Anak-anak dengan ADHD sering menghadapi tantangan dalam menulis karena defisit dalam memori kerja, fungsi eksekutif, dan keterampilan motorik. Namun, dengan strategi dan intervensi yang tepat, mereka dapat belajar menulis dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa sementara anak-anak dengan ADHD pada awalnya mungkin berjuang dengan tugas menulis, dukungan yang ditargetkan dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan menulis mereka. Jawaban ini akan mengeksplorasi peran memori kerja, dampak ADHD pada penulisan, dan intervensi efektif yang dapat membantu anak-anak ini meningkatkan keterampilan menulis mereka.
Peran Memori Kerja
- Memori kerja (WM) memainkan peran penting dalam menulis, karena terlibat dalam perencanaan, pengorganisasian, dan merevisi konten tertulis. Anak-anak dengan ADHD sering mengalami gangguan WM, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengelola tugas-tugas ini secara efektif(Capodieci et al., 2019)Â (Capodieci, 2018).
- Studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD membuat lebih banyak kesalahan ejaan dan memiliki kualitas tulisan yang lebih buruk ketika WM mereka kelebihan beban, seperti selama tugas yang memerlukan pemrosesan verbal atau visuospasial serentakan (Capodieci et al., 2019).
- Terlepas dari tantangan ini, anak-anak yang dapat mengelola beban WM verbal dengan lebih baik cenderung berkinerja lebih baik dalam tugas mengeja, menunjukkan bahwa memperkuat WM dapat mendukung keterampilan menulis (Capodieci et al., 2019).
Dampak ADHD pada Menulis
- Meta-analisis mengungkapkan bahwa siswa dengan ADHD mendapat skor lebih rendah daripada rekan-rekan mereka dalam kualitas tulisan, keluaran, kosa kata, ejaan, dan tulisan tangan (Graham et al., 2016).
- Kesulitan tulisan tangan sering terjadi, ditandai dengan penulisan yang tidak terbaca dan kecepatan yang tidak tepat, yang dapat berdampak negatif pada kinerja akademik dan harga diri (Racine et al., 2008).
- Defisit terkait ADHD dalam pengaturan diri dan kontrol perhatian juga berkontribusi pada kinerja yang lebih buruk dalam perencanaan, menerjemahkan, dan merevisi komposisi tulis (Casas et al., 2013).
Intervensi Efektif
- Pengembangan Strategi yang Diatur Sendiri (SRSD) telah terbukti meningkatkan panjang, kelengkapan, dan kualitas narasi yang ditulis oleh anak-anak dengan ADHD. Pendekatan ini membantu siswa mengembangkan strategi untuk merencanakan, memantau, dan mengevaluasi tulisan mereka (Reid & Lienemann, 2006) (Ludin, 2019).
- Intervensi yang berfokus pada peningkatan WM dan fungsi eksekutif juga dapat bermanfaat. Misalnya, tugas yang secara bertahap meningkatkan kompleksitas dapat membantu anak-anak membangun kapasitas WM mereka dan meningkatkan keterampilan menulis mereka (Capodieci, 2018).
- Pendekatan neurolinguistik yang mengontekstualisasikan aktivitas menulis dengan cara yang berarti bagi anak dapat memfasilitasi perolehan keterampilan menulis (Pereira & Coudry, 2016).
Sementara anak-anak dengan ADHD menghadapi tantangan yang signifikan dalam menulis, penting untuk menyadari bahwa kesulitan ini tidak dapat diatasi. Dengan dukungan dan intervensi yang tepat, seperti strategi peningkatan SRSD dan WM, anak-anak dengan ADHD dapat meningkatkan keterampilan menulis mereka dan mencapai kesuksesan akademis. Sangat penting bagi pendidik dan orang tua untuk menyediakan lingkungan yang mendukung yang memenuhi kebutuhan kognitif dan emosional anak-anak ini, membantu mereka membangun kepercayaan diri dan motivasi dalam kemampuan menulis mereka.