Anak-anak dengan sindrom Down memang dapat bekerja sebagai orang dewasa, meskipun peluang kerja dan pengalaman mereka dapat bervariasi secara signifikan berdasarkan beberapa faktor. Penelitian menunjukkan bahwa sementara ada peningkatan tingkat pekerjaan di antara orang dewasa dengan sindrom Down, tantangan seperti keragaman pekerjaan yang terbatas, hambatan sistemik, dan kebutuhan akan sistem dukungan yang disesuaikan tetap ada. Transisi dari pendidikan ke pekerjaan sangat penting dan membutuhkan perencanaan dan dukungan yang komprehensif untuk memastikan integrasi yang sukses ke dalam tenaga kerja.
Peluang dan Tantangan Kerja
- Tingkat Pekerjaan dan Sektor: Studi terbaru menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan untuk individu dengan sindrom Down telah meningkat, dengan sekitar 53% orang dewasa dipekerjakan. Namun, pekerjaan ini sering terkonsentrasi di sektor-sektor seperti layanan makanan, yang mungkin tidak sepenuhnya memanfaatkan keterampilan dan potensi mereka (Ting et al., 2024).
- Hambatan untuk Ketenagakerja: Bias sistemik dan keragaman pekerjaan yang terbatas merupakan hambatan yang signifikan. Meskipun sikap masyarakat positif terhadap mempekerjakan individu dengan sindrom Down, hambatan ini menghambat partisipasi penuh mereka dalam angkatan kerja (Ting et al., 2024).
- Sistem Pendukung: Sistem pendukung yang efektif sangat penting untuk keberhasilan pekerjaan. Program seperti Down Syndrome Program (DSP) telah mengembangkan kerangka kerja dan praktik terbaik untuk mendukung pekerjaan inklusif, menunjukkan pentingnya pendekatan yang disesuaikan untuk memenuhi beragam kebutuhan (Reynders et al., 2024)].
Pengembangan Keterampilan Sosial-Tenaga Kerja
- Pengembangan Keterampilan: Pengembangan keterampilan kognitif dan sosial sangat penting bagi kaum muda dengan sindrom Down untuk beralih ke dunia kerja. Program pendidikan dan publik yang berfokus pada inklusivitas dan pengembangan keterampilan sangat penting untuk mempersiapkan individu-individu ini untuk pekerjaan (Martín-Pinto, 2024).
- Perencanaan Transisi: Perencanaan transisi dari sekolah menengah ke pekerjaan sangat penting. Keterlibatan orang tua dan fungsi adaptif adalah faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan pekerjaan dan keterlibatan masyarakat untuk orang dewasa muda dengan sindrom Down (Loveall et al., 2022).
Kesehatan Mental dan Mekanisme Koping
- Masalah Kesehatan Mental: Orang dewasa dengan sindrom Down sering mengalami stres dan kecemasan, yang dapat memengaruhi pengalaman kerja mereka. Individu yang bekerja cenderung menggunakan mekanisme koping sosial lebih efektif, menyoroti pentingnya menangani kesehatan mental dalam pengaturan ketenagakerjaan (Scott et al., 2024).
- Strategi Mengatasi: Memahami dan mendukung kebutuhan kesehatan mental individu dengan sindrom Down dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan di tempat kerja dan meningkatkan pengalaman kerja mereka secara keseluruhan (Scott et al., 2024).
Peran Teknologi dan Aktivitas Fisik
- Teknologi Bantuan: Teknologi dapat memainkan peran penting dalam mendukung orang dewasa dengan sindrom Down di tempat kerja. Teknologi bantu yang disesuaikan yang mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi spesifik mereka dapat meningkatkan kinerja dan kemandirian kerja mereka (Johnson et al., 2024).
- Aktivitas Fisik: Terlibat dalam aktivitas fisik dapat meningkatkan hasil kesehatan dan kemampuan fungsional, yang bermanfaat bagi kinerja kerja. Intervensi olahraga telah terbukti meningkatkan kebugaran fisik dan kinerja tugas kerja pada orang dewasa dengan sindrom Down (Ballenger et al., 2023).
Sementara potensi pekerjaan di kalangan orang dewasa dengan sindrom Down menjanjikan, penting untuk mengatasi hambatan sistemik dan individu yang bertahan. Kebijakan komprehensif dan praktik inklusif diperlukan untuk menciptakan peluang kerja yang lebih beragam dan mendukung. Selain itu, mengatasi masalah kesehatan mental dan memanfaatkan teknologi dan aktivitas fisik dapat lebih mendukung keberhasilan integrasi mereka ke dalam tenaga kerja.