Anak-anak dengan hiperaktif, terutama mereka yang didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sering menghadapi tantangan dalam pemahaman membaca dibandingkan dengan teman sebayanya. Kesulitan ini terutama dikaitkan dengan defisit kognitif yang terkait dengan ADHD, seperti kurangnya perhatian, impulsif, dan memori kerja yang kurang berkembang, yang sangat penting untuk membaca dan memahami teks. Tantangan kognitif ini dapat menyebabkan masalah akademik yang signifikan, termasuk kesulitan dalam pemahaman membaca, decoding, dan kefasihan. Bagian berikut akan menyelidiki aspek-aspek spesifik tentang bagaimana hiperaktif mempengaruhi pemahaman membaca pada anak-anak.
Tantangan Kognitif dan Pemahaman Membaca
- Kurang Perhatian dan Impulsivitas: Anak-anak dengan ADHD sering berjuang untuk mempertahankan perhatian, yang sangat penting untuk pemahaman membaca. Kurangnya perhatian dapat menyebabkan kesulitan dalam memproses dan mempertahankan informasi dari teks, sehingga mempengaruhi keterampilan pemahaman (BÜLBÜL & Çuhadar, 2024) (“The impact of ADHD on reading.”, 2023).
- Defisit Memori Kerja: Memori kerja sangat penting untuk menyimpan dan memanipulasi informasi saat membaca. Anak-anak dengan ADHD sering memiliki memori kerja yang kurang berkembang, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami dan mengintegrasikan informasi dari teks (Kofler et al., 2019) (Friedman et al., 2017).
- Kecepatan Pemrosesan: ADHD dikaitkan dengan kecepatan pemrosesan kognitif yang lebih lambat, yang dapat menghambat kemampuan untuk memecahkan kode dan memahami teks secara efisien. Pemrosesan yang lebih lambat ini dapat menyebabkan kesulitan dalam kelancaran dan akurasi baca (McDougal et al., 2021) (Paula & Navas, 2018).
Dampak pada Keterampilan Membaca
- Decoding and Fluency: ADHD dapat secara langsung mempengaruhi keterampilan decoding, yang diperlukan untuk akurasi dan kelancaran membaca. Proses kognitif yang terlibat dalam decoding, seperti kesadaran fonologis dan pemrosesan ortografi, sering terganggu pada anak-anak dengan ADHDÂ (“The impact of ADHD on reading”, 2023)Â (Paula & Navas, 2018).
- Pemahaman Membaca: Karakteristik defisit fungsi eksekutif ADHD, seperti memori kerja dan perhatian yang buruk, secara tidak langsung dapat berdampak pada pemahaman membaca. Defisit ini membuat sulit bagi anak-anak untuk memahami dan menafsirkan ide dan pemikiran dalam teks (“The impact of ADHD on reading”, 2023) (Friedman et al., 2017).
Intervensi dan Dukungan
- Strategi Pendidikan: Guru dan psikolog memainkan peran penting dalam mendukung anak-anak hiperaktif dengan menerapkan strategi yang memenuhi kebutuhan belajar unik mereka. Intervensi khusus yang berfokus pada peningkatan perhatian dan memori kerja dapat membantu mengurangi kesulitan membaca (Silva et al., 2024).
- Intervensi Kognitif: Intervensi yang menargetkan proses kognitif, seperti memori kerja dan konversi ortografi, telah menunjukkan potensi dalam meningkatkan pemahaman membaca pada anak-anak dengan ADHD. Intervensi ini dapat dirancang untuk melatih keterampilan kognitif spesifik secara mandiri dan interaktif (Friedman et al., 2017).
Sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan yang signifikan dalam pemahaman membaca, penting untuk dicatat bahwa kesulitan ini tidak dapat diatasi. Dengan intervensi dan dukungan yang tepat, anak-anak dengan ADHD dapat meningkatkan keterampilan membaca mereka dan mencapai kesuksesan akademik. Selain itu, komorbiditas ADHD dengan gangguan membaca, seperti disleksia, semakin mempersulit kesulitan membaca yang dialami oleh anak-anak ini. Memahami faktor genetik dan kognitif bersama antara ADHD dan gangguan membaca dapat memberikan wawasan tentang intervensi yang lebih efektif dan strategi pendukung (Willcutt, 2018).