Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif, khususnya mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dapat makan makanan cepat saji beragam, melibatkan pertimbangan pola makan, hasil kesehatan, dan pengaruh perilaku.

Apakah Anak Hiperaktif Boleh Mengonsumsi Makanan Cepat Saji?

Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif, khususnya mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dapat makan makanan cepat saji beragam, melibatkan pertimbangan pola makan, hasil kesehatan, dan pengaruh perilaku. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD lebih cenderung mengonsumsi makanan cepat saji, yang dikaitkan dengan tingkat kelebihan berat badan dan obesitas yang lebih tinggi. Pola diet ini dapat memperburuk gejala ADHD dan berkontribusi pada hasil kesehatan yang merugikan. Namun, keputusan untuk mengizinkan konsumsi makanan cepat saji harus diimbangi dengan pertimbangan moderasi dan kualitas gizi.

ADHD dan Konsumsi Makanan Cepat Saji

  • Sebuah studi yang meneliti pola makan pada anak-anak dengan ADHD menemukan bahwa anak-anak ini memiliki skor faktor yang lebih tinggi untuk pola diet camilan/makanan cepat saji dibandingkan dengan anak-anak non-ADHD. Pola ini berkorelasi positif dengan skor gejala ADHD dan persentase lemak tubuh, menunjukkan bahwa konsumsi makanan cepat saji sebagian dapat memediasi hubungan antara gejala ADHD dan pertumbuhan fisik, berkontribusi pada tingkat kelebihan berat badan dan obesitas yang lebih tinggi pada kelompok ini (Lin et al., 2023).
  • Konsumsi makanan cepat saji lazim di kalangan anak-anak, dengan penelitian menunjukkan tingkat konsumsi yang signifikan di berbagai daerah. Misalnya, di China, sekitar setengah dari anak-anak mengonsumsi makanan cepat saji Barat dan China, tanpa hubungan signifikan langsung yang ditemukan antara konsumsi makanan cepat saji dan hasil kesehatan seperti obesitas dan hipertensi, meskipun faktor ibu memainkan peranan (Zhao et al., 2017).

Implikasi Kesehatan Makanan Cepat Saji

  • Makanan cepat saji seringkali padat energi dan rendah nutrisi penting, berkontribusi terhadap obesitas, hipertensi, dan gangguan metabolisme lainnya. Kenyamanan, rasa, dan strategi pemasaran membuat makanan cepat saji menarik bagi anak-anak, tetapi faktor-faktor ini juga berkontribusi pada kebiasaan diet yang tidak sehat (Das, 2016).
  • Konsumsi makanan cepat saji dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan masalah kesehatan terkait pada anak-anak dan remaja. Kedekatan gerai makanan cepat saji dengan sekolah dan strategi pemasaran agresif yang menargetkan anak-anak memperburuk risiko ini (Tsutiyeva & Dzgoeva, 2022)].

Pengaruh Perilaku dan Lingkungan

  • Konsumsi makanan cepat saji di kalangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk paparan iklan. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar iklan makanan cepat saji lebih cenderung mengonsumsi makanan ini, menyoroti dampak pemasaran pada pilihan diet (Dalton et al., 2017) (Xing et al., 2022).
  • Budaya makanan cepat saji didukung oleh tren masyarakat seperti keluarga inti dan orang tua yang bekerja, yang meningkatkan ketergantungan pada pilihan makanan yang nyaman. Pergeseran budaya ini memerlukan strategi untuk mempromosikan kebiasaan makan yang lebih sehat di antara anak-anak (Kaushik et al., 2011) (Krubaa, 2024).

Sementara konsumsi makanan cepat saji lazim dan sering dikaitkan dengan hasil kesehatan yang negatif, penting untuk mempertimbangkan konteks kebiasaan makan dan gaya hidup yang lebih luas. Moderasi dan keseimbangan, bersama dengan pendidikan tentang pilihan nutrisi, dapat membantu mengurangi beberapa efek buruk yang terkait dengan makanan cepat saji. Mendorong alternatif yang lebih sehat dan menerapkan kebijakan untuk mengatur pemasaran dan ketersediaan makanan cepat saji juga dapat berkontribusi pada hasil kesehatan yang lebih baik bagi anak-anak, termasuk mereka yang menderita ADHD.

Lin, S., Wu, D., Chen, S., Yan, W., Dou, L.-H., & Li, X. (2023). [Physical growth and dietary characteristics of children with attention deficit hyperactivity disorder: a cross-sectional study]. https://doi.org/10.7499/j.issn.1008-8830.2301052
Zhao, Y., Wang, L., Xue, H., Wang, H., & Wang, Y. (2017). Fast food consumption and its associations with obesity and hypertension among children: results from the baseline data of the Childhood Obesity Study in China Mega-cities. BMC Public Health. https://doi.org/10.1186/S12889-017-4952-X
Das, J. C. (2016). Fast Food Consumption in Children: A Review. https://doi.org/10.21767/2471-299X.1000001
Tsutiyeva, A. S., & Dzgoeva, F. K. (2022). Fast food and obesity: risks to children and adolescents? Obesity and Metabolism-Milan. https://doi.org/10.14341/omet12755
Dalton, M. A., Longacre, M. R., Drake, K. M., Cleveland, L. P., Harris, J. L., Hendricks, K., & Titus, L. J. (2017). Child-targeted fast-food television advertising exposure is linked with fast-food intake among pre-school children. Public Health Nutrition. https://doi.org/10.1017/S1368980017000520
Xing, D., Li, D. T., Zhao, L., & Cheng, G.-Y. (2022). [Correlation analysis between children and adolescents watching food TV advertising and fast food consumption]. https://doi.org/10.3760/cma.j.cn112150-20211206-01121
Kaushik, J. S., Narang, M., & Parakh, A. (2011). Fast food consumption in children. Indian Pediatrics. https://doi.org/10.1007/S13312-011-0035-8
Krubaa, P. (2024). Identification of a Social Problem: Fast-food Intake among Youth – An Interactive Narrative Review. SBV Journal of Basic Clinical and Applied Health Science. https://doi.org/10.4103/sbvj.sbvj_50_24
Scroll to Top