Menentukan apakah seorang anak dengan keterbelakangan mental harus belajar menulis di rumah atau di sekolah melibatkan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kebutuhan spesifik anak, sumber daya yang tersedia, dan potensi kolaborasi antara lingkungan rumah dan sekolah. Kedua pengaturan menawarkan keuntungan dan tantangan unik yang dapat memengaruhi pengalaman belajar anak. Pendekatan seimbang yang memanfaatkan kekuatan kedua lingkungan mungkin paling bermanfaat.
Pembelajaran Berbasis Sekolah
- Lingkungan Terstruktur: Sekolah menyediakan lingkungan terstruktur dengan akses ke pendidik khusus dan sumber daya yang disesuaikan untuk anak-anak penyandang cacat intelektual. Guru dilatih untuk menggunakan metode dan alat khusus untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh anak-anak ini, seperti kekurangan keterampilan persepsi-motorik (Baroody, 1988) (Munhoz et al., 2022).
- Interaksi Rekan: Sekolah menawarkan peluang untuk interaksi sosial dengan teman sebaya, yang dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran. Aspek sosial ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan menumbuhkan rasa memiliki (Scanlan, 2012).
- Akses ke Teknologi: Sekolah sering memiliki akses ke teknologi dan aplikasi khusus, seperti Write-Rite, yang dapat mendukung anak-anak dengan kesulitan menulis dengan menyediakan latihan interaktif dan menarik (Rahim & Jamaludin, 2019).
Pembelajaran Berbasis Rumah
- Perhatian Individual: Di rumah, anak-anak dapat menerima perhatian satu lawan satu dari orang tua, memungkinkan instruksi yang dipersonalisasi yang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar anak. Orang tua dapat terlibat dalam kegiatan yang mempromosikan keterampilan menulis awal, seperti membaca bersama dan mendorong menulis harian (Laganovska & Margevica-Grinberga, 2024).
- Keterlibatan Orangtua: Keterlibatan orang tua yang aktif sangat penting dalam mengembangkan keterampilan menulis. Orang tua dapat memberikan dorongan dan umpan balik, yang secara signifikan dapat berdampak pada motivasi dan kepercayaan anak (Laganovska & Margevica-Grinberga, 2024) (Johnson et al., 2024).
- Lingkungan Belajar Fleksibel: Pembelajaran berbasis rumah menawarkan fleksibilitas dalam hal penjadwalan dan mengadaptasi kegiatan agar sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Hal ini dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami konsep penulisan (Jaleha et al., 2023).
Pendekatan Kolaboratif
- Kemitraan Rumah-Sekolah: Pendekatan kolaboratif yang melibatkan rumah dan sekolah dapat mengoptimalkan hasil pembelajaran. Komunikasi antara guru dan orang tua melalui alat seperti buku catatan rumah-ke-sekolah dapat memastikan konsistensi dalam strategi pembelajaran dan memberikan sistem dukungan yang komprehensif untuk anak (Hall et al., 2003) (Jaleha et al., 2023).
- Sumber Daya dan Strategi Berbagus: Dengan berbagi sumber daya dan strategi, orang tua dan guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang kohesif yang memperkuat keterampilan yang dipelajari di kedua pengaturan. Kemitraan ini juga dapat membantu mengatasi tantangan yang muncul, memastikan bahwa anak menerima dukungan yang diperlukan untuk sukses (Scanlan, 2012).
Sementara lingkungan rumah dan sekolah memiliki kelebihan masing-masing, pendekatan yang paling efektif mungkin melibatkan kombinasi keduanya. Pendekatan ganda ini memungkinkan manfaat pengaturan sekolah yang terstruktur dan kaya sumber daya untuk dilengkapi dengan dukungan yang dipersonalisasi dan fleksibel yang tersedia di rumah. Dengan membina kemitraan rumah-sekolah yang kuat, anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat menerima pendidikan menyeluruh yang memenuhi kebutuhan unik mereka dan memaksimalkan potensi mereka.