Pertanyaan apakah anak-anak perlu bisa membaca sebelum mereka belajar menulis itu rumit dan melibatkan pemahaman proses perkembangan literasi. Penelitian menunjukkan bahwa membaca dan menulis adalah keterampilan yang saling berhubungan yang berkembang secara bersamaan, bukan secara berurutan. Anak-anak memperoleh berbagai keterampilan pra-membaca dan pra-menulis yang meletakkan dasar untuk membaca dan menulis, menunjukkan bahwa keterampilan ini saling bergantung dan berkembang bersama-sama daripada yang satu mendahului yang lain.
Keterampilan Pra-Membaca dan Pra-Menulis
- Keterampilan Pra-Membaca: Sebelum anak-anak dapat membaca secara formal, mereka mengembangkan keterampilan pra-membaca seperti kesadaran fonologis, pengenalan huruf, dan keterampilan naratif. Keterampilan ini sangat penting untuk memahami prinsip alfabet dan untuk mendekode kata (Lozančić, 2019) (Juanola et al., 2017) (Ibaceta et al., 2022).
- Keterampilan Pra-Menulis: Demikian pula, keterampilan pra-menulis melibatkan kemampuan untuk memahami dan menggunakan simbol, serta mengembangkan keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk menulis. Keterampilan ini sering dikembangkan melalui kegiatan seperti menggambar dan bermain dengan huruf (Lozančić, 2019) (Podobnik, 2017).
- Perkembangan yang Terhubung: Pengembangan keterampilan ini sering didukung oleh lingkungan yang merangsang yang disediakan oleh pengasuh dan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman melek huruf awal (Lozančić, 2019) (Hanser, 2010).
Peran Faktor Sosial-Budaya dan Kognitif
- Pengaruh Sosial-Budaya: Perkembangan literasi awal secara signifikan dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, termasuk lingkungan anak dan praktik pendidikan yang mereka hadapi. Misalnya, anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang berbeda mungkin memiliki berbagai tingkat akses ke sumber daya literasi, yang dapat mempengaruhi keterampilan pra-literasi mereka (Ibaceta et al., 2022).
- Perkembangan Kognitif: Keterampilan kognitif seperti memori, perhatian, dan kemampuan untuk memproses rangsangan visual dan pendengaran adalah dasar untuk membaca dan menulis. Keterampilan ini berkembang melalui interaksi dengan kegiatan bahasa dan literasi (Küster, 2023) (Pinto, 2006).
Saling Ketergantungan Membaca dan Menulis
- Hubungan Dua Arah: Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca dan menulis saling mempengaruhi. Misalnya, belajar membaca dapat meningkatkan kemampuan anak untuk menulis dengan memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang struktur bahasa dan kosakata (Schild et al., 2011).
- Keaksaraan Kemunculan: Konsep literasi yang muncul menyoroti bahwa anak-anak mulai mengembangkan keterampilan melek huruf jauh sebelum mereka dapat membaca atau menulis secara formal. Ini termasuk mengenali huruf, memahami bahwa cetakan membawa makna, dan mulai menulis huruf dan kata (Hanser, 2010).
Sementara pengembangan keterampilan membaca dan menulis saling berhubungan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatannya sendiri. Beberapa filosofi pendidikan, seperti pendidikan Waldorf, menyarankan untuk menunda instruksi melek huruf formal agar selaras dengan perkembangan alami anak, menekankan pentingnya kesiapan dan ritme belajar individu (Bell, 2024). Perspektif ini menyoroti perlunya pendekatan seimbang yang mempertimbangkan kesiapan perkembangan anak dan konteks pendidikan di mana mereka belajar.