Anak-anak dengan keterbelakangan mental, sering dikategorikan di bawah cacat intelektual dan perkembangan (IDD), tampaknya lebih rentan terhadap obesitas dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang biasanya berkembang. Peningkatan kerentanan ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor termasuk tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, kebiasaan makan, dan faktor sosial ekonomi. Prevalensi obesitas pada populasi ini merupakan perhatian yang signifikan, karena dapat memperburuk masalah kesehatan yang ada dan menyebabkan komorbiditas tambahan. Bagian berikut akan mengeksplorasi bukti yang mendukung kerentanan ini dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadapnya.
Prevalensi Obesitas pada Anak dengan IDD
- Anak-anak dengan cacat intelektual memiliki prevalensi obesitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang biasanya berkembang. Studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan IDD 1,8 kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dan obesitas (Bodde et al., 2023).
- Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, anak-anak dengan cacat intelektual menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk kelebihan berat badan, dengan obesitas didefinisikan sebagai memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 20% di atas berat standar (Ito et al., 2023).
- Sebuah audit di Inggris menemukan bahwa 50% remaja dengan gangguan spektrum autisme (ASD) dan ketidakmampuan belajar kelebihan berat badan atau obesitas, menyoroti peningkatan risiko pada populasi ini (Cowling et al., 2022).
Faktor Berkontribusi
Aktivitas Fisik dan Gaya Hidup
- Anak-anak dengan IDD 45% lebih kecil kemungkinannya untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur, yang merupakan faktor signifikan yang berkontribusi terhadap tingkat obesitas yang lebih tinggi (Bodde et al., 2023).
- Proyek Healthy Carevers—Healthy Children Phase 3 (HC3) menyoroti pentingnya mengatasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti asupan makanan dan aktivitas fisik pada anak-anak dengan kebutuhan perawatan kesehatan khusus (Natale et al., 2024).
Kebiasaan Diet
- Kandungan makanan, perilaku makan, dan preferensi makanan anak-anak dengan gangguan perkembangan, termasuk mereka dengan keterbelakangan mental, sering ditandai dengan asupan kalori tinggi dan kualitas gizi rendah, berkontribusi terhadap obesitas (Kasagi et al., 2018).
- Sebuah studi di Jepang menemukan bahwa asupan nutrisi yang tidak memadai lazim di antara anak-anak dengan cacat intelektual, yang dapat berkontribusi pada obesitas bila dikombinasikan dengan aktivitas fisik yang rendah(Ito et al., 2023).
Pengaruh Sosial-Ekonomi dan Orang Tua
- Faktor orang tua, seperti BMI yang lebih tinggi dan tingkat pendidikan yang lebih rendah, dikaitkan dengan skor Z BMI yang lebih tinggi pada remaja dengan IDD. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi perilaku menetap dan kualitas diet (Bodde et al., 2023).
- Pendapatan rumah tangga yang lebih rendah dan tingkat pendidikan orang tua terkait dengan tingkat obesitas yang lebih tinggi pada anak-anak dengan IDD, menunjukkan status sosial ekonomi berperan dalam kerentanan obesitas (Bodde et al., 2023).
Disparitas Kesehatan dan Komorbiditas
- Anak-anak dengan sindrom Down, subkelompok IDD, menghadapi tantangan unik yang meningkatkan risiko obesitas, termasuk komorbiditas dan tantangan perkembangan yang mempengaruhi aktivitas fisik dan perilaku nutrisi (Schenkelberg et al., 2023).
- Tumpang tindih antara gangguan perkembangan saraf, defisit kognitif, dan kondisi kejiwaan pada anak-anak dengan obesitas menunjukkan bahwa faktor-faktor ini dapat menambah risiko obesitas pada anak-anak dengan IDDÂ (Dellenmark-Blom et al., 2024).
Sementara bukti menunjukkan bahwa anak-anak dengan keterbelakangan mental lebih rentan terhadap obesitas, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas dari kesenjangan kesehatan dan faktor sosial ekonomi yang berkontribusi terhadap masalah ini. Intervensi yang menargetkan obesitas pada populasi ini harus beragam, tidak hanya menangani aktivitas fisik dan kebiasaan makan tetapi juga pengaruh sosial ekonomi dan orang tua. Selain itu, melibatkan tim multidisiplin untuk mengembangkan intervensi yang disesuaikan dapat bermanfaat dalam mengelola dan mencegah obesitas di antara anak-anak dengan cacat intelektual dan perkembangan.