembang (TD) yang cocok dengan keterampilan membaca kata. Penelitian menunjukkan bahwa sementara banyak anak dengan DS dapat mencapai akurasi membaca, pemahaman bacaan mereka sering tertinggal karena berbagai tantangan linguistik dan kognitif. Tantangan-tantangan ini termasuk defisit dalam pemahaman mendengarkan, kesadaran fonologis, dan pengetahuan kosa kata, yang sangat penting untuk memahami teks di luar pengenalan kata belaka. Kesulitan pemahaman tidak seragam dan dapat bervariasi secara signifikan di antara individu dengan DS, dipengaruhi oleh profil kognitif dan linguistik mereka yang unik.
Tantangan Pemahaman Membaca
Pemahaman Mendengarkan: Studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan DS memiliki keterampilan pemahaman mendengarkan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak TD, yang secara langsung memengaruhi kemampuan pemahaman membaca mereka. Pemahaman mendengarkan adalah komponen penting dari model Simple View of Reading (SVR), yang menyatakan bahwa pemahaman membaca adalah produk dari decoding dan pemahaman linguistik (“Reading and Listening Comprehension in Individuals With Down Syndrome and Word Reading–Matched Typically Developing Children”, 2022) (Roch & Levorato, 2009).
Kesadaran Fonologis dan Kosakata: Kesadaran fonologis dan pengetahuan kosakata juga dikaitkan dengan pemahaman membaca pada anak-anak dengan DS. Keterampilan ini sering kurang berkembang di DS, berkontribusi pada kesulitan mereka dalam memahami teks (Laws et al., 2016) (Roch et al., 2019).
Pemahaman Naratif: Anak-anak dengan DS dapat peka terhadap struktur kausal cerita, yang merupakan aspek sentral dari pemahaman naratif. Namun, kemampuan mereka untuk mengingat dan memahami narasi relatif independen dari keterampilan bahasa dasar seperti kosakata dan kesadaran fonologis (Kim et al., 2008).
Faktor yang Mendukung Pemahaman Membaca
Keterampilan Membaca Kata: Meskipun ada tantangan dalam pemahaman, beberapa anak dengan DS dapat mencapai akurasi membaca kata yang baik. Kemampuan ini kadang-kadang dikaitkan dengan keterampilan fonologis dan memori yang kuat, seperti yang terlihat dalam kasus-kasus luar biasa seperti seorang gadis bernama K.S., yang menunjukkan pemahaman bacaan yang sesuai usia untuk informasi literal (Groen et al., 2006).
Pendekatan Instruksial: Menargetkan pemahaman mendengarkan dan keterampilan linguistik lainnya melalui intervensi pendidikan yang disesuaikan berpotensi meningkatkan hasil pemahaman bacaan untuk anak-anak dengan DS. Memahami struktur cerita dan belajar dari konteks adalah kemampuan kognitif umum yang dapat mendukung pemahaman teks (Roch et al., 2019).
Studi Kasus dan Variabilitas Individu
Kasus Luar Biasa: Ada contoh di mana anak-anak dengan DS menunjukkan akurasi membaca yang luar biasa, namun pemahaman mereka tetap dibatasi oleh keterampilan bahasa lisan yang terbatas. Ini menyoroti variabilitas dalam profil membaca di antara individu dengan DS dan menunjukkan bahwa beberapa dapat mengembangkan jalur fonologis yang mahir (Groen et al., 2006).
Studi Perbandingan: Penelitian yang membandingkan DS dengan gangguan perkembangan lainnya seperti gangguan spektrum autisme (ASD) menunjukkan bahwa kedua kelompok menghadapi tantangan yang sama dalam pemahaman membaca, terutama karena keterampilan bahasa lisan yang buruk. Namun, pola spesifik kesulitan membaca dapat berbeda antara kelompok-kelompok ini (Roch et al., 2021).
Sementara anak-anak dengan sindrom Down dapat membaca cerita, pemahaman mereka sering dibatasi oleh defisit linguistik dan kognitif. Tantangan-tantangan ini menyoroti perlunya intervensi yang ditargetkan yang berfokus pada pemahaman mendengarkan dan keterampilan bahasa dasar lainnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca mereka. Memahami perbedaan individu dan memanfaatkan kekuatan seperti akurasi membaca kata juga dapat menginformasikan strategi pendidikan yang efektif.