Silhouette of two children joyfully playing outdoors at sunset, capturing a moment of adventure.

Apakah Anak Hiperaktif Perlu Sekolah Khusus?

Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang menderita ADHD, membutuhkan sekolah khusus itu kompleks dan beragam. Penelitian menunjukkan bahwa sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan unik dalam pengaturan pendidikan tradisional, model pendidikan inklusif dapat secara efektif mendukung kebutuhan belajar mereka. Sekolah khusus mungkin tidak diperlukan jika sekolah umum dapat menerapkan strategi dan intervensi yang tepat. Namun, keputusan seringkali tergantung pada tingkat keparahan gejala anak dan sumber daya yang tersedia di sekolah biasa. Berikut adalah beberapa pertimbangan utama dari penelitian ini:

Pendekatan Pendidikan Inklusif

  • Lingkungan Belajar yang Mendukung: Model pendidikan inklusif telah terbukti menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak dengan ADHD dengan mengadaptasi metode pengajaran dan pengaturan kelas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini termasuk program intervensi yang dipersonalisasi dan strategi perubahan perilaku yang membantu anak-anak beradaptasi dengan lingkungan sekolah (Nurfadhillah et al., 2024) (Lincă, 2017).
  • Pelatihan Guru dan Adaptasi Kurikulum: Inklusi yang berhasil sering membutuhkan pelatihan khusus bagi guru untuk menangani kesulitan perilaku dan menyesuaikan kurikulum. Program-program seperti pendidikan ilmu motor inovatif telah menunjukkan peningkatan dalam inklusi sekolah dan keterlibatan bagi siswa dengan ADHD (Tafuri & Palma, 2025).

Tantangan di Sekolah Reguler

  • Perkembangan Perilaku dan Emosional: Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan perilaku berlebihan dan respons emosional, yang dapat mengganggu dinamika kelas dan memengaruhi interaksi sosial mereka. Perilaku ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetika dan pengaruh lingkungan (S & Purnama, 2024) (Faktor et al., 2024).
  • Dampak pada Hasil Belajar: Hiperaktif dapat menghambat kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan belajar secara efektif, yang mengarah pada kinerja akademik yang lebih rendah dan kesulitan dalam menguasai kurikulum. Hal ini juga dapat mempengaruhi lingkungan belajar bagi siswa lain (Faktor et al., 2024) (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).

Sekolah Khusus vs Sekolah Utama

  • Kebutuhan Dukungan Khusus: Meskipun pendidikan inklusif bisa efektif, beberapa anak dengan gejala ADHD yang parah dapat mendapat manfaat dari sekolah khusus yang menawarkan dukungan dan sumber daya yang disesuaikan. Sekolah-sekolah ini dapat menyediakan lingkungan yang lebih terkontrol dengan staf khusus yang dilatih untuk memenuhi kebutuhan spesifik anak-anak hiperaktif (Đurić-Zdravković & Japundža-Milisavljević, 2021).
  • Menyeimbangkan Inklusi dan Spesialisasi: Keputusan antara sekolah khusus dan sekolah umum harus mempertimbangkan kebutuhan individu anak, kemampuan sekolah untuk menyediakan akomodasi yang diperlukan, dan manfaat potensial dari integrasi sosial di sekolah reguler (Abidin, 2023)].

Berbeda dengan penekanan pada pendidikan inklusif, beberapa berpendapat bahwa sekolah khusus mungkin menawarkan lingkungan yang lebih cocok untuk anak-anak dengan gejala ADHD yang parah. Sekolah-sekolah ini dapat menyediakan sumber daya khusus dan staf yang dilatih untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak hiperaktif, yang berpotensi mengarah pada hasil pendidikan dan sosial yang lebih baik. Namun, efektivitas pendekatan semacam itu tergantung pada ketersediaan sumber daya dan kebutuhan spesifik anak. Pada akhirnya, pilihan antara pendidikan khusus dan arus utama harus dipandu oleh penilaian komprehensif tentang kebutuhan anak dan kemampuan lembaga pendidikan.

Nurfadhillah, S., Kurniawan, E., Aqmarani, A., Fitriya, D., Ulyah, E. S., Andreani, M. G., Syahra, N. P., Fadhillahwati, N. F., Pujianti, P., Putri, R. A., & Lestari, R. D. (2024). Mengoptimalkan Pembelajaran Bagi Anak Dengan Adhd Melalui Pendekatan Inklusif di Sekolah Dasar. Tarbiatuna. https://doi.org/10.47467/tarbiatuna.v4i2.1701
Lincă, F. I. (2017). Personalized Intervention Program For Children With Special Educational Needs (Adhd). https://doi.org/10.15405/EPSBS.2017.07.03.44
Tafuri, D., & Palma, D. D. (2025). Inclusion of Students with ADHD in Secondary School Through an Innovative Motor Science Educational Curriculum. Education Sciences. https://doi.org/10.3390/educsci15010078
S, A. S. K., & Purnama, R. L. (2024). Analisis Perkembangan Perilaku Dan Emosional ABK Hiperaktif Yang Mengalami Gangguan Konsentrasi Di Sekolah Ra Al-Hidayah. Student Scientific Creativity Journal. https://doi.org/10.55606/sscj-amik.v2i1.2782
Faktor, A., Dampak, D., Hiperaktif, P., Sekolah, S., Kelas, D., Terhadap, R., Belajar, H., Rizqi, A. M., Permana, B. S., Reygita, H., Rostika, D., & Sudarmansyah, R. (2024). Analisis Faktor Dan Dampak Perilaku Hiperaktif Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah Terhadap Hasil Belajar. Khatulistiwa (Pontianak). https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v4i1.2723
Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school. (2022). Наукові Записки Ніжинського Державного Університету Ім. Миколи Гоголя. https://doi.org/10.31654/2663-4902-2022-pp-1-46-53
Đurić-Zdravković, A., & Japundža-Milisavljević, M. (2021). Education of students with ADHD.
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Scroll to Top