Hiperaktif pada anak-anak sering disalahpahami dan dapat secara keliru disamakan dengan kenakalan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa hiperaktif adalah kondisi kompleks dengan berbagai dimensi perilaku, kognitif, dan sosial. Sementara anak-anak hiperaktif mungkin menunjukkan perilaku yang dianggap nakal, seperti impulsif dan kurang perhatian, perilaku ini tidak selalu menunjukkan perilaku buruk yang disengaja. Sebaliknya, mereka sering merupakan gejala dari masalah neurologis dan perkembangan yang mendasarinya.
Aspek Perilaku dan Kognitif
- Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan masalah perilaku, seperti masalah perilaku dan temperamen yang sulit, yang dapat disalahartikan sebagai kenakalan. Perilaku ini bertahan hingga tahun-tahun awal sekolah, meskipun kemajuan akademik mungkin tetap tidak terpengaruh (Prior & Leonard, 1987).
- Ada hubungan yang signifikan antara hiperaktif dan perilaku antisosial, tetapi ini sebagian besar dimediasi oleh perkembangan gangguan perilaku daripada hiperaktif itu sendiri. Hiperaktif saja tidak secara langsung mengarah pada perilaku kriminal (Mannuzza et al., 1989) (Cantwell, 1978).
- Anak-anak hiperaktif mungkin memiliki defisit dalam keterampilan sosial, yang dapat menyebabkan interaksi teman sebaya yang negatif dan persepsi tentang kenakalan. Mereka sering berjuang untuk mempertahankan hubungan dan menangani konflik antarpersonal (Grenell et al., 1987).
Pengaruh Sosial dan Lingkungan
- Interaksi antara anak-anak hiperaktif dan orang tua mereka dapat memperburuk kekacauan yang dirasakan. Ibu dari anak hiperaktif cenderung memaksakan lebih banyak kontrol, yang dapat berkontribusi pada kesulitan perilaku (Cunningham & Barkley, 1979).
- Lingkungan sekolah memainkan peran penting dalam mengelola perilaku hiperaktif. Guru dapat mengidentifikasi anak-anak hiperaktif dan menerapkan intervensi perilaku, yang dapat mengurangi kebutuhan akan perawatan medis (Jones et al., 1975).
- Teknik manajemen perilaku, seperti penguatan positif dan intervensi terstruktur, dapat secara signifikan meningkatkan perilaku pada anak-anak hiperaktif, menunjukkan bahwa kenakalan yang dirasakan dapat dikelola secara efektif dengan strategi yang tepat (A & C, 1997) (Murray, 1980).
Hasil Jangka Panjang dan Kesalahpahaman
- Studi longitudinal menunjukkan bahwa sementara anak-anak hiperaktif mungkin mengalami lebih banyak kecelakaan dan pergerakan geografis, hanya sebagian kecil yang terus menunjukkan perilaku antisosial yang parah hingga dewasa (Weiss et al., 1979).
- Gagasan bahwa hiperaktif adalah mitos atau hanya label untuk mengendalikan anak-anak ditantang oleh bukti faktor neurologis dan emosional yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut. Namun, ada kritik terhadap diagnosis berlebihan dan penggunaan obat-obatan psikoaktif sebagai alat pengendali (Schrag & Divoky, 1975).
Sementara anak-anak hiperaktif mungkin menunjukkan perilaku yang dianggap nakal, perilaku ini sering merupakan gejala dari kondisi yang mendasarinya daripada perilaku buruk yang disengaja. Manajemen dan pemahaman hiperaktif yang efektif dapat mengurangi perilaku ini, menyoroti pentingnya membedakan antara kenakalan dan gejala hiperaktif.