Anak-anak dengan hiperaktif, terutama mereka yang didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), memang dapat belajar membaca seperti anak lain, meskipun mereka mungkin menghadapi tantangan unik yang memerlukan intervensi khusus. Kesulitan utama bagi anak-anak hiperaktif dalam belajar membaca berasal dari masalah dengan perhatian, impulsif, dan terkadang gangguan membaca komorbid. Namun, dengan strategi dan intervensi yang tepat, anak-anak ini dapat mencapai keterampilan melek huruf yang sebanding dengan teman sebayanya. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai aspek topik ini, termasuk tantangan yang dihadapi oleh anak-anak hiperaktif, intervensi yang efektif, dan peran teknologi dalam mendukung pengembangan literasi.
Tantangan dalam Literasi untuk Anak Hiperaktif
- Perhatian dan Impulsivitas: Anak-anak hiperaktif sering berjuang untuk mempertahankan perhatian dan mengendalikan perilaku impulsif, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk fokus pada tugas membaca dan mengikuti instruksi dalam pengaturan kelas (Silva et al., 2024) (Oliveira & Coutinho, 2023).
- Gangguan Membaca Komorbida: Sebagian besar anak-anak dengan ADHD juga memiliki gangguan membaca komorbiditas, yang dapat memperburuk kesulitan dalam memperoleh keterampilan melek huruf. Studi menunjukkan bahwa 20-50% individu dengan ADHD memenuhi kriteria untuk gangguan membaca, mempersulit proses belajar mereka (Willcutt, 2018).
- Masalah Perilaku: Hiperaktif dan impulsif dapat menyebabkan tantangan perilaku di kelas, mempengaruhi pembelajaran anak dan kemampuan guru untuk memberikan instruksi yang efektif (Oliveira & Coutinho, 2023).
Intervensi Efektif
- Program Augmented Reality (AR) : Proyek AHA menunjukkan bahwa mengintegrasikan AR ke dalam program literasi dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca dan mengeja pada anak-anak dengan ADHD dengan meningkatkan perhatian dan motivasi (Tosto et al., 2021) (Chiazzese et al., 2018).
- Instruksi Membaca Intensiv: Penelitian telah menunjukkan bahwa program membaca yang intensif dan terstruktur dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan membaca untuk anak-anak dengan ADHD, terlepas dari apakah mereka juga menerima obat stimulan (Tannock et al., 2018).
- Dukungan Guru dan Psikol: Peran pendidik dan psikolog sangat penting dalam mengadaptasi metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang hiperaktif, memastikan bahwa kegiatan literasi menarik dan dapat diakses (Silva et al., 2024).
Peran Teknologi
- Intervensi Digital: Alat digital, seperti AR, telah terbukti menarik perhatian anak-anak hiperaktif lebih efektif daripada metode tradisional, memberikan pengalaman belajar interaktif dan menarik yang dapat mengarah pada hasil akademik yang lebih baik (Tosto et al., 2021) (Chiazzese et al., 2018).
- Umpan Balik dan Penilaian: Teknologi dapat menawarkan umpan balik langsung dan penilaian yang dipersonalisasi, membantu anak-anak dengan ADHD untuk melacak kemajuan mereka dan tetap termotivasi (Tosto et al., 2021).
Sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan yang berbeda dalam belajar membaca, ini dapat dikurangi melalui intervensi yang ditargetkan dan penggunaan teknologi. Penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan intervensi harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Selain itu, keterlibatan keluarga dan pendidik sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang mengatasi tantangan perilaku dan akademik.