Anak-anak dengan Down Syndrome (DS) memang lebih rentan terhadap infeksi karena kombinasi faktor imunologis, anatomi, dan komorbiditas. Sistem kekebalan pada individu dengan DS ditandai oleh disregulasi, yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Kerentanan ini diperparah oleh kelainan anatomi dan kondisi kesehatan terkait yang lazim pada populasi ini. Bagian berikut akan menyelidiki faktor-faktor spesifik yang berkontribusi terhadap peningkatan kerentanan ini.
Faktor Imunologis
- Disregulasi Kekeunan: Anak-anak dengan DS menunjukkan disregulasi sistem kekebalan yang signifikan, termasuk respon imun bawaan dan adaptif. Ini termasuk peningkatan kadar sitokin, peningkatan pensinyalan interferon tipe I dan tipe II, dan penurunan ukuran kompartemen sel-B, yang secara kolektif berkontribusi terhadap infeksi parah dan autoimunitas (Szczawińska-Popłonyk et al., 2024) (Ramba & Bogunovic, 2023).
- Gangguan Fungsi Sel Kekeunan: Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan DS telah mengubah subpopulasi leukosit darah perifer, dengan makrofag dan granulosit yang disfungsional, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas migrasi dan fagositik. Disfungsi ini terkait dengan interferonopati terkait trisomi 21, yang merusak kemampuan tubuh untuk merespons infeksi secara efektif (Colvin et al., 2024).
- Infeksi Spesifik: Gangguan respons interferon tipe-III pada individu DS selama infeksi virus, seperti virus syncytial pernapasan (RSV), mengakibatkan peradangan saluran napas yang meningkat daripada gangguan kontrol virus, memperburuk keparahan infeksi (Chorvinsky et al., 2024).
Faktor Anatomi dan Komorbid
- Kelainan Anatomi: Anak-anak dengan DS sering memiliki kelainan anatomi orofaring dan tonus otot esofagus yang rendah, membuat mereka menjadi predisposisi pneumonia aspirasi yang melibatkan flora orofaring (Kelly, 2024).
- Masalah Pernafasan dan Jantung: Masalah sistem pernapasan, seperti pneumonia dan gagal napas akut, adalah penyebab utama rawat inap pada anak-anak dengan DS. Masalah ini sering diperburuk oleh penyakit jantung bawaan, yang umum terjadi pada populasi ini (Takita et al., 2024) (Takita et al., 2024).
- Infeksi Pernafasan Berulang (RRI): RRI lazim pada anak-anak dengan DS karena malformasi saluran napas dan komorbiditas seperti penyakit jantung bawaan dan refluks gastroesofagus, yang memerlukan pendekatan multidisiplin untuk perawatan (Ghezzi et al., 2024).
Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan
- Peningkatan Risiko dalam Pengaturan Klinis: Anak-anak yang sakit kritis dengan DS memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi terkait perawatan kesehatan (HAI) dan memerlukan durasi ventilasi mekanis yang lebih lama, yang selanjutnya meningkatkan kerentanan mereka terhadap infeksi (Fieno et al., 2025).
Sementara peningkatan kerentanan terhadap infeksi pada anak-anak dengan DS didokumentasikan dengan baik, penting untuk mempertimbangkan potensi peningkatan manajemen dan strategi pencegahan. Vaksinasi, pemantauan rutin, dan pendekatan multidisiplin untuk perawatan dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan meningkatkan hasil kesehatan untuk anak-anak ini. Selain itu, memahami disregulasi imun spesifik pada DS dapat mengarah pada terapi yang ditargetkan yang mengatasi kerentanan ini, berpotensi mengurangi kejadian dan keparahan infeksi pada populasi ini.