Pertanyaan apakah anak-anak hiperaktif dapat belajar membaca sendiri tanpa bantuan orang tua atau guru itu kompleks dan beragam. Penelitian menunjukkan bahwa sementara beberapa anak hiperaktif dapat mengembangkan keterampilan membaca secara mandiri, mayoritas mendapat manfaat signifikan dari dukungan dan intervensi terstruktur. Hiperaktif sering hidup berdampingan dengan defisit perhatian, yang dapat menghambat perolehan alami keterampilan membaca. Namun, ada contoh pembelajaran spontan, terutama di antara anak-anak dengan kemampuan membaca sebelum waktunya, menunjukkan bahwa beberapa anak hiperaktif mungkin belajar membaca secara mandiri dalam kondisi tertentu. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai aspek topik ini.
Tantangan dalam Membaca Mandiri untuk Anak Hiperaktif
- Anak hiperaktif sering menghadapi kesulitan dalam konsentrasi dan belajar, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar membaca secara mandiri. Tantangan-tantangan ini memerlukan intervensi yang ditargetkan untuk memfasilitasi pengembangan literasi(Silva et al., 2024).
- Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dikaitkan dengan ketidakmampuan belajar, termasuk kesulitan membaca, yang bertahan sepanjang hidup tanpa intervensi (Bloom et al., 2005).
- Anak-anak dengan masalah perilaku dan keterampilan membaca yang buruk seringkali lebih lalai dan hiperaktif, menunjukkan bahwa masalah perilaku ini dapat memperburuk kesulitan membaca (Kallitsoglou, 2014).
Potensi untuk Pembelajaran Mandiri
- Beberapa anak menunjukkan kemampuan membaca sebelum waktunya, belajar membaca dengan lancar dan dengan pemahaman pada usia yang sangat muda tanpa instruksi langsung. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, anak-anak hiperaktif juga dapat mengembangkan keterampilan membaca secara mandiri (Margrain, 2005).
- Konsep pembelajaran “spontan”, di mana anak-anak belajar tanpa diajarkan secara eksplisit, telah diamati dalam beberapa kasus. Jenis pembelajaran ini sering didukung oleh lingkungan yang kaya dan motivasi intrinsik (Margrain, 2005).
Peran Dukungan dan Intervensi Terstruktur
- Pelatihan Instruksional Mandiri (SIT) dan intervensi terstruktur lainnya telah terbukti efektif dalam membantu anak-anak hiperaktif mengelola impulsif mereka dan meningkatkan hasil belajar mereka, termasuk membaca (Korhonen, 1986).
- Pendekatan perilaku, seperti penggunaan aktivitas dan penguat token, telah berhasil meningkatkan prestasi membaca di antara anak-anak hiperaktif (Fine, 1980).
- Pemahaman profesional dan intervensi yang disesuaikan oleh guru dan psikolog sangat penting dalam memfasilitasi pengembangan literasi pada anak-anak hiperaktif (Silva et al., 2024).
Studi Kasus dan Pengamatan
- Studi kasus telah menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif dapat meningkatkan keterampilan membaca mereka melalui program terstruktur yang mencakup manajemen diri dan teknik perilaku kognitif(Fine, 1980).
- Pengembangan sistem ortografi yang efektif pada anak hiperleksik, meskipun produksi bahasa dan gangguan pemahaman, menyoroti potensi pengembangan membaca mandiri dalam kondisi tertentu (Seymour & Evans, 1992).
Sementara beberapa anak hiperaktif dapat mengembangkan keterampilan membaca secara mandiri, mayoritas mendapat manfaat dari dukungan dan intervensi terstruktur. Kehadiran defisit perhatian dan hiperaktif seringkali memerlukan strategi pendidikan yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan belajar. Namun, potensi pembelajaran spontan ada, terutama di lingkungan yang menumbuhkan motivasi intrinsik dan menyediakan sumber belajar yang kaya. Ini menunjukkan bahwa sementara membaca mandiri dimungkinkan untuk beberapa anak hiperaktif, sebagian besar akan memerlukan beberapa tingkat bimbingan dan dukungan untuk mencapai literasi.