Kegiatan kinestetik telah terbukti bermanfaat dalam mengajarkan berbagai keterampilan kepada anak-anak, termasuk mereka yang hiperaktif. Kegiatan ini melibatkan anak-anak secara fisik, yang bisa sangat efektif bagi mereka yang memiliki kecenderungan hiperaktif, karena mereka sering berjuang dengan metode pembelajaran tradisional yang tidak banyak bergerak. Pembelajaran kinestetik melibatkan penggunaan gerakan fisik untuk membantu anak-anak memahami dan menyimpan informasi, menjadikannya pendekatan yang berpotensi efektif untuk mengajar anak-anak hiperaktif menghitung. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas kinestetik dapat meningkatkan keterampilan matematika awal dan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik bagi anak-anak, termasuk mereka yang menderita ADHD.
Manfaat Pembelajaran Kinestetik untuk Anak Hiperaktif
Keterlibatan dan Fokus: Kegiatan kinestetik dapat membantu anak-anak hiperaktif fokus lebih baik dengan menyalurkan energi mereka ke tugas-tugas pembelajaran yang produktif. Kegiatan ini membutuhkan keterlibatan fisik, yang dapat membantu mempertahankan perhatian mereka dan mengurangi gangguan. Misalnya, permainan kinestetik telah terbukti meningkatkan keterampilan matematika awal pada anak-anak dengan membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan (Utoyo et al., 2020) (Utoyo, 2019).
Peningkatan Retensi: Studi menunjukkan bahwa pembelajaran kinestetik dapat meningkatkan retensi konsep matematika. Program Matematika & Gerakan, yang menggabungkan gerakan tubuh, telah terbukti meningkatkan tingkat retensi fakta perkalian dibandingkan dengan metode tradisional (Ferder, 2015). Ini menunjukkan bahwa pendekatan serupa bisa efektif untuk mengajarkan berhitung kepada anak-anak hiperaktif.
Interaksi Sosial: Permainan kinestetik sering melibatkan interaksi sosial, yang dapat bermanfaat bagi anak-anak hiperaktif yang mungkin berjuang dengan keterampilan sosial. Permainan ini menciptakan peluang untuk pembelajaran kooperatif dan pemecahan masalah, yang dapat meningkatkan fleksibilitas kognitif dan keterampilan sosial (Cohen, 2010).
Kemampuan Beradaptasi terhadap Gaya Belajar: Pembelajaran kinestetik sangat cocok untuk anak-anak dengan ADHD, karena selaras dengan preferensi belajar mereka. Pendidik telah berhasil menerapkan gaya belajar kinestetik pada anak-anak dengan ADHD dengan melibatkan mereka secara langsung dalam kegiatan belajar dan merancang pengalaman belajar di luar ruangan (Fathoni & Bakhtiar, 2023).
Studi Kasus dan Contoh
Permainan Kinestetik dalam Pendidikan Anak Usia Dini: Penelitian yang dilakukan di taman kanak-kanak menunjukkan bahwa permainan kinestetik secara signifikan meningkatkan keterampilan matematika awal, dengan penilaian menunjukkan peningkatan 20% dalam kemampuan matematika dari siklus pertama hingga kedua penelitian (Utoyo, 2019).
Strategi Instruksional Kinestetik: Sebuah studi pada siswa kelas empat mengungkapkan bahwa strategi instruksional kinestetik dan manipulatif secara signifikan meningkatkan efikasi diri dan kepercayaan diri siswa dalam matematika, menunjukkan bahwa metode ini dapat disesuaikan untuk mengajar berhitung kepada anak-anak hiperaktif (Carr et al., 2024).
Tantangan dan Pertimbangan
Sementara aktivitas kinestetik menawarkan banyak manfaat, ada tantangan yang perlu dipertimbangkan. Tidak semua penelitian telah menunjukkan hubungan yang signifikan antara pembelajaran kinestetik dan prestasi akademik, menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampaknya pada kognisi dan kinerja (Ferder, 2015). Selain itu, efektivitas pembelajaran kinestetik dapat bervariasi di antara individu, seperti yang terlihat dalam penelitian di mana preferensi untuk metode kinestetik tidak selalu konsisten dengan efektivitasnya (Lozy et al., 2020). Pendidik harus menyesuaikan kegiatan ini dengan kebutuhan dan preferensi spesifik anak-anak hiperaktif untuk memaksimalkan efektivitasnya.
Kesimpulannya, aktivitas kinestetik dapat menjadi alat yang berharga untuk mengajar anak-anak hiperaktif menghitung, menawarkan manfaat seperti peningkatan keterlibatan, peningkatan retensi, dan peningkatan interaksi sosial. Namun, pendidik harus memperhatikan perbedaan individu dan terus mengeksplorasi dan menyempurnakan metode ini untuk memastikan mereka memenuhi beragam kebutuhan pelajar hiperaktif.