Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif, khususnya mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dapat membaca dalam dua bahasa adalah beragam, melibatkan pertimbangan bilingualisme, kemampuan kognitif, dan tantangan spesifik yang ditimbulkan oleh ADHD. Penelitian menunjukkan bahwa sementara ADHD dapat menghadirkan tantangan dalam penguasaan bahasa dan membaca, bilingualisme dapat menawarkan keuntungan kognitif tertentu yang dapat mendukung kemampuan membaca dua bahasa. Namun, interaksi antara ADHD dan bilingualisme sangat kompleks dan memerlukan pemeriksaan yang cermat terhadap berbagai faktor.
Bilingualisme dan Keterampilan Kognitif dalam ADHD
- Anak-anak bilingual sering menunjukkan keterampilan kognitif yang ditingkatkan, seperti peningkatan memori kerja dan fungsi eksekutif, yang bermanfaat untuk pembelajaran bahasa dan membaca. Kekuatan kognitif ini berpotensi mengimbangi beberapa tantangan yang ditimbulkan oleh ADHD (Babayigit et al., 2022) (Lee & Hom, 2023).
- Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak bilingual dengan ADHD mungkin memiliki keuntungan dalam memori kerja pendengaran dan visual, yang sangat penting untuk membaca dalam dua bahasa. Namun, keuntungan ini tidak selalu meluas ke fungsi eksekutif lainnya seperti kontrol penghambatan atau pemecahan masalah (Lee & Hom, 2023).
Keterampilan Membaca pada Anak Bilingual dengan ADHD
- Anak-anak bilingual dengan ADHD mungkin menghadapi kesulitan dalam pemahaman membaca karena ukuran kosakata yang lebih kecil dalam bahasa kedua mereka, yang merupakan masalah umum di antara bilingual. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membaca secara efektif dalam kedua bahasa (Babayigit et al., 2022).
- Terlepas dari tantangan ini, anak-anak bilingual dengan ADHD tidak selalu berkinerja lebih buruk daripada rekan-rekan monolingual mereka dalam tugas membaca. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan mungkin mengungguli monolingual di area tertentu, seperti membaca kata semu, karena efek transfer positif dari bahasa pertama mereka (Fontoura & Siegel, 1995).
Akuisisi Bahasa dan ADHD
- ADHD dapat mempersulit penguasaan bahasa karena defisit perhatian, yang mempengaruhi kemampuan untuk fokus pada tugas pembelajaran bahasa. Ini bisa sangat menantang ketika mempelajari bahasa kedua, karena membutuhkan sumber daya kognitif tambahan (Frenette & Mayer-Crittenden, 2018).
- Namun, kehadiran ADHD tidak menghalangi kemampuan belajar dan membaca dalam dua bahasa. Dengan dukungan dan intervensi yang tepat, anak-anak dengan ADHD dapat mengembangkan kemahiran dalam kedua bahasa (Parks et al., 2024).
Peran Faktor Lingkungan dan Pendidikan
- Kualitas dan kuantitas masukan bahasa, serta dukungan pendidikan, memainkan peran penting dalam perkembangan bahasa anak-anak bilingual dengan ADHD. Program bahasa terstruktur dan lingkungan rumah yang mendukung dapat meningkatkan keterampilan membaca dalam kedua bahasa (Ramírez, 2000).
- Kebijakan pendidikan yang berfokus pada penilaian dan dukungan bahasa lisan sangat penting dalam membantu anak-anak bilingual dengan ADHD mencapai kemahiran membaca dalam kedua bahasa (Babayigit et al., 2022).
Sementara ADHD menghadirkan tantangan dalam penguasaan bahasa dan membaca, bilingualisme dapat menawarkan manfaat kognitif yang mendukung kemampuan membaca dua bahasa. Interaksi antara ADHD dan bilingualisme sangat kompleks, dan hasilnya dapat bervariasi berdasarkan perbedaan individu dan faktor lingkungan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi mekanisme spesifik di mana bilingualisme dan ADHD berinteraksi, dan bagaimana intervensi pendidikan dapat disesuaikan untuk mendukung anak-anak bilingual dengan ADHD dalam mengembangkan keterampilan membaca dalam kedua bahasa.