Anak-anak dengan Down Syndrome (DS) umumnya menunjukkan tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan dengan teman sebaya yang biasanya berkembang, sebagaimana dibuktikan oleh berbagai penelitian. Gangguan intelektual ini terutama disebabkan oleh anomali genetik trisomi 21, yang mempengaruhi perkembangan dan fungsi otak. Kecerdasan bagi (IQ) anak-anak dengan DS biasanya lebih rendah, yang berdampak pada kemampuan belajar dan fungsi adaptif mereka. Namun, tingkat kecacatan intelektual dapat bervariasi secara signifikan di antara individu dengan DS, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk profil metabolisme otak, ukuran antropometri, dan pengaruh lingkungan. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci yang berkontribusi untuk memahami tingkat kecerdasan pada anak-anak dengan Down Syndrome.
Profil Metabolik Otak
- Studi spektroskopi resonansi magnetik (MRS) telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan DS memiliki pengurangan yang signifikan dalam metabolit otak seperti N-asetil aspartat aspartat/creatine (NAA/Cr) dan myoinositol/creatine (MI/Cr) di berbagai daerah otak dibandingkan dengan kontrol. Pengurangan ini berkorelasi dengan skor IQ yang lebih rendah, menunjukkan bahwa profil metabolisme otak dapat memprediksi kemampuan intelektual pada anak-anak DS (Feil et al., 2023).
Tindakan Antropometri
- Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan DS memiliki skor IQ yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang sehat. Hal ini disertai dengan perbedaan pola pertumbuhan fisik, seperti tinggi yang lebih rendah dan lingkar kepala, yang terkait dengan perkembangan kognitif. Studi ini menemukan bahwa anak-anak dengan DS memiliki skor IQ yang jauh lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang biasanya berkembang (El-Feel et al., 2022).
Fungsi Kognitif dan Adaptif
- Individu dengan DS menghadapi tantangan kognitif ringan hingga berat yang memengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan pekerjaan. Tantangan ini tercermin dalam skor fungsi kognitif dan adaptif, yang umumnya lebih rendah daripada individu yang biasanya berkembang. Namun, ada variabilitas dalam skor ini, menunjukkan bahwa beberapa individu dengan DS mungkin berkinerja lebih baik dalam tugas kognitif tertentu daripada yang lain (Leghari & Ali, 2023) (Ali et al., 2023).
Kecerdasan Mengkristal dan Fluid
- Studi menggunakan teori grafik telah mengeksplorasi kinerja kognitif individu dengan DS, mengungkapkan bahwa sementara mereka umumnya mendapat skor lebih rendah dalam tes kecerdasan, ada area di mana mereka dapat tampil sebanding dengan mereka yang memiliki cacat intelektual non-spesifik. Misalnya, individu dengan DS menunjukkan hubungan yang relatif koheren antara kecerdasan yang mengkristal dan cairan, terutama di masa dewasa, menunjukkan area potensial kekuatan kognitif (Lifshitz et al., 2024).
Hasil Perkembangan Saraf
- Anak-anak dengan DS menunjukkan keterlambatan perkembangan yang signifikan dalam kemampuan motorik, swadaya, sosial, kognitif, komunikasi, dan keterampilan bahasa. Penundaan ini sering dikaitkan dengan kelainan mikrosefali dan EEG, yang selanjutnya berdampak pada perkembangan kognitif dan tingkat kecerdasan (Beshay et al., 2019).
Sementara tren umum menunjukkan tingkat kecerdasan yang lebih rendah pada anak-anak dengan Down Syndrome, penting untuk mengenali variabilitas dan potensi perkembangan kognitif dalam populasi ini. Faktor-faktor seperti intervensi pendidikan, dukungan lingkungan, dan perbedaan individu dapat mempengaruhi hasil kognitif. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan DS mungkin memiliki kekuatan dalam domain kognitif tertentu, seperti kemampuan verbal, yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan pendidikan dan terapeutik (Lifshitz et al., 2024) (Naranjo & Robles-Bello, 2020).