Anak-anak dengan sindrom Down (DS) memang dapat belajar berhitung, meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan unik dibandingkan dengan anak-anak yang biasanya berkembang. Proses pembelajaran untuk anak-anak dengan DS sering membutuhkan strategi dan intervensi pendidikan yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kognitif dan perkembangan spesifik mereka. Penelitian menunjukkan bahwa dengan dukungan dan sumber daya yang tepat, anak-anak dengan DS dapat mengembangkan keterampilan berhitung, termasuk menghitung, meskipun pada kecepatan yang berbeda dan dengan berbagai tingkat kemahiran. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci tentang bagaimana anak-anak dengan DS dapat belajar berhitung, didukung oleh temuan penelitian.
Tantangan dalam Belajar Menghitung
- Keterbatasan Kognitif: Anak-anak dengan DS sering mengalami kesulitan dengan memori jangka pendek, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk menyimpan informasi numerik dan melakukan tugas penghitung (“Early Numeracy Challenges and Interventions for Students with Down Syndrome: A Scoping Review”, 2023).
- Diskriminasi Numerik: Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan DS mungkin kesulitan membedakan antara kuantitas yang berbeda, terutama dalam kisaran subitisasi, yang merupakan kemampuan untuk secara instan mengenali jumlah item dalam satu set kecil tanpa menghitung (Onnivello et al., 2019).
- Variabilitas Keterampilan: Ada variabilitas yang signifikan dalam keterampilan numerik anak-anak dengan DS, dengan beberapa anak menunjukkan keterampilan sistem angka perkiraan (ANS) yang utuh, sementara yang lain menunjukkan gangguan (Dolscheid et al., 2020).
Intervensi dan Strategi yang Efektif
- Bahan Multi-sensor: Penggunaan bahan multi-sensorik, seperti batang Cuisenaire yang diadaptasi, telah terbukti memfasilitasi pembelajaran konsep matematika, termasuk menghitung, dengan memberikan rangsangan sentuhan dan visual yang membantu dalam pemahaman (Tabaka et al., 2021) (Vaudano et al., 2022).
- Alat Digital: Game dan aplikasi digital yang dipesan lebih dahulu, seperti “The Number Race” dan “MATHEMA,” telah dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan numerik pada anak-anak dengan DS. Alat-alat ini dapat meningkatkan perhatian pada numerositas dan memberikan pengalaman belajar interaktif yang mendukung keterampilan berhitung (Porter, 2022) (Sella et al., 2021) (Amatullah et al., 2023).
- Mediasi Guru: Peran pendidik sangat penting dalam memediasi proses pembelajaran untuk anak-anak dengan DS. Guru dapat menggunakan strategi yang menggabungkan elemen kehidupan sehari-hari dan pengetahuan yang ada untuk membuat berhitung lebih mudah dipahami dan dimengerti (Olivia et al., 2024) (“Early Numeracy Challenges and Interventions for Students with Down Syndrome: A Scoping Review”, 2023).
Studi Kasus dan Temuan Penelitian
- Pembelajaran Berbasis Gam: Penelitian yang melibatkan game digital telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan DS dapat meningkatkan kinerja mereka baik dalam konteks digital maupun non-digital, meskipun transfer keterampilan dari pengaturan digital ke dunia nyata mungkin tidak selalu otomatis (Porter, 2022).
- Pembelajaran Individual: Studi menekankan pentingnya pendekatan pembelajaran individual, karena anak-anak dengan DS menunjukkan keterjangkauan belajar yang beragam dan merespons secara berbeda terhadap berbagai alat pedagogis (Porter, 2022) (Tabaka et al., 2021).
Sementara anak-anak dengan sindrom Down dapat belajar berhitung, penting untuk menyadari bahwa perjalanan belajar mereka mungkin berbeda dari anak-anak yang biasanya berkembang. Keberhasilan pendidikan berhitung dan berhitung untuk anak-anak dengan DS sangat bergantung pada penggunaan intervensi yang tepat, strategi pengajaran yang dipersonalisasi, dan lingkungan belajar yang mendukung. Pendekatan yang disesuaikan ini dapat membantu mengurangi tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan DS dan memungkinkan mereka untuk mencapai potensi mereka dalam keterampilan berhitung.