A young Middle Eastern boy looks concerned while standing in a library, showcasing emotions.

Apakah Anak Dengan Retardasi Mental Perlu Bimbingan Khusus Dalam Belajar Berhitung?

Anak-anak dengan keterbelakangan mental, atau cacat intelektual, memang membutuhkan bimbingan khusus dalam belajar berhitung. Kebutuhan ini muncul dari tantangan kognitif unik mereka, yang sering kali mencakup kesulitan dalam memahami konsep matematika, melakukan perhitungan, dan menerapkan strategi pemecahan masalah. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi pendidikan yang disesuaikan dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan berhitung mereka, membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan efektif untuk anak-anak ini. Bagian berikut akan mengeksplorasi berbagai aspek dari kebutuhan akan bimbingan khusus ini.

Tantangan dalam Pembelajaran Berhitung

  • Keterbatasan Kognitif: Anak-anak penyandang cacat intelektual sering memiliki kemampuan intelektual dan kognitif di bawah rata-rata, yang bermanifestasi sebagai proses berpikir dan belajar yang lebih lambat. Hal ini membuat metode pengajaran konvensional kurang efektif bagi mereka, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika yang membutuhkan pemikiran abstrak dan keterampilan memecahkan masalah (Finandhita & Octaviana, 2023) (“Performance of intellectually disabled in arithmetic skills in inclusive education”, 2022).
  • Kesulitan dengan Konsep Matematika: Banyak siswa dengan cacat mental berjuang untuk menguasai keterampilan menghitung dan menghitung dasar, bahkan setelah bertahun-tahun sekolah. Hal ini sering disebabkan oleh sifat abstrak matematika, yang dapat menjadi tantangan bagi anak-anak penyandang disabilitas intelektual untuk dipahami tanpa dukungan instruksional yang tepat (McEvoy & McConkey, 2009) (Bottge, 2010).

Intervensi Pendidikan yang Efektif

  • Metode Interaktif dan Menarik: Penelitian menunjukkan bahwa membuat pembelajaran interaktif dan menyenangkan dapat secara signifikan membantu anak-anak dengan cacat intelektual dalam memahami berhitung. Misalnya, menggunakan desain interaktif dalam media pembelajaran telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam melibatkan anak-anak ini dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas matematika (Finandhita & Octaviana, 2023).
  • Program Terstruktur dan Individual: Program seperti kurikulum Pemulihan Matematika yang disesuaikan telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan keterampilan berhitung di antara anak-anak dengan cacat intelektual yang parah. Program-program ini berfokus pada pengajaran individual, yang melayani kebutuhan belajar khusus setiap anak, sehingga meningkatkan hasil belajar mereka (Tzanakaki et al., 2014).
  • Penggunaan Game dan Tugas yang Disederhanakan: Menggabungkan permainan dan menyederhanakan tugas dapat membuat angka lebih bermakna dan belajar lebih menyenangkan bagi anak-anak penyandang cacat intelektual. Pendekatan ini memastikan keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran, yang sangat penting untuk mempertahankan motivasi dan keterlibatan (McEvoy & McConkey, 2009).

Bukti Perbaikan

  • Studi Empiris: Studi telah menunjukkan bahwa anak-anak penyandang cacat intelektual dapat mempelajari aturan perbandingan besaran umum dan meningkatkan keterampilan aritmatika mereka melalui intervensi yang ditargetkan. Sebagai contoh, sebuah penelitian menemukan bahwa anak-anak yang menerima pelatihan khusus mengungguli mereka yang tidak, menunjukkan efektivitas pendekatan pembelajaran terstruktur(Baroody, 1988) (“Performance of intellectually disabled in arithmetic skills in inclusive education”, 2022).
  • Manfaat Jangka panjang: Intervensi tidak hanya mengarah pada perbaikan segera tetapi juga memiliki efek yang bertahan lama. Misalnya, keuntungan dari program Pemulihan Matematika dipertahankan beberapa bulan setelah intervensi, menyoroti potensi manfaat jangka panjang dari program pendidikan yang dirancang dengan baik (Tzanakaki et al., 2014).

Sementara kebutuhan akan bimbingan khusus dalam pembelajaran berhitung untuk anak-anak dengan disabilitas intelektual terbukti, penting juga untuk mempertimbangkan konteks pendidikan yang lebih luas. Pengaturan pendidikan inklusif, di mana anak-anak dengan dan tanpa cacat belajar bersama, dapat memberikan manfaat sosial dan kognitif tambahan. Pengaturan ini mendorong interaksi teman sebaya dan dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang lebih mendukung. Namun, mereka juga memerlukan perencanaan yang cermat dan alokasi sumber daya untuk memastikan bahwa semua siswa menerima dukungan yang diperlukan untuk berkembang (“Performance of intellectually disabled in arithmetic skills in inclusive education”, 2022) (Butler et al., 2001).

Finandhita, A., & Octaviana, G. (2023). Interaction Design of Number Counting Operation Learning Media for Mildly Mentally Retarded Children. https://doi.org/10.1109/incitest59455.2023.10397032
Performance of intellectually disabled in arithmetic skills in inclusive education. (2022). Towards Excellence. https://doi.org/10.37867/te140465
McEvoy, J., & McConkey, R. (2009). Count me in. Journal of The British Institute of Mental Handicap (Apex). https://doi.org/10.1111/J.1468-3156.1986.TB00359.X
Bottge, B. A. (2010). Math Instruction for Children with Special Needs. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-044894-7.01126-X
Tzanakaki, P., Hastings, R. P., Grindle, C. F., Hughes, J. C., & Hoare, Z. (2014). An Individualized Numeracy Curriculum for Children with Intellectual Disabilities: A Single Blind Pilot Randomized Controlled Trial. Journal of Developmental and Physical Disabilities. https://doi.org/10.1007/S10882-014-9387-Z
Baroody, A. J. (1988). Number-comparison learning by children classified as mentally retarded. American Journal on Mental Retardation.
Butler, F. M., Miller, S. P., Lee, K., & Pierce, T. (2001). Teaching Mathematics to Students with Mild-to-Moderate Mental Retardation: A Review of the Literature. Mental Retardation. https://doi.org/10.1352/0047-6765(2001)039<0020:TMTSWM>2.0.CO;2
Scroll to Top