Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan sindrom Down memang dapat belajar berhitung menggunakan teknik mendongeng atau cerita bergambar. Metode-metode ini memanfaatkan kekuatan visual dan naratif anak-anak dengan sindrom Down, memberikan konteks yang bermakna untuk mempelajari konsep numerik. Bercerita dan buku bergambar dapat menawarkan cara yang menarik dan interaktif untuk berlatih menghitung, yang sangat penting bagi anak-anak yang mungkin menghadapi tantangan dalam lingkungan belajar tradisional. Integrasi mendongeng ke dalam pembelajaran matematika dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down memahami dan menerapkan prinsip-prinsip penghitungan secara efektif.
Mendongeng dan Buku Bergambar sebagai Alat Pembelajaran
- Mendongeng dan buku bergambar memberikan konteks naratif yang dapat membuat penghitungan lebih relevan dan menarik bagi anak-anak dengan sindrom Down. Metode ini memungkinkan anak-anak untuk berlatih menghitung dengan cara yang berarti, karena mereka dapat menghubungkan angka dengan cerita dan gambar, meningkatkan pemahaman mereka tentang prinsip berhitung (Perger & Major, 2018) (Taranto, 2020).
- Penggunaan buku bergambar dalam mengajar berhitung didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak membutuhkan berbagai kesempatan untuk mendengar dan terlibat dengan bahasa berhitung. Buku bergambar dapat berfungsi sebagai media bagi anak-anak untuk berlatih menghitung dalam konteks yang berbeda, membantu mereka memahami prinsip-prinsip berhitung dengan lebih efektif (Perger & Major, 2018).
Kekuatan Pembelajaran Visual
- Anak-anak dengan sindrom Down sering memiliki kekuatan dalam pembelajaran visual, yang dapat dimanfaatkan melalui penceritaan dan buku bergambar. Metode ini dapat memberikan isyarat visual yang membantu dalam pemahaman konsep numerik, membuatnya sangat efektif untuk anak-anak dengan sindrom Down (Bird & Buckley, 2001) (Bird, 2001).
- Alat bantu visual, seperti ilustrasi dalam buku bergambar, dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down membuat hubungan antara angka dan objek dunia nyata, memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam tentang penghitung(Bird, 2001).
Pertimbangan Kognitif dan Perkembangan
- Sementara anak-anak dengan sindrom Down mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan kognitif, mendongeng dan buku bergambar dapat menjembatani kesenjangan ini dengan menyediakan lingkungan belajar yang terstruktur namun fleksibel. Metode-metode ini dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar individu setiap anak, memungkinkan kemajuan tambahan dalam keterampilan menghitung (Caycho et al., 1991) (Porter, 2019).
- Penggunaan mendongeng dalam mengajar matematika sejalan dengan kekuatan kognitif anak-anak dengan sindrom Down, karena menggabungkan sistem verbal dan matematika/logis, membantu mereka berpikir, bernalar, dan memahami angka dengan cara yang lebih terintegrasi (Garfield, 2009).
Tantangan dan Pertimbangan
- Terlepas dari potensi manfaatnya, penting untuk menyadari bahwa anak-anak dengan sindrom Down mungkin memerlukan lebih banyak latihan dan pengulangan untuk menguasai keterampilan menghitung dibandingkan dengan anak-anak yang biasanya berkembang. Efektivitas mendongeng dan buku bergambar dapat bervariasi tergantung pada minat dan motivasi masing-masing anak (Bird & Buckley, 2001).
- Selain itu, sementara mendongeng dapat menjadi alat yang ampuh, itu harus dilengkapi dengan metode pengajaran dan intervensi lainnya untuk mengatasi beragam kebutuhan belajar anak-anak dengan sindrom Down. Pendekatan holistik ini dapat memastikan bahwa anak-anak menerima dukungan komprehensif dalam mengembangkan keterampilan berhitung mereka (Hughes, 2006).
Kesimpulannya, mendongeng dan buku bergambar dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajar berhitung kepada anak-anak dengan sindrom Down, memanfaatkan kekuatan pembelajaran visual mereka dan memberikan konteks yang bermakna untuk konsep numerik. Namun, penting untuk menyesuaikan metode ini dengan kebutuhan individu setiap anak dan mengintegrasikannya dengan strategi pendidikan lainnya untuk memaksimalkan hasil pembelajaran.
