Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif dapat menulis dalam dua bahasa melibatkan pemahaman persimpangan bilingualisme, penguasaan bahasa, dan tantangan yang ditimbulkan oleh Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Penelitian menunjukkan bahwa sementara bilingualisme dapat menawarkan keuntungan kognitif, ADHD menghadirkan tantangan unik dalam penguasaan bahasa. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif memang dapat belajar dan menggunakan dua bahasa, meskipun kemahiran mereka dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor.
Bilingualisme dan Akuisisi Bahasa
- Anak-anak bilingual mampu memperoleh dua bahasa sejak lahir, mengelola dua sistem linguistik secara bersamaan, dan membuat pilihan bahasa yang mirip dengan bilingual dewasa pada usia dua tahun (Houwer, 1999).
- Bilingualisme dapat meningkatkan kesadaran metalinguistik, memungkinkan anak-anak untuk menganalisis dan memahami struktur bahasa lebih dalam, yang dapat bermanfaat dalam mempelajari berbagai bahasa (Cummins, 2014).
ADHD dan Tantangan Bahasa
- ADHD ditandai dengan kesulitan dalam perhatian dan pembelajaran, yang dapat memengaruhi penguasaan bahasa, termasuk pembelajaran bahasa kedua (Frenette & Mayer-Crittenden, 2018).
- Anak-anak dengan ADHD sering menghadapi tantangan bahasa pragmatis, mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dalam konteks yang berbeda(Azis et al., 2022).
- Terlepas dari tantangan ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa bilingualisme tidak selalu memperburuk gejala ADHD dan bahkan mungkin dikaitkan dengan tingkat perilaku terkait ADHD yang sedikit lebih rendah(Sharma et al., 2022).
Bilingualisme dan ADHD
- Anak-anak bilingual dengan ADHD mungkin mengalami keuntungan bilingual dalam fungsi eksekutif tertentu, seperti memori kerja, yang dapat mendukung pembelajaran bahasa (Lee & Hom, 2023).
- Namun, mengelola dua sistem bahasa juga dapat menimbulkan tuntutan kognitif tambahan, yang berpotensi mempengaruhi fungsi eksekutif seperti kontrol penghambatan dan pengalihan, yang sudah terganggu pada ADHDÂ (Lee & Hom, 2023).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemahiran Bahasa Bilingual
- Kualitas dan kuantitas masukan bahasa, strategi wacana orang tua, dan peran lembaga pendidikan secara signifikan mempengaruhi perkembangan bahasa bilingual pada anak-anak (Houwer, 2020).
- Anak-anak dengan diagnosis ganda ADHD dan gangguan bahasa perkembangan (DLD) menunjukkan profil linguistik yang bervariasi, dengan ADHD tidak selalu membuat mereka cenderung memiliki profil linguistik yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang memiliki DLD saja (“Linguistic profile in children with a double diagnosis of attention deficit and hyperactivity disorder and developmental language disorder”, 2023).
Sementara penelitian menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif dapat belajar dan menggunakan dua bahasa, kemahiran mereka mungkin dipengaruhi oleh tingkat keparahan gejala ADHD, sistem pendukung yang ada, dan kualitas paparan bahasa. Bilingualisme mungkin menawarkan manfaat kognitif tertentu yang dapat membantu dalam penguasaan bahasa, tetapi beban kognitif tambahan dalam mengelola dua bahasa juga dapat menghadirkan tantangan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dinamika ini dan mengembangkan strategi untuk mendukung perkembangan bahasa bilingual pada anak-anak hiperaktif.