Pertanyaan apakah seorang anak berusia 28 tahun perlu melihat orang tuanya dianggap lebih termotivasi dapat dieksplorasi melalui lensa pengaruh orang tua terhadap motivasi. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan dan dukungan orang tua memainkan peran penting dalam membentuk motivasi anak di berbagai domain, termasuk prestasi akademik, aktivitas fisik, dan bahkan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Sementara pengamatan langsung penghitungan orang tua mungkin tidak diperlukan untuk motivasi, konteks yang lebih luas dari keterlibatan dan dukungan orang tua sangat penting.
Pengaruh Orang Tua pada Motivasi
Motivasi Akademik: Keterlibatan orang tua dalam pendidikan, seperti menetapkan harapan yang tinggi dan memberikan dukungan, telah terbukti secara positif mempengaruhi motivasi dan hasil akademik anak-anak. Hal ini terutama terlihat pada remaja, di mana dorongan dan tekanan orang tua dapat menyebabkan motivasi pencapaian yang lebih tinggi dan keberhasilan dalam pengaturan pendidikan (Dubey & Srivastava, 2013) (Riandi et al., 2022).
Aktivitas Fisik: Dukungan orang tua, baik instrumental maupun emosional, secara signifikan berkontribusi pada motivasi anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika orang tua memberikan sumber daya dan dorongan, anak-anak lebih cenderung berpartisipasi dan menikmati aktivitas fisik, yang meningkatkan motivasi intrinsik mereka (Torre-Cruz et al., 2019) (Moyano, 2012).
Perilaku Kesehatan: Dalam konteks kesehatan, perilaku dan sikap orang tua dapat mempengaruhi motivasi anak-anak untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat. Misalnya, motivasi orang tua untuk berhenti merokok dapat ditingkatkan oleh kekhawatiran tentang kesehatan anak mereka, menunjukkan bagaimana tindakan dan motivasi orang tua dapat memengaruhi kesejahteraan anak (Kanis et al., 2014)].
Peran Proses Sosial-Kognitif
Teori Nilai Harapan: Teori ini menunjukkan bahwa individu termotivasi untuk terlibat dalam tugas ketika mereka berharap untuk berhasil dan menghargai tugas tersebut. Keterlibatan orang tua dapat membentuk persepsi ini dengan menyediakan lingkungan yang mendukung yang menumbuhkan harapan positif dan nilai-nilai menuju pencapaian (Dubey & Srivastava, 2013).
Teori Penentuan Nasib Mandiri: Teori ini menekankan pentingnya otonomi, kompetensi, dan keterkaitan dalam motivasi. Orang tua yang menciptakan lingkungan yang mendukung kebutuhan ini dapat meningkatkan motivasi anak-anak mereka, terutama pada siswa berbakat dan berbakat (Garn et al., 2012)].
Perspektif yang Lebih Luas tentang Motivasi
Meskipun pengaruh orang tua signifikan, penting untuk menyadari bahwa motivasi itu beragam dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar keterlibatan orang tua. Perbedaan individu, seperti minat pribadi, pengaruh teman sebaya, dan motivasi intrinsik, juga memainkan peran penting. Selain itu, ketika individu dewasa, motivasi mereka mungkin menjadi lebih mandiri, kurang mengandalkan pengaruh orang tua dan lebih pada tujuan dan nilai-nilai pribadi. Oleh karena itu, meskipun dukungan orang tua bermanfaat, itu bukan satu-satunya penentu motivasi, terutama di masa dewasa.