Anak-anak dengan sindrom Down (DS) umumnya memiliki harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan populasi umum, meskipun peningkatan yang signifikan telah diamati selama beberapa dekade terakhir. Kemajuan dalam perawatan medis, terutama dalam mengelola kelainan jantung bawaan dan komorbiditas lainnya, telah berkontribusi pada peningkatan tingkat kelangsungan hidup. Namun, kehadiran berbagai kondisi kesehatan dan faktor genetik masih menimbulkan tantangan untuk mencapai harapan hidup yang sebanding dengan individu tanpa DS. Bagian berikut mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi harapan hidup pada anak-anak dengan sindrom Down.
Cacat Jantung Bawaan dan Komorbiditas
- Cacat jantung bawaan lazim terjadi pada anak-anak dengan DS, mempengaruhi hampir 50% dari populasi ini, dan merupakan faktor signifikan dalam kematian dini. Kehadiran cacat ini meningkatkan risiko kematian pada periode postneonatal hampir lima lipat (Kucik et al., 2013).
- Komorbiditas umum lainnya termasuk penyakit pernapasan, hipotiroidisme, dan epilepsi, yang berkontribusi pada harapan hidup yang lebih rendah pada individu dengan DSÂ (Valentini et al., 2021)Â (Uppal et al., 2015).
- Risiko kematian untuk anak-anak dengan DS dan penyakit jantung bawaan (PJK) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak DS, dengan peningkatan risiko kematian 25 kali lipat dibandingkan dengan kontrol yang cocok tanpa PJK atau DSÂ (Engsner et al., 2024).
Perbaikan dalam Perawatan Medis dan Tingkat Kelangsungan Hidup
- Kemajuan dalam teknologi medis dan intervensi bedah telah secara signifikan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup untuk anak-anak dengan DS. Misalnya, harapan hidup individu dengan DS di negara-negara berpenghasilan tinggi meningkat dari sekitar sembilan tahun pada tahun 1949 menjadi 57 tahun pada tahun 2000Â (Glasson et al., 2017).
- Kesenjangan kelangsungan hidup antara anak-anak dengan DS dengan dan tanpa PJK telah menyempit selama beberapa dekade terakhir, dengan tingkat kelangsungan hidup dini meningkat secara signifikan (Wright et al., 2021).
- Probabilitas kelangsungan hidup keseluruhan untuk anak-anak dengan DS telah meningkat, dengan tingkat kelangsungan hidup 1 bulan, 1 tahun, 5 tahun, dan 20 tahun masing-masing sebesar 98%, 93%, 91%, dan 88%Â (Kucik et al., 2013).
Faktor Sosioekonomi dan Demografis
- Faktor sosial ekonomi dan demografis, seperti usia ibu, etnis, dan pendidikan orang tua, juga mempengaruhi harapan hidup pada anak-anak dengan DS. Misalnya, anak-anak kulit hitam non-Hispanik dengan DS memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah di luar masa bayi dibandingkan dengan anak kulit putih non-Hispanik(Kucik et al., 2013).
- Berat lahir rendah dan usia ibu yang lebih muda dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi pada anak-anak dengan DSÂ (O’Leary et al., 2018).
Pertimbangan Biologis dan Genetik
- Anak-anak dengan DS mengalami proses penuaan yang dipercepat, terutama mempengaruhi sistem kekebalan dan saraf pusat, yang berkontribusi pada harapan hidup mereka yang lebih pendek (Gensous et al., 2019).
- Faktor epigenetik, seperti metilasi DNA, berperan dalam proses penuaan dan kesehatan keseluruhan individu dengan DS, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme ini (Gensous et al., 2019).
Sementara anak-anak dengan sindrom Down secara historis memiliki harapan hidup yang lebih pendek, perbaikan dalam perawatan medis dan manajemen komorbiditas telah menyebabkan peningkatan tingkat kelangsungan hidup. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam mengatasi proses penuaan yang dipercepat dan dampak faktor sosial ekonomi. Penelitian berkelanjutan dan kemajuan perawatan kesehatan sangat penting untuk lebih meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup bagi individu dengan DS.