Anak-anak dengan sindrom Down (DS) memang dapat memiliki anak, meskipun ada pertimbangan signifikan mengenai kesuburan dan risiko genetik. Sementara anggapan infertilitas pada individu dengan DS telah didasarkan pada penelitian yang lebih tua, penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa individu dengan DS, terutama wanita, dapat hamil. Namun, ada tantangan dan risiko penting yang terkait dengan reproduksi pada individu dengan DS, termasuk implikasi genetik potensial bagi keturunan mereka.
Kesuburan pada Individu dengan Down Syndrome
- Kesuburan Perempuan: Wanita dengan DS dapat mengalami menopause dini, yang dapat mempengaruhi kesuburan mereka. Meskipun demikian, ada kasus terdokumentasi wanita dengan DS yang memiliki anak. Sebuah penelitian melaporkan bahwa di antara wanita dengan DS, ada kehamilan yang mengakibatkan anak-anak dengan DS dan mereka yang tidak, menunjukkan bahwa reproduksi dimungkinkan tetapi datang dengan risiko genetik (Parizot et al., 2019) (Foxton et al., 1965).
- Kesuburan Pria: Pria dengan DS umumnya dianggap mengalami penurunan kesuburan karena cacat spermatogenesis. Namun, kemungkinan menjadi ayah anak tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan, terutama dengan kemajuan teknologi reproduksi berbantuan (Parizot et al., 2019).
Risiko dan Hasil Genetik
- Implikasi Genetik: Keturunan orang tua dengan DS memiliki risiko lebih tinggi mewarisi kondisi tersebut. Model teoretis menunjukkan bahwa kemungkinan seorang anak dilahirkan dengan DS atau tanpa DS kira-kira sama ketika salah satu orang tua memiliki DS. Data historis dari ukuran sampel kecil mendukung harapan teoretis ini, dengan campuran hasil dalam hal kesehatan genetik anak-anak (Foxton et al., 1965).
- Kehamilan dan Hasil Neonatal: Wanita dengan DS yang hamil menghadapi peningkatan risiko hasil yang merugikan, seperti persalinan prematur dan kelainan bawaan pada anak-anak mereka. Risiko-risiko ini memerlukan konseling dan pemantauan medis yang cermat selama kehamilan (Alnoman et al., 2022).
Pertimbangan Etis dan Soal
- Hak Reproduksi: Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas menekankan hak untuk mendirikan keluarga, yang mencakup individu dengan DS. Ini menyoroti pentingnya mendukung hak reproduksi sambil mempertimbangkan implikasi etis dan kebutuhan untuk pengambilan keputusan yang terinformasi (Trigt, 2020).
- Konseling dan Dukungan: Konseling genetik memainkan peran penting dalam membantu individu dengan DS dan keluarga mereka memahami risiko dan membuat keputusan berdasarkan informasi tentang reproduksi. Konseling juga dapat memberikan dukungan dalam menavigasi pertimbangan etis dan sosial kompleks yang terkait dengan menjadi orang tua untuk individu dengan DS (Evers-Keibooms et al., 1981) (Oetting & Steele, 2008).
Sementara individu dengan sindrom Down dapat memiliki anak, keputusan untuk melakukannya melibatkan pertimbangan kompleks risiko genetik, hasil kesehatan, dan implikasi etika. Sangat penting untuk memberikan dukungan dan konseling yang komprehensif untuk memastikan pengambilan keputusan yang tepat dan untuk menegakkan hak-hak reproduksi individu dengan DS.